Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kutemukan Mutiara yang Hilang (Eps,52)

21 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 22 Oktober 2019   11:01 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

TRUE Story : Dari Kisah, Kusujudkan Cintaku di Mesjid Sultan

Disela - sela kesibukan, aku kadangkala menelfon nya. Lalu  kami bernyanyi bersama,:

#Sekian lama sudah, kita tlah berpisah
Kurasa  kini engkau tak sendiri lagi
@Akupun kini juga seperti diri mu
Satu hati telah mengisi hidup ku
#@Tak perlu engkau tahu, rasa rindu ini
Dan lagi mungkin , kini kau telah bahagia
Namun andai kau dengar, syair lagu ini
Jujur saja , aku sangat, merindukan mu
Reff :    
#Memang tak pantas, mengkhayal tentang diri mu
Sebab  kau tak  lagi, seperti yang dulu
Kendati berat, rasa rindu ku pada mu,
Biarkan ku hadang, Rindu ku terlarang
#@Biar kusimpan saja, biar kupendam sudah
Terlarang sudah, rindu ku pada mu
#Ku puisikan rindu dihati ku
Kuharap tiada seorangpun tahu,

Video You tube, HP Record colection


"Lagu yang dinyanyikan Broery Marantika dan Dewi Yull ini, mengingatkan  kisah yang tengah kami jalani, cinta yang terlarang, Rindu yang terlarang. Kadang kami tertawa bersama, kadang kami menangis bersama. Tentu saja hanya lewat telfon!,!"

"Rasa ini menggemuruh begitu hebat nya, bahkan melebihi ketika kami masih duduk di bangku sekolah yang sama, ketika kami masih remaja",
 "- Ketika,,-  Rupa nya bukan hanya aku saja yang merasakan nya,- hatta kami  tak pernah bertegur sapa, ternyata, :"Gemuruh itu juga mengguncang dada nya, dengan tak kalah hebat nya!-" Itulah yang membuat ia  tak mau bicara dengan ku, karena tak mampu merangkai kata!,"

Kami merasa sangat dekat, kadang ku kirimkan puisi pendek untuk nya via sms, dengan bahasa jenaka.
Aku mengatakan, bahwa dalam waktu dekat, aku akan datang. Apakah kita boleh bertemu nanti, jika aku datang ke ponti.
Di jawab nya, :  " Tak boleh, saye takot, saye nak betapok jak, !" kata nya.Kami sekarang memang bukan kami yang dulu lagi.  Kami sekarang adalah seorang istri dan seorang suami.  Kami memiliki keluarga masing-masing. Keluarga yang telah hidup bersama selama lebih dari dua puluh tahun.  

Aku telah memiliki seorang anak gadis remaja, dan seorang putra yang menginjak dewasa. Demikian pula Dia, telah bersuami dan memiliki putra yang sudah dewasa dengan seorang anak  gadis menginjak remaja. Kami bukan lagi anak muda. Kami sudah "anak tua," Masa lalu cinta kami, tak mungkin kami hidup kan lagi.

DOKPRI,:
DOKPRI,:
= "Biarlah ini kan menjadi kenangan indah, kisah cinta dua anak manusia, yang tersimpan rapat di dalam dada, hingga  ajal memisahkan nya,="
"= Aku tak pernah menceritakan kisah ini pada istri ku, dan aku yakin, dia juga tak mungkin  membuka kisah batin nya, kepada suami nya.,="

-" Cinta Di ujung Senja,-"
Siang ini kata-kata yang mulai lelah
Rebah di kepala Ku
Saat bayangan Mu
Yang dulu sempat memeluk Ku
Kembali mewujud
Di temani tangis air mata waktu

Lihatlah air kapuas yang mulai mengental
Dan puisi yang akan kembali tanggal
 Tertebas tajam ujung pena
 Yang saling melukai
 Begitu perih, Begitu pedih
Mencari peluang yang tak mungkin terjangkau

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun