Mohon tunggu...
andika
andika Mohon Tunggu... Administrasi - Pria biasa

hanya orang biasa, bukan siapa siapa juga\r\n

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tahu, Menggunakan Bahasa Indonesia

29 Juli 2012   02:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:29 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika baru kerja sebagai tki di Kuala Lumpur Malaysia tahun 2007 saya memang perlu mengenal budaya malaysia sedikit demi sedikit untuk mempermudah kerja disana, baik  itu mengenai tata krama, kebiasaan, makanan khas sana maupun bahasa yang di gunakan orang orang malaysia. Ketika tanya tanya itu, teman saya yng orang boyan ( bawean ) sudah lama kerja di  Kuala Lumpur ( cuma dia dan istrinya tetap apapun yang terjadi katanya akan mempertahankan sebagai Warga Negara Indonesia, sementara ada yang lain ada yang kepingin menjadi warga negara malaysia )  mengatakan soal postur tubuh, wajah dan kebiasan orang orang Indonesia tidak jauh berbeda dengan orang malaysia, agak sualit juga membedakan mana orang malaysia dan mana orang indonesia. Kan banyak orang malaysia yang asal muasalnya datang kemmudian manjadi warga negara dari berbagi suku di Indonesia jelasnya lagi. Ya juga, http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2010/01/03/di-malaysia-dipuncak-gunung-yang-tinggipun-masih-ketemu-orang-indonesia/ [caption id="attachment_197337" align="aligncenter" width="300" caption="jika saya tiadak mendengar mereka bicara dalam bahasa Idonesia ketika jumpa di Bukit Tinggi Pahang malaysia, tidak tahu kalau kelaurga ini orang Jakarta.....dikira jepang, foto andika"][/caption] Oh begitu saya menganguk angguk. Kemarain sampian bilang jika banyak tki di malaysia yang ditangkap RELA ( RELA adalah semacam Satpol PP atau Hansip di Indonesia yang diberi kewenangan khusus termasuk menangkap pendatang gelap atau oarang asing yang sudah tidak mempunyai ijin tinggal atau kerja yang sah lagi ). Bagimana mereka tahu jika yang ditangkap itu oarang Indonesia? Oh ya memang banyak orang indonesia yang ditangkap RELA atau polis malaysia, katanya. Lho kok,...... katanya susah membedakan mana orang Malaysia dan orang Indonesia ( terutama  untuk ras melayu ). Dari bicaranya pak, akan  ketahuan. Ketika yang diatangkap diajak bicara akan ketahuan jika bicaranya bukan melayu atau bicara melayu tetapi logatnya khas Indonesia ( bisa sumatera, sunda atau jawa dan lainya ). Oh begitu. Pantesan kok umumnya tki yang bekerja di malaysia cepat sekali lancar berbahasa melayu ala malaysia sekaligus dengan cengkoknya, kadang malah nyebelin jika jumpa orang semacam ini, sepertinya sudah lupa dengan bahasa Indonesia ( dasar indon,.......... hehe, biar ada yang seneng..........kekekekekek ) . Jadi tahu, mereka " menggunakan Bahasa Indonesia " Itu di Malaysia, bagaimana dengan di tempat lain, ..............yuk Ketika saya mengikuti pelatihan yang cukup lama juga di eropa dulu ( tahun 1990 ), kami dalam grup pelatihan itu sebanyak 10 orang ditempat di Denmark sebagai tempat pusat pelatihan, cuma pelatihannya seniri dilakukan dibeberapa negara eropa. Karena peltihannya lebih banyak kesoal  kerja lapangan, maka setiap hari kami harus  jalan terus kecuali hari libur, mulai dari kota sampai ke desa desa di beberapa negara eropa itu, termasuk juga di Kanada waktu itu. Nah ketika kami di banyak jalan di negara negara  eropa itu, sampai ke kampung kampungnya, ada beberapa teman yang gemar sekali ( mungkin sudah kangen negeri sendiri bisa jadi ) apakah itu kami sedang diatas kereta, berda diatas bus atau saat kami jalan kaki di kota kemudin berjumpa denagn orang asia dengan kulit rada sawo mateng, dengan teknik tembak langsung teman teman itu menyapa sasarannya dengan menggunakan bahasa Indonesia, "mas orang Indonesia ya atau mbak orang Indonesia ya?" Umumnya yang disapa menggelengkan kepala, kebanyakan yang ditanya menjawab berasal dari Philipina,  walaupun ada satu dua yang mengatakan dari Indonesia, wah senangnya,  jika di jawab mereka orang Indonesia. Ketika suatu hari kami sedang jalan kaki menuju ke tempat pelatihan di kota Kopenhagen setelah turun dari kereta komuter, kemudian sambung bus kota,  kemudian jalan kaki sambil ngobrol, kami memang sudah melihat ada beberapa orang asia sedang duduk duduk nongkrong dipinggi jalan, kami saling pandang, eh  ternyata orang orang yang nongkrong itu tiba tiba mendekati kami, bapak bapak dari Indonesia ya, tanya mereka. Dijawab ya. Lho kok tahu? Itu tadi bicaranya bahasa Indonesia jelas mereka...........hahahahaha. Kemudian mereka tanya lagi, mas  mas ini tahu enggak dimana di sini red area? Haaaaaa.......pagi pagi yang dingin kering cari red area.....kekekekekek, kami tertawa. Mereka pun tertawa. Memangnya mas mas ini disini ngapin, kami balik tanya. Oh kami pelaut yang kapalnya sedang lego jangkar sudah dua hari jelas mereka. Oh. mas mas naik kereta ke main station, sudah, sampai di sana, mau belok kiri atau belok kanan terserah, pokoknya disekitar sana semua red area.........hahahaha. Oh ya terima kasih ya jawab mereka senang .  Kami pun bersalam salaman, olalala, onnok ae. Kenapa juga ya enggak dimana mana di dekat stasiun di kota kota besar, selalu tersedia tempat banyak orang jual beli barang terlarang ( kecuali Stasiun Gambir Jakarta barangkali ya ), hehe. Ketika sampai di CN Tower di kota Toronto Kanada ( CN Tower masih merupakn gedung tertinggi di dunia waktu itu ),  dihari libur  siang itu kami dikejutkan oleh satu teriakan yang cukup keras lelaki berwajah asia, kulitnya agak putih ( bukan berwajah cina ) dalam bahasa Indonesia, haaaaa, yakah? Ternyata lelaki itu ( maaf ternyata teman kita orang Indonesia ) dari suku batak yang belajar kemudian ( katanya ) kerja di Kanada, mungkin karena stres, pagi itu dia yang santai saja, sesekali berteriak menggunakan bahasa Indonesia. Mungkin saja dia pikir siapa perduli dan siapa tahu dia berteriak di negeri orang ini, hehe. Kami tahu, karena dia menggunakan bahasa Indonesia, jika tidak?........di luar negeri ini, apa bisa kita mengidentifikasi orang Indonesia itu seperti apa? Ada yang bisa? Saya kira dari pengalaman saya selama ini, akan sangat sulit sekali, seperti teman saya yang di malaysia itu mengatakan, tahu, ketika mereka bicara menggunakan bahasa Indonesia. Bayangkan orang Indonesia banyak juga hidungnya mancung walaupun umumnya berhidung standar ( agak pesek - tidak mancung ), soal kulit banyak yang kehitam hitaman, sawo matang dan juga putih. Soal mata banyak yang belok, tetapi banyak juga yang sipit sipit terutama orang orang yang berasal dari sumatera, mau yang keriting rambutnya banyak juga seperti teman teman kita dari Indonesia Timur sana, Ambon, NTT dan Papua. Saya yakin agak sulit jika orang asing tanya  kita, untuk menjelaskan orang Indonesia itu seperti apa postur tubuh dan wajahnya, berbeda dengan orang cina atau india ya kan? Ketika jalan jalan di Singapura, kitapun menjadi akan banyak tahu jika orang orang yang banyak ditempat tempat umum itu apakah di hotel, di amal, di Orchard Road atau di Sky Park yang gedungnya tinggi itu, banyak sekali orang indonesia jalan jalan atau belanja di singapura. Tahu, karena mereka bicara bahasa Indonesia, jika tidak, ya pasti tidak tahu, karena mereka banyak yang sedang di Singapura itu tidak beda dengan penduduk Singapura atau turis lainya disana, ya kan, olala. [caption id="attachment_196963" align="aligncenter" width="448" caption="ini semua orang indonesia sedang di puncak gedung, lantai 24 sky park singapura - jika saja mereka tidak berbahasa indonesia, mana tahu? yakan, foto andika"]

1343528042308497018
1343528042308497018
[/caption] [caption id="attachment_196964" align="aligncenter" width="448" caption="beli es krim di orchard road singapura, tahu, karena mereka berbahasa indonesia - foto andika"]
1343528184586651835
1343528184586651835
[/caption] Jadi tahu, karena menggunakan bahasa Indonesia. Banggalah dengan bahasa persatuan kita Bahasa Indonesia. Bayangkan.................. Selamat pagi, salam sukses dari Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun