Mohon tunggu...
Andi Akbar
Andi Akbar Mohon Tunggu... -

berikan anak-anak kesempatan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Sejarah Itu ......

18 Januari 2011   06:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:27 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12953311731239092156

Ada satu hal mengapa orang harus belajar sejarah. Satu hal itu adalah kejujuran. Sejarah adalah sebuah pertanggungjawaban kepada tiga masyarakat sekaligus: masyarakat masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Sebagai sebuah pertanggungjawaban, maka objektivitas peristiwa mendapat tempat untuk diagungkan.

Proses penceritaan kembali peristiwa yang dianggap sejarah memang tidaklah gampang. Di sana akan ditemui kendala untuk berendah hati (baca: bersikap jujur) mengungkap apa yang benar-benar terjadi. Apalagi kalau itu menyangkut pelaku sejarah yang mengingat-ingat serta mematut-matut perannya dalam peristiwa yang diceritakannya.

Belajar sejarah adalah belajar untuk menanam, memupuk, mengembangkan serta mengekalkan sikap untuk adil kepada siapa saja. Kepada masa lalu yang mempunyai hak untuk ditempatkan dan diceritakan apa adanya. Kepada masa kini yang mempunyai hak untuk mendapatkan cerita apa adanya. Kepada masa depan yang mempunyai hak mendapat bekal agar tidak jatuh pada lubang yang sama.

Belajar sejarah belajar menumbuhkan sikap demokratis. Sejarah terlahir dari sebuah atau beragam pertanyaan. Jawaban atas pertanyaan tersebut tidaklah diwajibkan sama. Dibutuhkan sikap empati terhadap orang lain yang berpegang pada jawabannya masing-masing. Biarlah kebenaran diberikan kepada konteksnya.

Belajar sejarah adalah belajar tampil dengan modal yang dimiliki tanpa meminjam, menambah, mengurangi. Citra pada akhirnya akan tampil sesuai dengan aslinya. Semogalah kita belajar menghayati dimensi kualitas. Sebab segala innerlichkeit, jati diri, kita sebenarnya mendambakan arti, makna, mengapa dan demi apa kita saling bergandengan yang berkreasi aktif dalam sendra tari agung yang disebut kehidupan.

Belajar sejarah adalah belajar memupuk keberanian untuk menyalahkan diri sendiri apabila memang kita salang melangkah. Kesalahan langkah kita bisa saja disebabkan oleh sikap kita yang tidak tahu atau bisa juga disebabkan jalan kita yang dibelokkan. Kalau begitu, sejarah juga merupakan pergumulan antara nurani dan ambisi. Cerita tentang manusia yang saling mengekspresikan kemanusiaannya masing-masing.

Pada akhirnya belajar sejarah adalah belajar tentang kehidupan itu sendiri dengan guru yang tak pernah bisa dibatasi. Sebuah proses belajar yang tidak harus disempitkan menjadi kuliah atau sekolah, melainkan belajar dalam makna yang universal. “Historia vitae magistra” lirih Huizinga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun