Mohon tunggu...
Amin Ridla Satya Graha
Amin Ridla Satya Graha Mohon Tunggu... Lainnya - Trainer Manager di Perusahaan Asuransi Jiwa Indonesia

WNI yang sangat cinta Indonesia, Trainer, Runner, Diver, Traveller, Backpacker, email:ridla@live.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akan Aku Tunggu Si Abang Ojek

8 November 2016   08:11 Diperbarui: 8 November 2016   08:18 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sore menjelang maghrib, dimana para  karyawan dan karyawati kantor bersiap untuk pulang ke rumah, saya lihat semuanya fokus dengan gadgetnya masing-masing. Ada yang bermuka kesal cemberut sambil berucap,”Gimana sih…koq lelet banget aplikasinya..”, ada yang mengernyitkan dahinya sambil bergumam,”Koq mahalan ini ya..”, ada yang tersenyum girang sambil angkat tasnya,”Bro..Sis..balik dulu ya..bang ojek udah sampai nih…”. Yes, sejak ada ojek online, tiap bubaran kantor sebagian dari pekerja kantoran termasuk saya sibuk dengan aplikasi ojek online untuk order mengantarkan ke rumah atau pun ke arah yang lain.

Kemunculan ojek online benar-benar sangat membantu aktivitas masyarakat Jakarta dan sekitarnya yang selalu terkena macet di sana-sini. Dengan ojek online kita tidak perlu repot lagi membawa kendaraan pribadi dan bersusah payah cari parkiran. Ojek online juga bisa menembus macetnya Jakarta dengan cepat tanpa kita harus bermulut manyun nyanyi-nyanyi gak jelas di mobil yang terjebak macet. Murah dan aman, dua kata tersebut juga bisa mewakili ojek online. Ongkos yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan taksi atau terkadang dengan kendaraan umum lainnya, pengalaman pribadi, dari tempat tinggal saya di Radio Dalam Jakarta Selatan ke tujuan Blok M Square, ojek online cukup mematok ongkos Rp.5000,-, terkadang kurang dari itu kalau sedang ada promo. “Siapa tahu dapet Bang Ojek yang cakep seperti di medsos…”, nah…kalau ini komentar dari rekan-rekan wanita saya yang masih jomblo…he..he..he…

Murah, aman, cepat, efektif menembus macet sehingga tidak perlu membuang waktu lama dan pelayanan yang ramah, hal tersebut yang sangat dibutuhkan oleh warga Jakarta dan sekitarnya terhadap kendaraan umum dan hal tersebut sudah cukup terwakilkan oleh ojek online. Tidak heran di jam-jam sibuk (pagi menjelang keberangkatan kerja dan sore menjelang pulang kerja) aplikasi ojek online agak susah untuk di-connect-kan dan ongkosnya biasanya lebih mahal dibandingkan di luar jam-jam sibuk tersebut. Karena di jam-jam sibuk tersebut, ojek online sedang jadi primadona penggunanya. Semuanya membutuhkan dan ingin secepatnya diantarkan ke tujuannya.

Rilisan terbaru BPS (Badan Pusat Statistik)  menyatakan ojek online ikut menurunkan angka pengangguran, jumlah pengangguran berkurang 530 ribu orang , kenaikan serapan tenaga kerja tertinggi terjadi di sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi dengan kenaikan sebesar 9,78 persen atau 500 ribu orang. Kenaikan di sektor transportasi ini salah satunya terpengaruh oleh maraknya layanan ojek online yang memberikan peluang pekerjaan bagi masyarakat.

Benar sekali, sejak ada ojek online memang pengangguran berkurang, pemandangan pemuda berjaket lusuh yang asyik nongkrong di sekitar kompleks saya juga berkurang. Pemuda-pemuda tersebut sudah beralih ke jaket hijau (jaket ojek online) dengan gadget di tangan siap menerima orderan. Di samping membuka lowongan kerja untuk pengangguran, ojek online juga bisa untuk menambah penghasilan karyawan kantoran. Sering saya bertemu dengan abang ojek yang beroperasi sepulang kerja dari sekitar kantornya menuju rumahnya, “Lumayan dari pada boncengan kosong…mendingan di ojekin sekalian buat teman ngobrol..”, begitu alasannya. Atau mereka beroperasi di hari libur. Mereka ada yang berprofesi sebagai security, Pak Pos, karyawan kantoran dan lain sebagainya yang bertujuan mencari tambahan penghasilan menjadi ojek online.

Kaum hawa pun banyak yang menjadi ojek online. Saya cukup terkejut ketika order yang datang ibu muda berjaket hijau sambil berkata “Kaget ya Pak…tukang ojeknya wanita, ayo Pak naik, saya sudah terbiasa koq boncengin bapak-bapak…”, mulut saya tersenyum dan langsung naik ke motor ojek tersebut. Di perjalanan dia bercerita, sejak menjadi ojek online penghasilan bertambah dan banyak teman-teman wanitanya yang berprofesi jadi ojek juga.”Lumayan bantu-bantu suami, duitnya ditabung buat sekolah anak..”,begitu katanya. Luar biasa Ibu ojek ini.

Sekarang layanan ojek online makin diperluas. Dahulu hanya mengantar orang, sekarang sudah bisa untuk pengiriman dokumen, pembelian makanan dan obat. Dan hal ini sangat membantu untuk masyarakat perkotaan yang membutuhkan layanan dengan cepat, murah dan tanpa membuang waktu dan tenaga.

Jadi kehadiran ojek online sekarang ini benar-benar bermanfaat bagi semuanya. Pengangguran berkurang, penghasilan bertambah, masyarakat pengguna ojek online termudahkan aktivitasnya.

Ada juga sih keluhan dari Abang Ojek mengenai kemacetan di Jakarta yang kian hari dirasa bertambah. Tapi kalau jalanan Jakarta lancar tidak macet, ya kita gak perlu ojek dong. Selama Jakarta masih macet, ojek online masih dibutuhkan. Kan ku tunggu selalu abang ojek untuk menembus macetnya Jakarta. Sayup-sayup terdengar nyanyian rekan kerja wanita yang menunggu ojek online mengubah lagunya Koes Plus, Bis Sekolah, menjadi, Bang Ojek ku…”Bang ojek ku yang ku tunggu-ku tunggu, gak datang-datang, ku telah lelah berdiri- berdiri,  menanti-nanti”,…he..he..he..sabar Sis, Bang Ojek pasti datang koq. (ARSG, Jakarta 8 November 2016).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun