Mohon tunggu...
Andri Faisal
Andri Faisal Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang dosen manajemen keuangan dan Statistik. Peminat Sastra dan suka menulis fiksi. Suka Menulis tentang keuangan dan unggas (ayam dan burung) http://uangdoku.blogspot.com http://backyardpen.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Novel] Ismail the Forgotten Arab Bagian Delapan Belas

6 Agustus 2017   09:15 Diperbarui: 6 Agustus 2017   09:29 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Banyak Mitlayur 10 Rabiul Awal 1333 H 

Kali ini bom-bom lebih banyak daripada biasanya. Saya tidak melihat adanya penambahan jumlah meriam atau howitzer yang berasal dari laut. Apakah yang mereka kerjakan adalah menembak lebih intens lagi? Seharusnya ini bisa kebaca. Kalau ada serangan yang sangat intens biasanya anti akan ada lagi serangan infantri.

Serangan artileri akan berhenti sementara pasukan infantri akan menerjang dari balik pertahanan mereka. Mereka bisa berlindung di balik karung-karung tersebut.

Bunyi howitzer melengkin dan memekakkan telinga. Kami hanya ke dalam saja untuk menenangkan diri. Aku yakin lama-lama meriam terusebut akan panas karena terus-menerus menghujamkan tembakan pada kami.

Kami semakin pandai saja menghindari dan melihat suatu tembakan yang meluncur dari atas dan kemudian menghujam ke bawah. Tembakan tersebut meledakakan karung-karung kami.

Deklarasi Jihad Madinah

Sebenarnya aura sebelum perang sudah terasa pada awal 1914. Dinamika politik di Eropa sangat cepat. Pembunuhan Pangeran Austaria Archduke Franz-Ferdinand membuat situasi politik Eropa memanas. Austria- Hungaria langsung mengumumkan perang pada Serbia karena terliat dalam pembunuhan Pangeran Ferdinand namun Rusia malah menohok Austria dari belakang. Jerman tidak ketinggalan dengan membantu Austria Hungaria. Di sisi Barat, Perancis dan Inggris tidak tinggal diam dengan turut mendukung Rusia. Hanya Turki yang pada saat itu belum memikirkan posisi di pihak mana.    

Orang-orang Eropa sering berkunjung ke Arabia untuk misi intelejen mereka mengawasi para pejuang yang membantu Khalifah. Mereka menghembuskan pemberontakan pada Khalifah Utsmaniyyah. Mereka membisikkan bahwa khalifah yang sekarang sudah tidak lagi sesuai dengan sunnah Rasulullah. Mereka sudah jauh dari nilai-nilai Islam dan mereka juga tidak memperdulikan lagi bangsa non Turki. 

Tentu masih ada yang teguh terhadap hembusan orang kafir. Mereka yakin bahwa Khalifah masih lebh baik daripada janji-janji orang kafir. Para ulama di Madinah sudah sepakat dan mereka sudah bertekad untuk mendeklarasikan jihad di tanah Arab dari invasi bangsa barat. Aku turut serta mendengar khutbah di Masjid Madina yang berapi-api untuk menyemangati warga muslim.

Aku melihat kumpulan dari warga Medina dan sekitarnya yang berbodondong-bondong. Mereka datang dalam kelompok tiga hingga lima orang dengan berjalan. Aku melihat sebuah gedung yang tinggi diantara lapangan yang luas.

Kebanyakan warga Madina setuju dengan deklarasi Jihad. Seorang komandan pasukan Turki yang tampaknya berwibawa sekali matanya memancarkan keberanian untuk  melawan setiap invasi pasukan musuh yang mencoba menghancurkan Turki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun