Mohon tunggu...
anita putri
anita putri Mohon Tunggu... Musisi - swasta

seorang yang sangat menyukai musik

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bersatulah dalam Keberagaman Indonesia

16 Juli 2017   23:54 Diperbarui: 17 Juli 2017   00:03 433
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Satu - www.erepublik.com

Seorang pelajar perempuan calon peserta didik di SMP 3 Genteng, Banyuwangi, memilih mencabut berkas pendaftaran, karena ada aturan wajib mengenakan jilbab bagi seluruh siswinya. Karena aturan itulah, NWA, pelajar non muslim itu memutuskan menarik berkas, karena merasa ada diskriminasi di sekolah. Mendengar hal ini, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas langsung marah, ketika mendengar ada diskriminasi terhadap pelajar di wilayahnya. Dia langsung meminta kepala dinas pendidikan Banyuwangi, untuk membatalkan aturan wajib berjilbab di SMP 3 Genteng.

Belajar dari kejadian diatas, menunjukkan bahwa egoisme telah memberikan dampak pada masyarakat sekitar. Egoisme selalu melahirkan tindakan yang tidak baik. Keputusan pihak sekolah yang memaksakan semua siswa mengenakan jilbab, merupakan bentuk egoisme pihak sekolah. Orang yang diselimuti egoisme dan amarah, tidak membuka ruang dialog sama sekali. 

Dia akan merasa dirinya benar sendiri. Apalagi, jika mereka sudah terpapar radikalisme dalam pikiran. Akan semakin sulit sekali menerima pendapat orang lain. Perbedaan dianggap menjadi sebuah persoalan baginya. Karena itulah, tidak jarang buah dari egoisme dan amarah ini, berwujud pada ujaran kebencian dan tindak kekerasan antar sesama.

Yang menjadi persoalan adalah, jika egoism dan amarah itu selalu muncul di ranah publik. Konsekwensi yang muncul, akan sangat mengkhawatirkan. Masyarakat akan jadi mudah tersinggung, mudah menyatakan kebencian secara terbuka, dan mudah melakukan tindakan intoleran di depan publik. Dan ironisnya, semua itu diklaim sebagai perbuatan yang benar. Perbuatan yang merupakan bagian dari menegakkan kebenaran. Klaim pribadi ini akan berujung konflik di masyarakat. Kalau sudah begini, siapa yang merasa dirugikan? Tentu kita semua.

Padahal kita tahu, kita tinggal di negeri yang sangat menghargai keberagaman. Kita tinggal di negeri yang sangat toleran satu dengan yang lainnya. Keberagaman di negeri Indonesia, merupakan anugerah yang diberikan Tuhan, dan patut kita jaga hingga generasi berikutnya. Keberagaman tidak bisa dimaknai sebagai perbedaan. 

Karena keberagaman bisa menyatukan semua orang yang ada Indonesia. Itulah sejatinya bhineka tunggal ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu. Meski ada Jawa, Sunda, Dayak, dan banyak suku yang lain, mereka tetap Indonesia. Meski ada Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, Konghucu dan aliran kepercayaan, kita semua tetap Indonesia. Secara historis, Indonesia dibangun diatas paham kebersamaan. Indonesia tidak dibangun berdasarkan satu golongan tertentu. Karena itu, bersatulah atas nama Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun