Mohon tunggu...
Annisa Uswatun Hasanah
Annisa Uswatun Hasanah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - To be a counselor

Writer blog and reflection

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Drama Urus Paspor Sampe Nangis Bombay

31 Desember 2019   14:35 Diperbarui: 31 Desember 2019   15:11 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Paspor Indonesia(Shutterstock)

Kejadian ini terjadi pas bulan November 2019 kemarin Guys. Berawal dari video call sama mommy gue dan waktu itu mommy gue bilang kalo Januari mo ke Indonesia sama ayah tiri gue. 

Gue seketika mikir. Ih, 2 orang flight dari Kuala Lumpur ke Juanda lumayan loh. Padahal Juni kemarin mommy sama ayah tiri juga uda ke Indo. Seketika itu gue muncul ide "Gimana kalo gue aja yang ke Malaysia?"

Gue sampein ke mommy gue dan mommy gue mastiin dong "Flight sendiri berani?" "Berani, Mom" gue yakin. Karena ajak kakak gue juga gabisa Guys dia tengah hamil besar. Ya gue putuskan untuk pergi sendirian. So, langkah pertama apa Guys? Ya urus paspor. Dan inilah kisah gue.

Karena posisi gue masih kuliah di Malang, gue harus urus ke kantor imigrasi terdekat guys. Ya mana lagi kalo bukan Kanim Kelas 1 Malang. Ok, karena sistemnya canggih nih ya sekarang lewat aplikasi, gue uda klik tanggal ngurus gue lewat aplikasi itu juga. 

Gue booking tanggal 19 November Guys. Pas hari H gue uda siap semua berkas dan dianter temen kuliah gue, Awlia yang dia pagi itu juga nggak ada jam kuliah. 

Gilak, sampai sana gue ngeliat pemohon paspor begitu banyaknya guys. Ok, gue jalan sama Awl mulai dari cetak kode booking, cek in berkas, dan antrian gue dapat nomor lumayan panjang guys. Sampai akhirnya Awl siang harus kembali ke kampus, ya okelah gue minta dia balik 1 jam sebelum kelas biar ga terlambat. 

Awl ngeyakinin gue "Gapapa, Tun?" Gue yakin "Gapapa Awl, thx uda anter sampe sini". Gue seyakin itu Guys karena gue termasuk orang yang taat prosedur, berkas gue semua komplit dan bisa dipertanggung jawabkan. 

Ok, gue sendirian. Gue nunggu giliran nomor gue dipanggil. Dan akhirnya, bener juga. Nomor gue  dipanggil dan waktunya wawancara. What the hell man, di sini gue dapet pertanyaan mubazir tau. Gue tau petugas emang berhak nanya terkait kita layak engganya dapat paspor dan juga sebagai keamanaan pastinya. 

Pertanyaan pertama, kedua, ketiga masih sah-sah aja menurut gue. Gue ditanya asal gue, kesibukan gue, gue mau kemana.  Gue akui Guys, data gue ikut sama keluarga angat gue karena yang sah di mata hukum data dari keluarga angkat gue. 

Akhirnya, gue dimintai berkas tambahan fotocopy paspor dan visa mama gue, surat undangan mama gue materai Malaysia, surat izin orangtua angkat gue, dan fotocopy ktp orang tua angkat gue. 

Dua hal yang bikin gue herp Guys, yang pertama berkas kudu asli man. Ga dibolein scanner. Yang kedua, gue masih pake ditanya dan bikin gue makin sensi "Itu ceritanya gimana Anda bisa diasuh keluarga angkat? Yang biayai kuliah siapa? Terus kalau pulang kampung Anda kemana?" See? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun