Mohon tunggu...
4n4sf4uzi
4n4sf4uzi Mohon Tunggu... Checker -

hanya berusaha tapi tidak kuasa menentukan..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Susahnya Ngurus SIM

19 Februari 2017   06:05 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:25 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Susahnya Pengurusan SIM

Kepada Yth

Bapak Jokowi

Asswrwb…

Kali ini saya ingin mengeluhkan pengurusan SIM. Saya PNS dari kota Surabaya yang bekerja di Jakarta karenanya saya jarang pulang. Saya di Jakarta bawa motor Pak. Moda yang murah dan irit. Namun saya tidak punya SIM, Pak. Pernah mengurus secara prosedural tanpa calo, tapi gagal. Sehingga hampir 3 tahun saya bawa motor di Jakarta tanpa SIM.

Ketika kemarin saya pulang, saya kemarin mengurus SIM, karena tidak ingin melalui calo, saya melakukannya sesuai prosedur yang ditetapkan. Pengurusan SIM dimulai dengan mengurus surat kesehatan, saya harus bayar Rp25.000,00 untuk pemeriksaan dan asuransi Rp30.000,00.

Kemudian saya mendaftar. Saya datang jam 07.00 dengan harapan bisa cepat dan segera selesai. Namun ternyata, di dalam sudah banyak orang, dari mana orang-orang ini. Saya suudzon saja, mungkin kemarin dah tes kesehatan tapi tidak keburu daftar. Setelah nunggu lama, akhirnya dipanggil untuk mengisi berkas, diberi nomor urut untuk foto.

Indikasi calo saya lihat disini Pak. Banyak pengaju SIM yang foto tanpa ikut antri. Indikasi lain banyak pihak yang bukan peserta ikut masuk ke ruang foto.

Setelah foto, proses selanjutnya adalah ujian tertulis. Setelah menunggu lama, dalam ruangan yang panas, saya dipanggil, ternyata sudah klotes (kelompok tes) kedua. Per klotes 150 orang. Saya ikut yang kedua. Pada tahap ini, proses bagus Pak. Proses transparan, petugas menjelaskan secara jelas, tes dilakukan dengan transparan.

Alhamdulillah lulus. Proses selanjutnya adalah ujian praktek. Pada tahap ini indikasi calo kental sekali Pak. Dari dua klotes, artinya 300 orang. Yang tes tidak sampai 20 orang. Kemana yang lain? Apakah tidak lulus semua, kok banyak sekali, kalau benar begitu. Banyak peserta yang bareng tes tulis, saya lihat pulang satu per satu, tanpa melewati tes praktik. Saya perhatikan ketika menunggu tes praktik.

Tes dimulai dengan paragaan dari petugas. Kami disuruh memperhatikan. Setelah petugas selesai kami diminta untuk mulai sesuai urutan. Akhirnya saya di tes praktek, saya gagal, dan hampir semua peserta gagal, untuk kesalahan yang minor. Seperti roda menyenggol pembatas, roda sedikit melewati garis, tidak mengangkat tangan, helm kurang kencang dan macam macam. Padahal instruktur peraga juga melakukan hal yang sama. Saya bertanya ke beberapa peserta ternyata banyak yang mengulang, sampai 2-10 kali, Padahal untuk tes mereka harus ijin dari tempat kerjanya dan pengurusan SIM harus seharian tidak dalam hitungan menit atau jam seperti yang digembor gemborkan. Kasihan sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun