Katanya yang namanya mencintai itu hanya bisa dilakukan dengan sungguh-sungguh ketika seseorang hanya mencinta kepada satu pihak. Karena ketika seseorang mencintai dua pihak yang berbeda dalam waktu yang bersamaan, bisa diyakini bahwa orang itu akan selingkuh kepada diantara salah satu pihak. Namun, apa jadinya ketika pilihannya bukan sama-sama manusia? Melainkan antara manusia dan Tuhan. Mana yang harus kita pilih? Mana yang harus diprioritaskan? Siapa yang harus kita cintai lebih dahulu? Atau bahkan apakah kita harus memilih salah satu dan meninggalkan yang lain?Â
Begini, dalam kasus mencintai manusia, sebagai makhluk yang luhur dan berbudi, kita tidak boleh mencintai sesama lebih dari satu orang. Terkecuali dalam kasus mencintai orang tua, saudara, dan keluarga. Kita hanya boleh mencintai satu orang dalam urusan pasangan hidup. Kita boleh mencintai dan mengasihi lebih dari satu orang dalam kasus keluarga dan saudara.Â
Dalam kasus mencintai Tuhan atau mencintai manusia, mudah saja jawabannya. Kasihilah Tuhanmu dan kasihilah sesamamu manusia. Namun, kasihilah dahulu Tuhanmu, barulah sesamamu. Sedikit canggung memang ketika seseorang melihat kita lebih memprioritaskan Tuhan daripada mereka sebagai sesama kita, seakan kita terlalu rohani, apa-apa Tuhan, apa-apa ibadah, berdoa, sembahyang. Namun, percayalah, inilah yang dikehendakiNya.Â
Kasihilah Tuhan terlebih dahulu, kemudian kasihilah sesamamu seperti kamu mengasihi dirimu sendiri.
jadi, bukannya "Loving God or Loving Others?", tapi "Loving God, then Loving Others".