Mohon tunggu...
Dalvin Steven
Dalvin Steven Mohon Tunggu... Akuntan - Positif Realistis

Dalvin Steven, lulusan Ekonomi Akuntansi yang mencintai karya tulis, memiliki mimpi #IndonesiaBersatu.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Terima Kasih, Pak Ahok

22 April 2017   11:01 Diperbarui: 22 April 2017   20:00 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Ahok (Sumber : https://seword.com/politik/dear-pak-ahok-bapak-itu-seperti-uang/)

Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, pria kelahiran Manggar, Belitung Timur, 29 Juni 50 Tahun silam adalah sosok fenomenal di dunia perpolitikan Republik Indonesia. Omong ceplas-ceplos, menggusur pemukiman warga tak mampu, libas habis korupsi, pecat pejabat yang tak becus, dan masih banyak gaya uniknya yang tak dimiliki pejabat lain di tanah air. Beliau pernah menjadi anggota DPR RI, gubernur Belitung Timur, Wakil Gubernur DKI, lalu pada akhirnya menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan posisi Joko Widodo yang naik menjadi presiden RI saat 2014. Dan terakhir, beliau maju kembali pada Pilgub DKI 2017. Pada putaran pertama, Ahok bersama Calon Wagubnya, Djarot, unggul tipis atas pesaingnya Anies-Sandi, dan di putaran pertama itu mereka berhasil menghempaskan Agus-Sylvi dari kandidat cagub dan cawagub DKI 2017. 

Ahok dan Anies masuk putaran kedua pilkada DKI yang dilangsungkan 19 April 2017 lalu. Dan pada akhirnya, quick-Count menunjukkan pasangan Anies sandi unggul jauh atas Ahok-Djarot terlepas dari cara apa yang Anies-Sandi lakukan untuk menang. Semenjak jadi calon wakil gubernur bersama Presiden Jokowi (saat itu Jokowi adalah cagub DKI 2012), Ahok memang terus ditekan dan dicecar agar dirinya tidak maju dan tidak boleh maju menjadi wakil gubernur 2012. Namun, pada akhirnya beliau berhasil memenangi pilkada 2012 dan maju menjadi wakil gubernur mendampingi gubernur Joko Widodo. 

Serangan terus datang silih berganti terhadap Ahok, disinyalir keturunan Ahok yang bersuku Tionghoa serta agamanya Nasrani menjadi alasan mengapa Ahok begitu dipressing dalam masa kerjanya oleh beberapa oknum dan pihak. Namun Ahok tak menggubris semua itu, beliau tetap kerja keras, demi membangun Jakarta bersama Jokowi. Singkat cerita, Joko Widodo menang Pilpres 2014 lalu, sehingga Ahok sebagai wakil gubernur naik pangkat menjadi gubernur DKI menggantikan Joko Widodo. 

Hal itu membuat beberapa pihak kembali naik pitam, bahkan lebih anarkis. Demo, minta Ahok diturunkan silih berganti datang menerpanya. Tiap kebijakannya, ada saja yang dipersalahkan dan ditentang. Salah satunya reklamasi, aksi penggusuran, dan lain sebagainya. Sampai pada masa kampanye Pilkada 2017, Ahok menghadapi ujian yang mungkin menjadi yang terberat dalam hidup perpolitikannya. 

Ahok dituduh menghina salah satu ayat kitab suci umat Muslim yang menjadi kaum mayoritas di DKI. Kejadiannya bermula di saat Ahok berpidato di Kepulauan Seribu, September 2016, saat merayakan panen ikan Kerapu. Beliau hanya berkata jangan mau dibodohi PAKAI salah satu ayat dalam kitab suci tersebut. Warga Kepulauan Seribu pun hingga saat ini tidak menganggap Ahok menista agama Islam. Namun, para oknum yang tida ksuka dengan Ahok terus menuduh, serta menekan Ahok untuk segera dihukum dan dipenjarakan. Singkat cerita, saat ini Ahok telah dijatuhi hukuman 1 tahun, serta 2 tahun masa percobaan oleh Hakim. Kasus itu juga yang dianggap menjadi faktor kekalahan Ahok di Pilkada 2017 kemarin.

Ahok, seorang minoritas yang nekad masuk ke perpolitikan tanah air, khususnya Jakarta, yang mungkin berisi orang-orang yang mayoritas berbeda suku dan agama dengannya. Namun beliau tetap maju dengan tujuan membangun Jakarta. Tekanan semenjak berkarier di ibukota tidak membuatnya lelah membangun Jakarta. Namun, apa daya, 2017 ini, Jakarta memilih orang yang tidak memiliki pengalaman membangun kota dibanding memilih kembali Ahok untuk meneruskan pekerjaannya yang belum selesai. 

Tapi, Ahok mengucapkan satu kata yang membuat dirinya tetap layak menang dihati warga jakarta, "Kekuasaan itu Tuhan yang kasih, Tuhan juga yang ambil...". Beliau adalah contoh pejabat hebat masa kini. Basmi korupsi, transparansi APBD, peduli rakyat kecil (walau banyak pihak tak menyadarinya), dan tidak terintervensi dengan situasi dan keadaan sekitar yang memusuhinya. Ahok layak masuk ke jajaran pahlawan Jakarta. Kalijodo rapi, sungai bersih, banjir berkurang. Banyak yang rindu Ahok menang di 2017. Namun sayang, Anies dengan janji manis tanpa kerja nyata di pemerintahanlah yang menang.

Terima kasih pak, untuk produk pemerintahan yang unik nan berbeda. Terima kasih pak atas perjuanganmu membangun Jakarta walau banyak tantangan dan tentangan. 

Terima Kasih, Pak Ahok.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun