Mohon tunggu...
Adeng Septi Irawan
Adeng Septi Irawan Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penulis adalah seorang pemerhati dunia junalistik, komunikasi, hukum, birokrasi, dan sastra. bisa dihubungi di email irawan_34@yahoo.com

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Sejarah Melalui Film Pendek

14 Januari 2020   10:29 Diperbarui: 27 April 2020   12:40 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah di masa lalunya. Sejarah memiliki sifat unik, penting, dan abadi. Sejauh ini kurikulum pendidikan masih memasukkan mata pelajaran sejarah sebagai objek studi di kalangan pendidikan dasar hingga menengah. 

Sistem pembelajaran sejarah sejauh ini masih menggunakan konsep membaca teori yan ada di dalam buku pelajaran. Ilmu sejarah adalah ilmu yang memiliki keunikan tersendiri, Jika seseorang ingin tahu sejarah, maka ia harus membaca.

Sejarah itu pengalaman bangsa di masa lalu, penerapan metode membaca dalam memahami ilmu sejarah dirasa hanya sebatas pengetahuan saja. Sehingga tak heran jika banyak siswa tidak menerapkan apa yang telah dibaca di buku sejarahnya. 

Padahal, sasaran yang ditetapkan Kemendikbud dalam Kurikulum 2006 (KTSP) tidak hanya sebatas pengetahuan saja, melainkan agar nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Metode pembelajaran sejarah yang efektif yakni dengan visual atau menggunakan film pendek sebagai sarana pembelajaran. Pemutaran film pendek yang berisikan sejarah dirasa lebih tepat sasasran ketimbang siswa disuruh membaca buku hingga seleai. 

Daya ingat dengan metode visual lebih baik daripada dengan metode membaca sendiri. Sejalan dengan sasaran utama keberhasilan pendidikan sejarah yang ditetapkan oleh Kemendikbud tampaknya menggunakan film pendek sebagai sarana pembelajaran lebih menguntungkan.

Kelebihan pembelajaran sejarah dengan film pendek dibanding dengan membaca buku secara langsung, diantaranya: Pertama, waktu pembelajaran yang relative singkat sehingga tidak banyak waktu yang terbuang sia-sia, Kedua Nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah bisa diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, ketiga siswa lebih mudah dalam memahami alur sejarah, keempat Guru lebih mudah dalam mengajar karena siswa cepat memahami mata pelajaran sejarah yang diajarkan. Nah itu salah satu keuntungan belajar sejarah dengan metode pemutaran film.

Dibandingkan membaca langsung jelas metode pemutaran film pendek lebih menguntungkan baik bagi siswa ataupun guru. Tetap saat ini tidak semua sekolah menerapkan metode semacam ini. 

Banyak alasan yang melatarbelakangi mereka tidak menggunakan metode semacam ini, diantaranya: pertama, minimnya anggaran dana sekolah untuk penyedia fasilitas pemutaran film, kedua Siswa menjadi malas membaca karena dengan film mereka merasa lebih mudah, ketiga guru menjadi super sibuk lantaran harus mencarikan kaset sejarah untuk diputar di kalangan pelajar. Memang setiap sistem pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Sekolah swasta cenderung memiliki fasilitas yang memadai ketimbang sekolah negeri. Mau tahu alasannya kenapa? Di sekolah Swasta biasanya anggaran dana dikelola oleh yayasan yang notabene milik swasta, sehingga proses pencairannya pun mudah. 

Hal ini jauh berbeda dengan sekolah negeri milik pemerintah yang anggaran dananya dikelola oleh pemerintah, proses pencairan dan prosedur administrasinya sangatlah sulit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun