Mohon tunggu...
andika
andika Mohon Tunggu... Administrasi - Pria biasa

hanya orang biasa, bukan siapa siapa juga\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalaman Disunat Dokter Perempuan

13 Februari 2010   05:21 Diperbarui: 4 April 2017   18:23 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

[caption id="attachment_73512" align="alignleft" width="300" caption="ilustara saja"][/caption] Pernah disunat ?. Saya punya pengalaman pada tahun 2000 yang lalu untuk urusan sunat menyunat.  Bagi umat muslim lelaki pastilah disunat walaupun  ada juga ada katanya perempuan muslim disunat. Saya sendiri tidak faham mengapa lelaki dan ada juga perempuan  muslim harus disunat.  Mungkin ada yang bisa membantu menjelaskan. Maafkan saya. Banyak juga  orang yang kemudian masuk Islam sebelum  atau  setelahnya  melaksanakan sunat, sebagi tanda muslim. Apakah kebiasaan sunat ini hanya dilaksanakan orang muslim ternyata tidak juga,  teman saya yang bukan muslim juga banyak yang melaksanakan sunat , selain untuk menjaga kesehatan katanya juga memang sudah merupakan suatu tradisi di suatu daerah tertentu penduduk setempat  umum  melaksanakan sunatan, apakah dia muslim atau bukan muslim.  Semua  lelaki umumnya melaksanakan sunatan. Nah, yang saya akan ceritakan  disini adalah pengalaman disunat oleh dokter perempauan. Ceritanya begini : Istri sudah banyak minta ke saya agar anak lelaki kami yang sudah akan naik kelas enam Sekolah Dasar segera disunat, mumpung anaknya mau katanya.  Memang selama ini anak lelaki kami  ini, masih menunda nunda sunat,  sudah dua tahun ini dibujuk sunat belum mau. Katanya masih banyak temannya yang belum disunat, kalau bapak tidak percaya cek saja gurunya, dia beralasan. Memang ada berapa lagi  kak yang belum disunat.  Ada enam katanya.  Kapan kamu mau disunatnya. Nanti nanti saja dach pak pintanya.  Ok. Pada saat  hanya  tersisa dua di kelas sekolahnya yang belum sunat (  anak itu dan satu temannya),  anak itu mungkin sudah merasa malu, karena semua temannya sudah sunat kecuali tinggal berdua saja , dia sudah setiap hari merengek minta kepada mamanya untuk  disunat. Bagaimana ya.  Kantor sedang  sibuk.  Mama saja dach yang urus. Sudah  pak, sudah saya  tanya tanya, kita datang saja ke rumah sakit saja yuk,  mosok tidak ada waktu sama sekali.  Kata dokternya, mau sunat biasa atau pakai laser, beda tarifnya. Ok, saya telponnya lagi rumah sakit di kali malang itu. Rumah sakit ini memang langganan berobat kelurga kami jika ada keperluan kesehatan, bukan saja  hanya  karena sakit. Ok, saya telpon. Hallo,.......saya telpon rumah sakit. Hallo, selamat malam pak, ada yang bisa dibantu, petugas pelayanan  rumah sakit itu  menjawab Ya saya mau sunat,  eh salah anak saya mau sunat. Ah , bapak ada ada saja, jawab penerima telpon. Saya sambungkan ke dokter jaganya saja ya pak, biar ok, lanjutnya. Ok dach....... Hallo, dokter saya merencanakan akan sunat anak saya. Ya , umurnya berapa sekarang?  anaknya biasa atau gemuk badannya. Biasa saja dokter. Boleh,  langsung saja  bawa kesini untuk dicek dulu kesehatannya , boleh atau tidak disunat,  setiap saat bisa, ada dokter jaga, jelasnya. Dokter, dengar dengar ada yang pakai laser ya. Ya, tetapi itukan cuma teknisnya saja pak, mau yang biasa boleh, mau yang laser boleh, tinggal pilih saja. Bedanya, apa dong dokter, kalau yang laser, katanya bisa diukir ya dok, bisa dibuat kriting kriting ya. Hah ini bapak, boleh saja kalau mau, bisa, sesuai pesanan saja jawabnya......haha.  Boleh juga ni. Kenapa tidak dari dulu dulu ada sunat macam begini. Bayarnya bagaimana dokter? Kalau yang biasa 700 ribu rupiah, kalau yang laser satu juta dua ratus rupiah.  Ini tarif kalau saya tidak salah ingat lho ya, maaf sudah lama, hampir lupa. Kalau dokter sendiri, ada saran, pilih yang mana? Saran saya yang bisa juga boleh,  toh hasilnya juga sama, laser itu  cuma caranya saja, jelasnya, kan bisa menghemat, tambahnya lagi. Kalau  mau yang laser harus dokter bedah, janjian dulu. Benar juga ya.  Ngapain juga laser laseran, kalau hasilnya toh sama. Ok, daftar yang biasa saja pak dokter Ok saya catat ya, jawabnya. Hari apa mau datang kesini. Hari minggu saja dokter jam delapan pagi, tanggal sekian bulan sekian tahun 2000. Ok, jawabnya sudah saya catat ya. Setelah itu,  beberapa hari dilakukan persiapan termasuk pengajian Jum'at malamnya untuk do'a keselamatan agar semua prosesi sunat berjalan lancar. Hari Sabtu siap siap, karena anaknya masih masuk sekolah juga, Minggu pagi, berangkatlah satu keluarga kerumah sakit. Setelah pendaftaran ok,  siap siap ya kata petugas juru rawatnya, silahkan tunggu nanti dokternya datang. Tidak terpikirkan sama sekali, jika  dokter yang akan menyunat anak saya itu dokter perempuan. Silahkan, tiduran dulu ya, kata dokter yang cantik itu, saya siapkan dulu prelatannya ya. Anak kami  mulai gusar, mungkin sama  dengan bapak dan yang lain, lho kok yang akan menyunat dokter perempuan,......mau tanya tanya,  apa persoalannya.....hehe Dulu waktu daftar dan tanya tanya semua yang melayani sampai pendatfaran lelaki, kok tiba giliran sunatnya perempuan. Geli juga . Salah saya juga kenapa tidak minta  sebelumnya  dokter lelaki. Sama sekali tidak kepikiran, ya sudahlah. Begitu celana anak dibuka,  anak  itu sudah mulai teriak teriak.  Lho belum diapa apakan sudah berteriak teriak. Yak ampun. Bisa dibayangkan ramainya, Dokter berusaha menenangkan dan akhirnya dengan susah payah, berhasil terpotong juga. Alhamdulillah. Selamat. Pengalaman yang tidak terlupakan. Sekarang anak kami itu  sudah semester empat,  kuliah di Kuala Lumpur. Mungkin bagi dia ini termasuk pengalaman yang indah dan sekaligus tidak terlupakan, juga. Salam dari Kuala Lumpur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun