Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keadilan Sosial dan Solidaritas untuk Perdamaian dan Persatuan

19 Maret 2020   23:05 Diperbarui: 19 Maret 2020   23:07 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Andre Vincent Wenas

*Keadilan Sosial & Solidaritas untuk Perdamaian & Persatuan*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

Perdamaian adalah buah dari keadilan sosial dan semangat solidaritas. 'Opus Iustitiae Pax' dan 'Opus Solidaritatis Pax'.

Tanpa keadilan dan solidaritas maka kondisi untuk perdamaian sejati tak tersedia. Dan perdamaian sebagai kondisi pembangunan hanyalah slogan belaka.

Kemungkinan yang sedang terjadi adalah, di atas permukaan tampak tenang namun di arus bawah panas membara. Laksana memelihara api dalam sekam.

Lebih dari empat dekade yang lalu, dalam amanat Hari Perdamaian Sedunia tahun 1976, Paus Paulus VI mengatakan,

"Perdamaian tidak hanya dimengerti secara sempit sebagai situasi dimana tidak ada perang, bukan pula sekedar menjaga keseimbangan di antara kekuatan-kekuatan yang bertikai, tetapi perlu dipahami secara luas sebagai sikap hormat terhadap keseimbangan setiap pribadi manusia."

Lebih lanjut,

"Perdamaian itu terancam kalau manusia tidak diberikan segala sesuatu yang menjadi hak sebagai seorang pribadi manusia, ketika martabatnya tidak dihormati dan ketika kehidupan sipil tidak diarahkan kepada kesejahteraan umum."

Maka,

"Pembelaan dan penegakan hak-hak asasi manusia pada hakikatnya ialah demi pembangunan sebuah masyarakat yang damai serta perkembangan terpadu individu-individu, suku dan kaum serta bangsa-bangsa."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun