Mohon tunggu...
Anilawati Nurwakhidin
Anilawati Nurwakhidin Mohon Tunggu... lainnya -

#1minggu1cerita di berbagiceritaceritaseru.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengenalan Budaya Nyampah dalam MOS

14 Juli 2011   09:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:41 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tadi pagi baru saja merumpi dengan saudara sepupu. Adiknya, yang dulu imut-imut ternyata sekarang sudah SMP dan sedang menjalani MOS alias masa orientasi sekolah.  Waw, waktu cepat sekali berlalu. Tahu-tahu anak kecil itu sudah SMP :) Ketika saya tanyakan, apakah MOSnya ada tugas yang aneh-aneh, ternyata budaya aneh-aneh tersebut masih ada. Macem-macem lah tugasnya. Ada sejembreng daftar barang yang perlu dibawa. Beberapa memang sulit dicari, apalagi dalam waktu yang terbatas dan dalam waktu yang serempak. Ada juga barang yang bisa dicari sendiri sepulang sekolah (biasanya kakaknya dapat tugas menemani proses berburu dan meramu ke toko) ataupun barang yang hanya dapat dibeli di pagi hari (biasanya sang bapak juga perlu ikut repot). Urusan repot-repot. perintah yang aneh-aneh, pengeluaran biaya ekstra, perploncoan, hukuman dan sejenisnya tidak akan saya bahas di sini. Yang justru baru saya ngeuh adalah terkait dengan pengenalan BUDAYA NYAMPAH dalam MOS. NYAMPAH? Iya lah nyampah. Mari kita lihat analisis contoh tugas sepupu saya ini. Hari 2 (selasa): Roti bantal. Saya perkirakan siswa-siswa smp itu akan membaca odading dalam kemasan plastik atau pakai kotak makanan. Sampah yang akan dihasilkan adalah plastik bening tersebut. "tapi kan bisa didaur ulang?" itu yang kebanyakan orang katakan. Tapi pada kenyataannya masih banyak yang lolos tidak terdaur ulang. [caption id="attachment_119590" align="aligncenter" width="300" caption="odading"][/caption] Makanan berjerawat. Yang dimaksud ternyata adalah Beng-Beng. Pipa gak bolong 1 buah. Yang dimaksud adalah Fullo. Keduanya sama-sama berkemasan plastik warna-warni, Seperti yang kita tahu, kemasan ini tidak bisa didaur ulang. Maksimal adalah digunakan ulang (dibuat tas, dompet dkk). Tapi sejauh yang saya tahu, hal tersebut masih jarang dilakukan. Dan bila ditarik lebih jauh lagi, proses produksi aneka kemasan plastik tersebut pun masih menimbulkan masalah limbah dan racun. Bila plastik tersebut dibuang dan kemudian terpapar cuaca dalam jangka waktu panjang, maka logam berat yang terkandung dalam plastik tersebut akan keluar. Wah sereeeeem.

[caption id="attachment_110710" align="aligncenter" width="300" caption="aneka snack berkemasan yang ditugaskan saat MOS dari hari ke hari"][/caption]

Minuman cinta usus. Maksudnya yakult. Lagi-lagi kemasan plastiknya itu akhirnya akan menjadi sampah.

[caption id="attachment_119620" align="aligncenter" width="300" caption="aneka minuman dalam kemasan"]

1310634895214461218
1310634895214461218
[/caption]

Permen belang 5 buah. Maksudnya permen Blaster.

[caption id="attachment_119622" align="aligncenter" width="300" caption="aneka permen"]

13106351971009894808
13106351971009894808
[/caption]

Demikianlah kira-kira tugas selama sehari. Sebenarnya belum saya cantumkan tambahan tugas rutin harian dan berbagai atribut yang perlu digunakan. MOS di sekolah tersebut berlangsung selama 4 hari dengan total jumlah siswa sekitar 400 orang. Wow, betapa banyak sampah yang dihasilkan yaa....

Nah, jadi mulai kelihatan kan, bahwa MOS itu tanpa disadari mengenalkan budaya nyampah di sekolah. Jadi solusinya apa dong???? Tadi saya sempat tengok-tengok beberapa berita terkait MOS. Ada berita negatif tentang pelaksanaan MOS tahun ini. Tapi ada juga beberapa berita tentang bentuk kegiatan yang positif dan arahnya menuju pengenalan lingkungan, seperti adanya kegiatan penanaman lidah buaya bersama di akhir kegiatan MOS dan ada juga anjuran dari dinas pendidikan untuk menugaskan barang-barang bekas saja dalam MOS sehingga dapat mengurangi pengeluaran orangtua. Di luar dari itu, saya punya juga beberapa ide untuk MOS yang dampak lingkungannya rendah. 1) untuk berbagai tugas makanan dan minuman bisa dicari yang kemasannya bahan alami. Seperti daun pisang, atau paling tidak kemasan kertas. Sehingga bisa dikompos di sekolah. Lebih top lagi kalau siswa dibiasakan memisah sampah dan mengompos. 2) bila menugaskan membawa makanan, siswa bisa diminta membawanya ke dalam kotak bekal. Sehingga diharapkan akan mengurangi bungkus-bungkus plastik. Untuk kasus odading, cara ini dapat dilakukan. 3) untuk bekal minum, sedapat mungkin siswa diminta membawa bekal dari rumah. Memakai tumbler (wadah minum). Bila ingin memberikan variasi rasa minuman, lebih baik meminta siswa membawa air jeruk segar perasan daripada memintanya membawa air minum dalam kemasan berasa jeruk. Begitu juga dengan teh. Daripada diminta membawa teh kotak, lebih baik membawa teh buatan ibu di rumah. 4) sepakat dengan anjuran diknas untuk meminta siswa memanfaatkan barang bekas yang ada sebagai tugas MOS. Selain menghemat uang, juga bisa menghemat bahan baku yang perlu diambil di alam. Misaln untuk buku catatan: bisa memanfaatkan kertas bekas yang ada di rumah dll. Ada cerita lucu dari cerita sepupu. Panitia MOS di sekolahnya sebenarnya berusaha memanfaatkan 2 jenis kemasan plastik dari makanan yang ditugaskan. Jadi di hari terakhir ada kegiatan membuat kerajinan dari 2 kemasan tersebut. Tapi karena tidak diinformasikan dari awal, sampah-sampah tersebut telah dibuang. Untuk memenuhi  tugas, ya akhirnya siswa membeli produk tersebut lagi. NYAMPAH lagi deeeeeh.. Apakah anda punya kisah menarik tentang budaya nyampah dalam MOS? Silakan dibagi di sini :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun