SLEMAN –Pasangan Haryadi-Heroe yang maju sebagai calon Walikota dan calon Wakil Walikota rupanya memiliki strategi lain dibalik penekanannya kepada pembangunan kampung. Strategi itu yakni pendekatan kepada anak-anak muda yang saat ini dianggap masih naif dalam hal-hal berbau politik.
Salah satu organisasi kepemudaan yang terlibat dekat dengan pasangan Haryadi-Heroe adalah organisasi Pena Muda. Pena Muda Yogyakarta merupakan kumpulan relawan muda yang terdiri dari beberapa organisasi kepemudaan. Mereka kemudian bersatu dalam Pena Muda dan mengusung pasangan Haryadi-Heroe untuk menjadi calon Walikota dan calon Wakil Walikota.
Ketua Pena Muda Yogyakarta, Anang Amirudin Nugroho menyatakan bahwa alasan menyasar anak muda adalah karena masih banyak anak muda yang begitu polos dalam hal politik. “Kalau pena muda sendiri targetnya pada anak muda yang pelajar, kalau mahasiswa kan sudah agak biasa dengan politik, kalau pelajar kan masih polos masih bisa diarahkan, masih belum punya pilihan istilahnya. Lebih berpeluang ketika diambil sebagai target.,” jelasnya saat ditemui di Omah Putih, Posko Pemenangan Haryadi-Heroe Rabu, 14 Desember 2016 lalu.
“Aku ya, berhubung masih belum dapat milih, jadi ya nggaktau apa-apa soal politik. Kalaupun sudah bisa milih mungkin bakal golput (golongan putih), soalnya nggakngerti calonnya,” kata salah satu pelajar SMA, Samuel. Seperti yang dikatakan Anang, pelajar saat ini masih buta mengenai hal-hal berbau politik.
Anak muda memiliki peranan penting dalam politik di Indonesia. Namun, kesadaran akan hal itu masih begitu kurang. Adanya pandangan bahwa politik adalah ranahnya orangtua membuat politik kian tidak diminati oleh anak muda.
“Sekarang kan banyak sekali koruptor dan maling rakyat seperti itu, ya kalau dari sekarang pemuda tidak bergabung dengan dunia politik lalu nanti kalau negaranya carut marut ya yang mau benerin gimana? Harusnya kita juga merasa bertanggungjawab, kalau politik itu buruk ya otomatis kita juga harus membenahi,” tegas Anang.