Mohon tunggu...
Andang Ismail
Andang Ismail Mohon Tunggu... profesional -

Spesialis Alat Permainan Edukatif (APE) Berbahan Sederhana Bahkan Barang Bekas untuk Pembelajaran Anak Usia Dini. Penulis Buku Education Games Owner Shibyan Kids Center Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Money

Rumah-rumahan dari Gabus Ciptaanku

20 April 2013   18:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:53 5266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13664578811012984571

Alhamdulillah.. Akhirnya saya bisa melihat sendiri perkembangan usaha di bidang miniatur rumah dari stereofoam (Gabus) di Youtube.

Ceritanya sederhana, akhir tahun 1999 adalah awal saya merakit merencanakan dan mendesain mainan ini dengan modal 200 ribu pinjam pada seorang kawan yang cukup satu minggu dapat saya kembalikan modal ini. Saya mendapatkan ide ini di depan kamar mandi kost, di Gambiran Yogyakarta, dimana saat itu saya baru menikah, sementara belum punya pekerjaan, tapi sebagai sarjana pendidikan saya ingin bisa berbagi ilmu dan kreativitas pada semua orang, tetapi saya juga ingin bisa punya penghasilan.

Saya sangat bahagia ketika ide yang saya miliki ini bisa membuat orang lain kebagian berkahnya. Ada banyak saksi yang bisa kami buktikan, dari konsep ini, termasuk bagaimana saya memasarkan awal di pasar sekaten, di Depan Istana Presiden "Gedung Agung" Jogja (sampai harus lari-lari karena dikajar pak Polisi Pamongpraja), di pasar kotagede yogyakarta sambil meniup trompet yang bisa berkata: "Papa'e...", di pasar Godean Sleman, di Pasar Bringharjo Jogja dan pasar2 lain yang saat itu cukup dalam hitungan 1 tahun saya punya beberapa karyawan dan memasarkan produk ini ke beberapa tempat.

Nasib Berpihak Lain Disela-sela saya menjaga jualan produk ini, saya selalu sempatkan baca buku tentang pendidikan anak yang mulai saya sukai waktu itu. Karakter saya sebagai pendidik dan pebisnis memang sangat kuat, hingga saya pernah dikira lulusan dari arsitek atau setidaknya lulusan STM Bangunan, hingga beberapa pemesan benar-benar meminta saya membuatkan maket sekolah yang lengkap, diantaranya adalah maket SMP Negeri 8 Yogyakarta, SMK Muhammadiyah Imogiri, yang saya kemas dengan menggunakan kaca. Mudah-mudahan masih ada di sekolah mereka, meski kurang yakin juga karena Imogiri pernah diguncang gempa. Sama ratanya dengan rumah yang saya tinggali di Banguntapan Bantul.

Disaat saya berjumpa dengan seorang kepala di Sekolah Tinggi Pendidikan Islam (STPI) Bina Insan Mulia Yogyakarta (dulu PGTKI Bina Insan Mulia); Ibu Hibana, M.Pd (Beliau juga masih ada) saya bawakan hadiah untuknya sebentuk miniatur rumah type 45 yang saya produksi. Beliau sangat senang dan menawari saya untuk memberikan materi-materi kuliah kreativitas dan permainan, termasuk desain APE tradisional-modern, dan mata kuliah kreativitas lainnya, hingga saat itu (2003) saya selalu diminta untuk memberikan "oleh-oleh" kreativitas bagi para mahasiswa saya, khususnya dari barang2 bekas.

Mulai saat itulah pekerjaan produksi miniatur ini mulai saya turunkan karena saya cukup sulit membagi waktu dengan agenda saya mengajar di beberapa tempat: di PGTKI Bina Insan Mulia Purworejo, PGTKI Bina Insan Mulia Gemolong, PGTKI Bina Insan Mulia Sragen, PGTKI Bina Insan Mulia Demak dan di Universitas Cokroaminoto Yogyakarta.

Mainan ini tidak pernah saya tinggalkan dan masih saya miliki dokumennya mulai dari desain potongannya, desain pintu dan jendelanya, hingga desain rumah model sudut dan salah satu model yang masih lengkap dengan desain pintu dan jendelanya yang ada di layar ini adalah rumah-rumahan yang saya beri nama "RUMAH ELIT". saya masih punya desainnya lengkap. Waktu itu saya kemas dengan menggunakan plastik ukuran ketebalan 0,5 dan dilabel dengan nama: MAHIMA: Home art for kids creativity. Awalnya menggunakan petunjuk berupa buku kecil yang terbuat dari fotocopy-an dan saya potong jadi dua, terdiri dari 8 halaman, termasuk wawasan mengenai kreativitas dan cara pemasangan kepingan-kepingan ini dengan lengkap.

Di tahun 2003-an waktu itu barang produksi saya sempat menjadi primadona di Taman Bermain Purawisata. Hingga ada seorang rekan penjual gelembung sabun (orang yang tinggal di dekat Purawisata) tertarik dan kemudian meniru mencipta dengan produk yang sama dan punya beberapa perbedaan mendasar, tentunya desainnya tidak semanis yang kami buat, karena tangan dan cara melihatnya juga berbeda. Kami tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi juga bagaimana memberikan pembelajaran.

Di tahun yang sama seorang rekan pedagang mainan juga kemudian belanja ke tempat saya satu kodi (20 pcs), beliau orang mangiran Bantul. Di saat yang tidak disangka-sangka kami berjumpa saat belau sedang menjajakan produk yang seperti saya buat.

Sempat sakit hati saya, karena di saat yang tidak terlalu jauh dari itu saya dapatkan lagi info bahwa ada produsen mainan rumah-rumahan dari gabus yang diliput TransTV..

Emh.. saya hanya mengatakan pada diri saya: "Berbahagialah, bahwa yang dinamakan orang berhasil itu adalah orang yang bisa membuat orang lain berhasil. Jangan bersedih, karena Tuhan telah menentukan garismu bukan sebagai tenaga produksi, tetapi sebagai pemberi ide bagi orang-orang untuk berkembang dan maju".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun