Mohon tunggu...
Andri Samudra Siahaan
Andri Samudra Siahaan Mohon Tunggu... Petani - Menulis salah satu metode perjuangan.

Petani dan Peternak, Alumni Teknologi Hasil Pertanian andrishn85@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Babi, Oh, Babi: Jeritan Peternak Babi untuk Jokowi dan Pak Edi

21 Oktober 2019   14:03 Diperbarui: 21 Oktober 2019   14:13 1126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Media Tagar dan ITB Sumut

Ntah apa yang ada di pemikiran kami saat ini diantara was-was, sedih dan ketakutan. Wabah besar kembali datang. Menghancurkan semua harapan yang sedang kami bangun.

Screenshoot dari kiriman akun Facebook James R Sianturi
Screenshoot dari kiriman akun Facebook James R Sianturi

Mau lari kemana kami pun tak tahu. Jeritan hati ingin disampaikan kepada siapa? Peliharaan kami adalah peliharaan paling haram di negeri ini, mungkin karena itu kami tidak diperhatikan. 

Rasanya bukan hal yang aneh lagi ketika kami melihat foto-foto mayat babi yang terposting di komunitas kami ITB (Ilmu Ternak Babi) Sumatera Utara. Salah satu komunitas peternak babi terbesar yang ada di Facebook.

Screenshoot dari kiriman akun Facebook James R Sianturi
Screenshoot dari kiriman akun Facebook James R Sianturi

Analisa-analisa yang beredar atas apa yang menyerang ternak-ternak kami pun timbul. Hox cholera kah atau ASF ? Masih tanda tanya bagi kami.

Lebih dari 1000 ekor babi mati. Tapi member group kami memperkirakan lebih dari itu bahkan sudah mencapai puluhan ribu. Dairi sebagai salah satu sentra peternakan babi Sumut sudah runtuh. Satu persatu peternak daerah lain pun sudah mulai terserang. 

Hal yang paling menyakitkan adalah harga pun jatuh. Efek dari panic sell yang dilakukan peternak ataukah daya minta masyarakat menurun karena takut akan berita serangan flu babi afrika. Harga pakan dari perusahaan pun sepertinya tidak menyesuaikan diri dengan kondisi kami. Alhasil biaya produksi pun tidak tertutupi dan cenderung merugi dengan adanya wabah ini.

Ternak bermatian, harga ternak jatuh, harga obat ternak dan pakan konsisten naik. Bagaimana dengan nasib kami? 

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Pemerintah daerah kami dimana dirimu? Gubernur kami sekaligus ayah kami pak Edi Rahmayadi dimanakah engkau? Kami mungkin memelihara hewan haram yang  tidak sesuai kaidah dari saudara kami Muslim. Tapi bukankah kami juga anakmu yang berada dibawah wilayah kekuasaanmu Sumatera Utara?

Screenshoot dari kiriman akun Facebook James R Sianturi
Screenshoot dari kiriman akun Facebook James R Sianturi

Pak Jokowi presiden kami yang katanya juga senang membaca kompasiana lihat nasib kami pak. Sesekali blusukan dulu bapak ke peternak babi yang ada di Dairi lakukan sesuatu, nasib kami benar-benar terancam saat ini. Anak-anak kami terancam tidak bisa sekolah dan kuliah, pengusaha muda terancam pengangguran karena kehilangan sumber pencarian.  

Bapak gubernur Edi Rahmayadi dan Presiden Jokowi dengarkan jeritan kami, anak-anakmu peternak babi. Lakukan sesuatu agar nasib peternak babi Sumatera Utara tidak sama dengan babi-babi kami  yang telah mati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun