Tragedy of the Common adalah kekejaman tanpa belas kasihan dalam bekerja demi merebut atau mendapatkan sesuatu. Jadi tragedi yang disebutkan bukanlah keadaan yang tidak membahagiakan. Hal ini sejalan dengan yang diaktakan oleh Whitehead yang mengatakan bahwa esensi kata tragedi disini bukanlah ketidak bahagiaan. Tragedy of the Common terkait erat dengan sumber daya, karena yang ingin dikuasai dalam hal ini adalah sesuatu yang memang merupakan modal manusia. Sumber daya ini berlimpah dan merupakan milik bersama. Tragedy of the Commons menarik untuk dibahas karena sangat berkaitan erat dengan kehidupan kita sebagai sebuah populasi. Malthus berpendapat bahwa pertumbuhan populasi bersifat geometrical dan hal ini menjadi masalah. Mengapa? Baik secara teoritis maupun biologis, setiap organisme dalam populasi membutuhkan energi untuk berkembang. Energi ini tidak hanya digunakan saat bekerja tetapi juga saat bersantai atau rekreasi. Pada intinya energi ini dibutuhkan dalam segala aktivitas. Populasi terus berkembang sedangakan alam bersifat tetap. Hal ini membuat peledakan populasi menjadi sebuah tantangan bagi kita.
Permasalahan populasi ini tidak hanya membutuhkan solusi teknis berupa segala sesuatu yang berhubungan dengan teknologi untuk menyelesaikannya. Ilmu pengetahuan, teknologi, secara tidak langsung menimbulkan dampak bagi lingkungan dimana manusia hidup. Oleh karena itu dibutuhkan solusi yang mendasar yaitu perlunya kesadaran dari setiap orang untuk secara bijak dan bersahabat dengan alam. Adam Smith menyatakan perlu adanya kontrol dari orang – orang sebagai suatu prosedur untuk mewujudkannya. Mustahil untuk membuat pertumbuhan populasi menjadi nol atau dengan kata lain meminimalisir populasi. Oleh karena itu yang diperlukan adalah mengoptimalkan populasi. Bukan secara kuantitas, tetapi secara kualitas.
Kepemilikan bersama tidakselamanya dapat dilaksanakan dengan baik. Pola pikir masyarakat terhadapkepemilikan aset yang dianggap milik bersama kadangkala menimbulkan kerawananyang berujung pada kerusakan dan anarkis. Konsep dari Tragedy of Common telah ditulis oleh Garret Hardin pada tulisannya yang berjudul "Tragedy of The Commons". Para penggembala diberikebebasan untuk menggembalakan ternaknya di lahan yang dianggap Common bagimasyarakat desa tanpa ada aturan tentang kuantitas ternak dan berapa banyakrumput yang diambil. Beberapa penggembala berpikir untuk meningkatkankeuntungan mereka dengan menambah jumlah ternaknya namun pemikiran tersebuttanpa disadari diikuti oleh rekan – rekan lainnya. Lahan tersebut akhirnyahabis karena terjadi peningkatan jumlah ternak tanpa ada peningkatan luas lahan.
Tragedy Freedom of The Commons
Hal yang menjadi sumber masalah di sini adalah pemahaman individu mengenai makna kebebasan. Pada umumnya kebebasan diartikan sebagai hak untuk melakukan apa saja. Hal inilah yang turut menjadi pemicu munculnya banyak eksploitasi terhadap lingkungan yang merugikan beberapa pihak. Dengan kata lain seperti yang ditulis oleh Garrett Hardin dalam thesisnya “Freedom in a commons brings ruin to all”.
Terlalu banyak manusia yang salah mengartikan arti kebebasan dimana mereka selalu mengambil keuntungan dengan memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk membangun real estate atau hotel dan tidak mempedulikan daerah sekitarnya. Banyak juga terjadi pada daerah maritim dimana mereka yang mempunyai kekuasaan melakukan eksploitasi terhadap kekayaan alam tanpa memikirkan efek kedepannya
Kesimpulan
Penyalahgunaan lahan, penggundulan hutan, sampah/limbah, polusi, eksploitasi laut tanpa disadari mempunyai dampak jangka pendek dan jangka panjang. Masalah lingkungan akan terus terjadi jika tidak ada kesadaran dari masing-masing individu. Oleh karena itu Tragedy of the Commonsini dapat diselesaikan dengan menggunakan kesadaran yang muncul dari hati nurani dari masing-masing individu
Refrensi
Hardin, Garrett.1996.The Tragedy of the Commons.