Mohon tunggu...
Andri Oktovianus Pellondou
Andri Oktovianus Pellondou Mohon Tunggu... Dosen - Saya senang dunia Filsafat, Sains, dan ilmu Sosial

Pengajar

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Gerakan Pemilih Cerdas

17 April 2019   10:38 Diperbarui: 17 April 2019   11:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andri Oktovianus Pellondou, M.Si

Hari ini, 17 April 2019 banyak masyarakat bergerak ke TPS untuk memberikan suara mereka.  Mereka yang bergerak menuju TPS untuk memberikan suara mereka adalah pemilih yang memilih untuk memilih. Entah memilih no 01 atau no 02, itulah adalah hak mereka.  

Sedangkan ada juga yang memilih untuk tidak memilih, dan mereka juga bisa dikategorikan sebagai pemilih yang memilih no 03, alias alternatif ketiga yaitu Golput. Pemilih dalam kategori ini juga bergerak & vibrasi dari gerakan mereka juga mengguncang media-media sosial. Kebanyakan dari mereka adalah anak anak milenial.  Mereka bangga dengan pilihan mereka karena mereka bisa tampil berbeda untuk menampilkan identitas dan gelora muda mereka.

Namun, coba kita merenung sejenak, siapakah di antara kedua kategori pemilih itu yang bisa dianggap sebagai pemilih Cerdas? Apakah pemilih yang menggunakan hak suaranya di TPS ataukah pemilih yang memilih untuk tidak memilih?

Cerdas???Cerdas adalah kemampuan akal budi untuk menggunakan berbagai informasi yang ada dengan pertimbangan akal budi untuk bisa memecahkan sebuah persoalan. Itu artinya pemilih yang cerdas adalah pemilih yang mencari dan menggunakan berbagai informasi untuk bisa menjadi pertimbangan akal budi dalam memilih dengan mempertimbangkan konsekuensi dari pilihannya, entah pilihannya jatuh pada no 01, no 02 atau golput.

Informasi-informasi dan pertimbangan pemilih tak akan bebas dari nilai yang dianutnya, salah satunya adalah nilai moral. Bahkan informasi-informasi yang dipegangnya bisa jadi bangunan nilai untuk kemudian digunakan sebagai justifikasi gerakan untuk memilih yang diyakini benar. Sehingga nilai juga menjadi dasar pertimbangan para pemilih.

Mungkin ada yang memilih untuk memberikan suara di TPS dengan pertimbangan agar yang buruk tidak berkuasa seperti yang juga diungkapkan oleh Romo Magnis Suseno.  Namun wait a moment, karena pemilih Golput juga memiliki pertimbangan lain ketika mereka memilih untuk tidak memberikan suara mereka di TPS. 

Pemilih Golput mungkin memiliki pertimbangan nilai.  Implikasi yang dipertimbangkan bukanlah implikasi untung rugi tapi implikasi moral. Analoginya, misalkan kita disuruh memilih antara pembunuh dan pencuri maka yang menggunakan pertimbangan untung rugi akan memilih pencuri daripada pembunuh untuk mencegah yang terburuk berkuasa. Namun, pemilih dengan preferensi moral akan memilih untuk tidak memilih dari kedua pilihan tersebut karena mungkin menurut mereka, kedua pilihan tersebut tak sejalan dengan kaidah moral.

Maka itu artinya, apa pun pilihan kita, harus melalui sebuah pertimbangan yang matang. Konsekuensi moral atau konsekuensi untung rugi yang kita pertimbangkan? Jikalau konsekuensi untung rugi maka apa argumentasi kita?Dan jikalau konsekuensi moral maka apa argumentasi kita? 

Dalam konteks ini, penulis tidak bermaksud mempertentangkan antara pertimbangan untung rugi dan moralitas karena kedua pertimbangan ini bisa digunakan secara bersama untuk menilai calon pemimpin dan wakil rakyat yang layak dipilih.

Maka bagaimana kita hari ini??Apakah kita pemilih yang cerdas???apakah pilihan kita sudah melalui proses pertimbangan yang rasional? Ataukah pilihan kita hanya dihantui oleh fanatisme buta? Apakah politik identitas yang kita kedepankan ataukah politik sehat berdasarkan pertimbangan rasional?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun