Mohon tunggu...
Wira D. Purwalodra (First)
Wira D. Purwalodra (First) Mohon Tunggu... Penulis - Let us reset our life to move towards great shifting, beyond all dusruption.

Saatnya menyibak RAHASIA kehidupan semesta yang Maha Sempurna ini, dengan terus menebar kebajikan untuk sesama dan terus membuat drama kehidupan dan bercerita tentang pikiran kita yang selalu lapar, dahaga dan miskin pengetahuan ini. Sekarang aku paham bahwa kita tidak perlu mencapai kesempurnaan untuk berbicara tentang kesempurnaan, tidak perlu mencapai keunggulan untuk berbicara tentang keunggulan, dan tidak perlu mencapai tingkat evolusi tertinggi untuk berbicara tentang tingkat evolusi tertinggi. Karena PENGETAHUAN mendahului PENGALAMAN.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Ritual Ibadah vs Ritual Belanja

5 Februari 2015   06:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:48 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_395016" align="aligncenter" width="600" caption="Ilustrasi/Kompasiana (Kompas.com/EPA/MOHAMED MESSARA)"][/caption]

Akhir Januari 2015, saya berkesempatan menjalani ibadah Umroh dengan biaya gratis. Perasaan syukur yang tiada terkira ini tentu tidak menjadikan saya lupa diri untuk menegaskan kembali, apa yang menjadi tujuan pokok saya melaksanakan ibadah Umroh ini dan apa yang perlu saya persiapkan, baik fisik maupun spiritual, serta perbekalan yang sebisa mungkin membantu saya dalam memperlancar jalannya ibadah Umroh tersebut. Kemudian memaknai perjalanan Umroh ini sebagai perjalanan spiritual, bukan hanya sebatas perjalanan wisata spiritual saja.

Saya pikir menjalani ibadah Umroh, merupakan kegiatan yang didominasi dengan kegiatan travelling. Mulai dari rencana pengurusan paspor, visa, penginapan, dan city tour ke beberapa tempat bersejarah. Sementara, kegiatan ritual ibadahnya mulai dari Ihram (menggunakan pakaian ihram), Tawaf (mengelililing Ka'bah 7 putaran), Sa'i (berlari-lari lambat di area Shafa-Marwah), sampai dengan Tahallul (memotong sebagian rambut kepala). Ritual ibadah Umroh ini bisa diselesaikan hanya dalam waktu dua jam saja, sementara kegiatan lainnya lebih didominasi dengan kegiatan jalan-jalan dan belanja.

Mungkin bagi mereka yang tidak mempersiapkan diri secara spiritual, atau apa yang mesti dilakukan di Kota Madinah dan Mekkah dalam rangka melaksanakan ritual ibadah, pastinya akan terjebak pada ritual jalan-jalan dan belanja saja. Karena selama tujuh hari sampai sembilan hari di Kota Mekkah dan Madinah, ritual-ritual ibadah kita bisa diisi dengan berbagai macam ibadah wajib dan sunnah, mulai dari membaca Al-Qur'an, dzikir, shalat wajib, shalat sunnah dan lain-lain. Hanya saja, ketika kita tidak mampu menyusun rencana dan target ibadah-ibadah personal secara khusus, maka kita tidak akan mampu memanfaatkan waktu yang sangat sebentar ini untuk melakukan rencana-rencana pertaubatan, peningkatan keimanan/keyakinan dan ketakwaan kita kepada Sang Khaliq.

[caption id="" align="aligncenter" width="300" caption="Foto koleksi pribadi"]

1423067145931948468
1423067145931948468
[/caption]

Sebisa mungkin kegiatan ibadah Umroh, selain menjalankan Umroh wajib dan sunnah, secara khusus kita juga perlu merumuskan lagi rencana dan target-target yang mesti dicapai secara pribadi. Merencanakan target ibadah secara pribadi ini menjadi penting, karena tanpa rencana khusus kita akan terjebak pada ritual lainnya, seperti jalan-jalan dan belanja saja. Bagi orang Indonesia, belanja di negara orang menjadi suatu prestise/kebanggaan tersendiri, hal ini terlepas dari apakah ia memiliki sifat hedonis atau tidak. Yang jelas, bahwa ritual belanja menjadi agenda besar bagi mereka yang melaksanakan Umroh, karena bisa menyita waktu berjam-jam.

Merencanakan secara khusus target-target peribadatan secara personal ini ditujukan agar seluruh rangkaian kegiatan Umroh, yang lebih banyak didominasi oleh kegiatan travelling bisa lebih bermakna secara pribadi. Rencana tersebut antara lain, ketika kita di Madinah, berapa kali kita mesti shalat di Raudhoh di dalam Masjid Nabawi atau shalat-shalat sunnah lainnya, lalu apa saja doa-doa yang mesti kita lantunkan sebagai upaya untuk melakukan perubahan pribadi, keluarga, maupun masyarakat. Kemudian, ketika kita berada di Mekkah, berapa kali kita mesti melakukan Tawaf dalam sehari semalam. Shalat wajib dan sunnah apa saja yang harus dilakukan di Masjidil Haram. Doa-doa apa saja yang kita mintakan kepada Allah Swt selama di Multajam dan Hijir Ismail, serta apa saja yang harus kita lakukan terkait pengelolaan waktu ibadah secara personal.

Merumuskan rencana ritual yang dilakukan secara pribadi ini memang jarang dilakukan oleh sebagian besar orang, namun akan sangat efektif dan efisien jika waktu yang sangat sebentar ini bisa kita manfaatkan seoptimal mungkin, untuk melakukan perubahan-perubahan secara signifikan (nyata), untuk kepentingan pribadi, keluarga dan masyarakat.

Ketika rencana khusus ibadah pribadi ini tidak kita susun dengan baik, banyak dari para jamaah Umroh, selain tidak mampu memanfaatkan waktunya untuk memperbanyak ibadah wajib dan sunnah, mereka akan merasa rugi dan menyesal. Penyesalan ini pun terkadang terungkap dalam bentuk keinginannya untuk bisa kembali Umroh di tahun depan. Tetapi perlu kita ingat bahwa tanpa adanya pemahaman ritual umroh, tidak akan ada penghargaan. Dan tanpa penghargaan, kita tidak akan ada penghayatan.

Bentuk penyesalannya lainnya, terungkap dari keluh kesah mereka, mengapa saya tidak memperbanyak shalat-shalat sunnah? Mengapa saya tidak berusaha ke Multajam atau mencium Hajar Aswad? Mengapa saya tidak melakukan shalat wajib secara penuh di Masjidil Haram atau Masjid Nabawi? Mengapa saya tidak mengkhatamkan tadarus Al-Qur'an selama berada di Tanah Suci? dan lain sebagainya.

Ternyata juga, ketika kita tidak mampu menyusun rencana dan target-target secara personal dalam menjalankan ibadah Umroh ini, secara langsung akan diambil alih oleh ritual-ritual lain, seperti jalan-jalan dan belanja. Inilah yang akhirnya, kita lebih lama belanjanya daripada melaksanakan ibadah wajib dan sunnah selama ber-Umroh di Tanah Suci. Wallahu A'lamu Bishshawwab.

Bekasi, 4 Februari 2015.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun