Mohon tunggu...
Andri Saleh
Andri Saleh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Aku bukanlah siapa-siapa, hanyalah seorang lelaki 32 tahun, suami dari seorang istri, bapak dari dua anak. Aku pun bukan seorang penyair, hanyalah seorang pemimpi yang menuliskan mimpi-mimpinya dalam bentuk coretan di atas kertas :-)

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Selamat Tinggal, BK 6883 K!:-)

15 Juni 2012   00:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:58 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Panyabungan, 14 Juni 2012. Kawan, ijinkanlah aku berbagi suka dan kabar gembira. Sudah hampir seminggu ini, aku merasa nyaman dan tenang. Hati ini rasanya plong. Malah, tidur pun lebih nyenyak dari sebelumnya. Mau tahu sebabnya? Aku baru saja mendapatkan motor dinas yang "baru"! Alhamdulillah :-) Dulu, sekitar awal tahun 2012, aku diberi motor dinas dari kantor. Honda New Megapro, motor dinas yang sangat mewah menurut ukuranku. Body-nya kokoh, gagah, dan garang. Penampilannya modern dan futuristik. Ah, benar-benar mengagumkan! Inilah foto motor dinasku yang "lama". ***

Di balik kesempurnaan motor dinas itu, aku justru merasa tak nyaman. Aku merasa menjadi orang lain, bukan diriku sendiri. Ketidaknyamanan ini malah sempat saya tuliskan di Kompasiana. http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2012/05/08/aku-motor-dinasku/

***

Alhamdulillah, memang Tuhan Maha Mendengar dan Mengetahui keinginan hamba-Nya. Tepat hari Senin kemarin, 11 Juni 2012, aku diijinkan mengembalikan motor dinas mewah itu. Sebagai gantinya, aku mendapatkan motor dinas Honda Win 100. Inilah foto motor dinasku yang "baru" itu, kawan.

1339718619445061192
1339718619445061192
***

Aku senang sekali, plong rasanya hati ini. Mungkin teman-teman kantor punya pandangan dan tanggapan yang berbeda-beda. Mungkin saja mereka menganggap aku baik, hebat, luar biasa, atau malah aneh, bodoh, tak mau ambil tanggung jawab, sok suci, atau lainnya. Terserah saja, yang penting aku merasa nyaman. Tahukah engkau, kawan? Ada beberapa pengalaman selama aku mengendarai motor dinas Honda New Megapro itu. Dan itu membuatku merasa tak nyaman. Ini ada beberapa di antaranya.

  • Ketika diparkir di pasar atau bahkan di depan rumah kontrakan, hati selalu merasa was-was dan tak tenang. Sesekali harus dicek ke tempat motor dinas mewah itu diparkir. Dan itu membuatku tak nyaman.
  • Ketika berpapasan dengan tetangga, yang pertama kali dilirik adalah motor dinas mewah itu, bukan wajahku. Dan itu membuatku tak nyaman.
  • Ketika berbincang dengan tetangga, yang dibicarakan adalah motor dinas mewah itu. Entah itu masalah harga, keunggulan, fasilitas, sampai kapasitas tangki. Dan itu membuatku tak nyaman.
  • Ketika melaju di jalan, hampir semua orang yang ada di pinggir jalan - entah itu yang sedang berjalan kaki, nongkrong, atau menunggu angkot - selalu mengarahkan pandangannya ke motor dinas mewah yang aku kendarai. Dan itu membuatku tak nyaman.
  • Ketika berkunjung ke kantor Bupati, kantor Camat, atau kantor dinas lainnya, selalu ada keinginan memamerkan motor dinas mewah itu. Maksudnya agar aku lebih dihargai dan dihormati. Dan itu membuatku tak nyaman.
  • Ketika membeli Aqua galon, aku kesulitan meletakkan galon di atas tangki. Kadang harus menggunakan ganjal supaya tidak jatuh. Dan itu membuatku tak nyaman.
  • Ketika masuk ke pusat keramaian, apalagi jika di situ banyak kaum hawa, selalu saja muncul perasaan "ingin dipuji", "ingin terlihat gagah", "ingin terlihat hebat", dan sederet sifat riya lainnya. Dan itu membuatku tak nyaman.
  • Ketika aku mengendarai motor dinas mewah itu dari rumah ke kantor dan dari kantor ke rumah, sedangkan teman-teman kantor mengendarai motor dinas reyot untuk tugas ke lapangan. Dan itu membuatku tak nyaman.

***

Dari beberapa pengalaman inilah, aku lebih memilih motor dinas yang biasa-biasa saja. Atau, naik angkot pun tak masalah, supaya bisa merasakan susahnya jadi rakyat kecil. Tapi yang paling penting, hati ini merasa nyaman setelah mengembalikan motor dinas mewah itu. Hati yang nyaman. Bukankah itu yang menjadi kunci kebahagiaan, kawan?

***

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun