Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sang Penjemput Raga

23 September 2019   19:19 Diperbarui: 23 September 2019   19:25 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi artmajeur.com

Duhai mentari bersinar dalam debar
Lihatlah sepasang mata menanti penuh harap
Seakan berkata "kapan dia datang?"
Setiap hari tak lelah menanti menatap langit

Duhai rembulan bersinar dalam bayang
Sinar penuh kelembutan berteman kejora
Lihatlah sepasang kaki begitu kuat menanti
Ia selalu berdiri ditempat telapak kaki kekasih berdiri

Duhai angin berdesir menyapu pipi
Lihatlah pipi lembut merona kemerahan
Seolah usapan sepasang tangan kekasih
Sampaikan kerinduan untuk belahan jiwa dengan tiupan lembutmu

Duhai titik embun sang penyejuk hati
Lihatlah sebongkah hati menahan rindu
Sampaikan sebuah  pesan dengan rasa sejukmu
"Kapan ia menjemput ragaku, bukankah rasaku sudah dalam genggamannya?"

ADSN1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun