Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.750 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 26-02-2024 dengan 2.142 highlight, 17 headline, dan 105.962 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Megahnya Tugu Merdeka dan Kisahku di Purwokerto

25 Agustus 2019   16:55 Diperbarui: 25 Agustus 2019   18:07 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Purwokerto menjadi salah satu tempat penuh kenangan manis bagi saya. Di sinilah saya mulai dibentuk sebagai seorang yang belajar hidup mandiri. Bagaimana tidak, lulus SMP dari SMP favorit di desa, saya melanjutkan sekolah di Purwokerto. Para tetangga bilang, sudah ada SMA di kampung, untuk apa sekolah jauh-jauh ke Purwokerto. Kondisi ekonomi keluarga saya juga biasa. Bukan keluarga yang berlebih harta. Boleh dibilang malah minim. 

Tapi, Ibu saya sangat ingin agar saya mendapat pendidikan dengan kualitas terbaik yang bisa dijangkau. Tidak menutup fakta bahwa sekolah di kampung, juga berkualitas baik. Ibu saya hanya menginginkan agar anaknya bisa mendapatkan pendidikan yang lebih baik lagi dengan sekolah di kota. 

Kenyataannya memang dari lulusan SMP favorit di kampung saya, hanya siswa dengan 3 nilai tertinggi yang bisa diterima di SMA favorit unggulan no 1 di Purwokerto. Jadi teman saya satu SMP hanya 2 orang, tiga dengan saya. Berat sekali mengimbangi siswa-siswa unggulan dari berbagai daerah yang menyatu di sekolah ini. Nah, ini sudah sangat lama berlalu. Saat pendidikan belum menggunakan sistem zonasi.

Saya harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam menggunakan bus umum dari kampung ke Purwokerto. Karena itulah saya kos di sini. Saya sudah jadi anak kos sejak SMA kelas 1. 

Sekolah saya terletak tidak jauh dari Tugu megah ini. Tugu yang terkenal dengan nama Tugu Merdeka, ternyata juga sering disebut sebagai Tugu Pembangunan dan juga Tugu Pancasila.

Tugu Pancasila = Tugu Merdeka = Tugu Pembangunan di Purwokerto photo by Ari
Tugu Pancasila = Tugu Merdeka = Tugu Pembangunan di Purwokerto photo by Ari
Mengapa disebut sebagai Tugu Merdeka? Letak tugu ini memang di pertigaan yang menghubungkan jalan Merdeka dan Jalan Sudirman. Pada masa kemerdekaan dulu, pernah diadakan konvoi dan karnaval oleh para pejuang di sepanjang jalan tersebut untuk merayakan kemerdekaan sehingga dinamakan Jalan Merdeka. Karena tugu tersebut ada di ujung jalan ini, maka disebut sebagai Tugu Merdeka.

Tugu Merdeka di Purwokerto. Photo by Ari
Tugu Merdeka di Purwokerto. Photo by Ari
Mengapa disebut sebagai tugu Pembangunan dan Tugu Pancasila sebagai nama lainnya? Saya tidak menemukan jawaban pasti untuk kedua pertanyaan ini. Saya mendapatkan informasi karena adanya gambar lambang ke lima sila Pancasila di tugu ini maka disebut Tugu Pancasila. Sumber baca di Sini.

Di dekat tugu ini ada gereja tempat saya juga beribadah beberapa kali. Karena letaknya berseberangan dengan letak sekolah saya. Setiap Sabtu dalam 2 Minggu saya pulang kampung. Jadi hanya sesekali saja saya beribadah di gereja dekat tugu ini. Di depan gereja ada perpustakaan Persadaku Merdeka. 

Di halaman perpustakaan inilah saya sering baca koran/surat kabar dengan bebas. Karena ada surat kabar yang dipasang di papan kaca di halaman depan perpustakaan. Koleksi buku perpustakaan ini juga saya sukai. Beberapa kali saya meminjam buku di perpustakaan Persadaku Merdeka. 

Selain tempat meminjam dan membaca buku, di perpustakaan ini pula  saya sering berdiskusi dan belajar bersama beberapa teman sekolah. Kenangan yang indah ya di kota Purwokerto Jawa Tengah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun