Mohon tunggu...
R. ANDRY DANOESUBROTO
R. ANDRY DANOESUBROTO Mohon Tunggu... Wiraswasta - Antivirus Analyts

Tinggal di Lampung, CEO sebuah perusahaan Internasional Freight Forwading

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mengapa Harus (Tidak) Tersinggung dengan Marzuki Alie

9 Mei 2012   04:39 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:31 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

...di mana yang korupsi-korupsi itu kan belajar, enggak ada yang bodoh, yang maling-maling itu orang-orang pintar semua, dan lulusan perguruan tinggi, ada anggota lCMI, anggota HMI, ada dari UI, ada dari Gajah Mada, IPB, semuanya terlibat...

Tersebut petikan Marzuki ALie saat menjadi pembicara, dan memberikan pidato dalam acara 'Masa Depan Pendidikan Tinggi di Indonesia' di Universitas Indonesia, Depok. Hal tersebutlah menuai kontroversi di kalangan para alumnus perguruan tinggi yang disebut Marzuki.

Seorang alumnus Universitas Indonesia- UI, telah menyampaikan gugatannya perihal pidato tersebut ke pengadilan. Bahkan Marzuki ALie pun mendapatkan protes dari Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X yang juga alumnus Universitas Gadjah Mada-UGM.

Sri Sultan, yang alumnus UGM juga mengatakan bahwa seorang pejabat harus bisa menjaga perkataannya, apalagi melalui media massa. Namun yang harus di ingat adalah, Marzuki Alie memberikatan pernyataan tersebut di dalam sebuah acara Pidato, artinya bukan di media ataupun pada konferensi pers.

Masih ingat kasus pembela HAM Munir, MA menilai alasan kasasi tidak berdasar hukum dan hanya pengulangan terhadap hal-hal yang diungkapkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. makalah berjudul "Persepsi Ancaman Internal dan Transnasional" di Seminar Dephan, Syafnil menyatakan Imparsial, Kontras, dan Elsham Papua mengancam ideologi Pancasila.

Penolakan tersebut dikarenakan MA berpendapat,  perkataan itu tidak melawan hukum karena disampaikan dalam seminar tertutup dan mengacu pada chatam house of rule. Pun serupa dengan apa yang dikatakan Marzuki Alie di dalam Pidato tersebut.

Hal kedua, mengapa kita tidak perlu tersinggung dengan ucapan Marzuki Alie, bahwa bila kita camkan dan kita pikirkan kembali, memang ada sedikit benarnya juga, apa yang di ucapkan Marzuki Alie.

Kita lihat, bahwa para koruptor-koruptor sebagian besar adalah mereka yang berpendidikan tinggi. Bahkan kebanyakan adalah para pejabat negara, dan para pengawai negeri dan elit partai politik.

Lalu juga, kita ketahui Marzuki Alie adalah Marzuki Alie, artinya dari dahulu juga ucapannya dan perkataan selalu menuai kontroversi, kita tentu masih ingat dia juga pernah mengatakan untuk memaafkan para koruptor, atau pernyataannya mengenai KPK dan lainnya.

Karenanya dari pada kita ribut-ribut masalah tersebut, sebaiknya para rektor dan para pejabat serta semua unsur di perguruan tinggi langsung berbenah dan bercermin serta melakukan inventarisasi dan Historisasi,  bahkan mereka dapat mendeteksi mengenai para alumnus mereka yang menjadi Koruptor.

Bukan membela Marzuki Alie, namun sebagai seorang yang berpendidikan, alumnus Universitas Sriwijaya dan mencapai gelar strata 3 atau doktor dari Universiti Utara Malaysia, juga ketua lembaga kenegaraan, tentu maksud dan tujuan yang terkandung di dalam pernyataannya adalah untuk kebaikan bangsa dan negara ini, walau terkadang cara penyampaian dan kata-katanya tidak mengena di hati banyak orang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun