Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Katamu Kita Bagai Cermin

17 Juni 2019   13:49 Diperbarui: 17 Juni 2019   13:52 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Engkau yang paling benci dipanggil kau, mengingatkan dua raga terpisah tapi satu jiwa, salah satu saling merasakan yang dilakukan salah satunya, dan kita rasakan itu.

Engkau yang paling benci rasa cemburu tapi pencemburu, selalu berkata cemburuku menyakitkan dan rasa cemburumu juga membuatku sakit, masa lalu bagai hantu selalu muncul tetiba, engkau jengah merasa terganggu, engkau tak mau membuatnya lebih terluka, aku diam.

Engkau terluka dengan masa lalu yang kututup didasar laut. Engkau buka dan terluka tak berdarah.

Engkau yang hatimu ada padaku, selalu berkata kita bagai cermin, apa yang diri lakukan akan dilakukan olehmu, pun sebaliknya.

Tak perlu risau, ku jaga hatimu seperti engkau menjaga hati yang kutitip padamu. Terbanglah setinggi langit dan engkau tau kemana harus kembali.

ADSN, 170619

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun