Mohon tunggu...
Politik

2.700 Karangan Bunga Untuk Menunjukkan Siapa Pendukung Ahok Sebenarnya?

27 April 2017   13:46 Diperbarui: 27 April 2017   23:00 2057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

2.700 Karangan Bunga Untuk Menunjukkan Siapa Pendukung Ahok Sebenarnya?

Sejak kemarin berisik sekali grup-grup WA di HP saya yang membicarakan bunga-bunga untuk Ahok. Dari kemarin saya tidak tertarik dengan bunga. Pertama saya ini pria, dan yang kedua Ahok  dikirim bunga itu bukan urusan saya.

Tetapi karena berisiknya grup WA akhirnya saya baca juga isinya. Wow  ternyata hari ini karangan bunga untuk Ahok diberitakan sudah berjumlah 2.700 buah.

Bisa sampai segitunyah? Akoh jadi heraan dweh.

Hanya 1 hal yang bisa disimpulkan dari fenomena yang terjadi di Balai Kota itu. Yang jelas 2.700 karangan bunga itu memang indah tetapi mengganggu.  Sangat mengganggu bahkan.

Pertama mengganggu aktivitas balai kota KDI eh salah DKI. Pegawai Pemprov jadi repot ngurusin yang begituan.  Yang kedua jumlah bunga yang dikirim sangat mencolok mata. Dan yang mencolok mata itu pasti mengganggu konsentrasi orang.

Apa maksud pendukung Ahok mengirim bunga sebanyak itu?

Menyampaikan sesuatu pernyataan lewat  bunga memang indah. Apapun alasannya apapun pesannya menyampaikannya dengan bunga biasanya indah.

Tetapi dengan bunga sebanyak itu bukan indah lagi Kesannya. Terlalu dipaksakan malah kesannya.

Kalau saya simpulkan sih, Bunga itu malah seperti Demo yang mengganggu masyarakat.  Keberadaannya terlalu “Spektakuler”.  Terlalu mengganggu perhatian masyarakat seperti layaknya Demo anti Ahok dan lain sebagainya.

Bedanya kalau Demo anti Ahok dilakukan oleh FPI dan kawan-kawannya dengan turun ke Jalan dan Berorasi. Tetapi Demo pendukung Ahok dilakukan dengan “menyerang” balai kota dengan ribuan bunga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun