Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Saling Mengenal Agar Memahami Keberagaman

24 Juli 2017   18:09 Diperbarui: 24 Juli 2017   23:47 2726
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saling Mengenal - http://feb.unsyiah.ac.id

Jika saat ini kita merasa, diri kita paling benar, maka mulailah membuka diri dengan saling mengenal orang lain. Dan jika kita seorang muslim, saling mengenal antar sesama justru dianjurkan. Itulah yang kemudian dikenal dengan istilah silaturahmi. Dalam Al Quran, surat Al Hujurat ayat 13 disebutkan, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal."

Karena keragaman itulah, manusia dianjurkan untuk saling mengenal satu dengan yang lain. Dengan saling mengenal, diharapkan akan ada pemahaman bahwa meski manusia itu pada dasarnya berbeda. Meski semua manusia diciptakan dari tanah, tapi perilaku, budaya, suku, bahkan negaranya juga berbeda-beda. Dan dalam upaya untuk saling mengenal itu, tidak dianjurkan ada rasa merasa benar sendiri. Tidak dianjurkan pula ada kebencian dalam diri. 

Dalam proses saling mengenal ini, semuanya mempunyai kedudukan yang sama. Bahwa secara kedudukan sosial mungkin bisa saling berbeda. Ada kaya dan miskin, ada pintar ada setengah pintar, atau perbedaan yang lain. Namun diluar itu, semua manusia mempunyai kedudukan yang sama di mata Tuhan. Baik itu yang kaya atau miskin, kedudukannya sama. Dan yang membedakan adalah ketakwaannya. Karena itu, dalam upaya saling mengenal, juga tidak boleh ada perasaan paling kaya, paling panda, atau paling yang lain. 

Tak kenal maka tak sayang. Pepatah ini menegaskan jika saling mengenal, semestinya tidak ada lagi kebencian di hati. Jika ada perselisihan, harus disikapi secara dewasa. Apa itu sikap dewasa? Sebuah sikap yang bisa mengendalikan diri. Sikap yang bisa mengendalikan amarah. Dan perjuangan manusia sejatinya adalah melawan diri sendiri dan hawa nafsu. Dan inilah jihad yang sebenarnya. Artinya, sikap secara dewasa itu sama artinya dengan melakukan jihad terhadap diri sendiri.

Jika masih ada kebencian antar manusia, maka mereka belum saling mengenal satu dengan yang lainnya. Namun jika sudah saling mengenal, semestinya mereka tidak lagi mempersoalkan perbedaan. Karena sejatinya Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda. Bahkan segala yang melekat pada diri manusia penuh dengan perbedaan. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda-beda. Apa jadinya jika tangan dan kaki saling bertengkar. Apa jadinya jika telinga dan mata bertukar posisi, tentu akan membuat segalanya tidak terkendali. 

Sebagai pribadi yang beriman, tidak saja harus mengakui keberadaan Tuhan, tapi juga harus meyakini keberagaman yang ada sebagai sunatullah. Sebagai pribadi yang beriman, tidak bisa merusakan tatanan kehidupan sosial, yang telah saling menghargai dan tolong menolong antar sesama. Juga tidak boleh merasa benar sendiri, menebar kebencian dan melakukan tindak kekerasan. Karena itulah, saling mengenallah satu dengan yang lain agar kita sadar, bahwa kita sebenarnya hidup ditengah-tengah perbedaan dan keberagaman.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun