Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengembara Cinta

19 September 2019   21:26 Diperbarui: 19 September 2019   21:47 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ari. Kota Surabaya. Tugu Pahlawan

Diujung timur pulau Jawa
Semuanya berawal kisah
Saat cinta pertama terajut
Dalam sebuah nyata bahasa

Bertahun merangkai untaian cerita
Menebarkan makna dari cinta
Pada semua yang tersua
Dalam derap tangis pun tawa

Mengalirkan sepenuh cinta
Tanpa memilih terus mengalir
Tanpa membedakan yang disebut kasta
Karena hanya cinta saja

Perjalanan berakhir penuh kenangan
Tersirat dalam segala benda pemberian
Tanda tersedihkan perpisahan
Meninggalkan ujung kota di Timur Jawa

Berlanjut tanpa henti cinta mengembara
Dalam bentangannya ke tengah pulaunya
Dalam kisah indah mengalir sama
Tetap memberi makna pada jiwa-jiwa

Mengejar ketertinggalan dalam gejolak
Bertarung melawan segala pergumulan
Berjuang menyelesaikan setiap panggilan
Dalam mulianya sebuah perjuangan

Tak terhenti hanya di tengah pulau Jawa
Berlanjut kisah perjalanan indah
Menuju sisi Barat pulau yang sama
Dalam segala pernak-pernik yang senada

Masih bersua mreka yang dianggap kecil
Mreka yang sering terlupakan suaranya
Mreka yang dianggap belum mengerti
Mreka yang selama ini justru mengajarku

Tak lekang waktu mempersatukan
Antara rindu menunaikan cinta
Pada mereka yang membutuhkan karya
Bukan sekedar kata-kata

Dalam berat dan penat saling beradu
Pun emosi saling berseteru
Seolah memberi pertanda agar mengadu
Pada Sang Khalik Sang Pemandu

Bilakah perjalanan cinta ini diakhiri
Bilakah segala daya juang terhenti
Bilakah lelah mengasihani diri
Bilakah waktunya semua selesai

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun