Mohon tunggu...
Anang Syaifulloh
Anang Syaifulloh Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Pribadi

Pengagum Bapak Soekarno, namun untuk masalah wanita belum seahli beliau

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Rumah Tumbuh, Solusi Milenial untuk Punya Rumah

16 Juli 2019   13:00 Diperbarui: 16 Juli 2019   13:30 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Harga perumahan menunjukkan tren kenaikan tiap tahun. Pada kuartal I pada tahun ini, terdapat kenaikan dari 0.38 persen menjadi 0.59 persen. Kenaikan ini terjadi untuk rumah dengan tipe kecil yang memang banyak diincar oleh banyak orang tak terkecuali generasi milenial. 

Perumahan di Jakarta menjual tipe 36 dengan harga 470-599 juta. Seperti di Green Village 3, Pondok Ranggon , Cipayung, Jakarta Timur. Rumah tipe ini di Dharmawangsa Residence Bogor ditawarkan dengan harga 287,4 juta. Sedangkan di Royal Residence Bandung dijual dengan harga 390 juta. 

Melihat harga yang naik seperti ini, masyarakat terutama generasi milenial dituntut untuk lebih bekerja keras dan kreatif untuk memenuhi kebutuhan hunian. Pemerintah sebenarnya telah membantu dengan adanya KPR yang memungkinkan untuk memiliki rumah dengan cara mencicil. 

KPR hanya memungkinkan untuk perumahan. Lalu bagaimana dengan orang yang ingin membangun rumah sendiri dan tak ingin model perumahan?. Bukan berarti mereka tidak bisa memiliki rumah sendiri. Walaupun dengan penghasilan dan tabungan yang pas-pasan, masih ada cara lain untuk memiliki rumah sendiri. 

Membangun rumah tidak selalu harus langsung jadi dengan beberapa kamar, ruang tamu ataupun ruang konvensional yang biasa ada di rumah. Konsep rumah tumbuh nampaknya cocok dengan milenial yang menginginkan rumah pribadi namun hanya memiliki dana yang pas-pasan untuk langsung membangun rumah utuh. 

Konsep rumah tumbuh harus benar-benar direncanakan dengan matang. Karena konsep berkelanjutan rumah sangat bergantung dengan rencana awal dan kebutuhan mendatang pemilik. Inilah fungsi dari seorang arsitek untuk dapat membuat rencana denah yang matang. 

Tahap awal rumah ini biasanya dimulai dengan pembangunan ruang utama. Bagian tanah yang dibangun disesuaikan dengan rencana denah. Ruang Tamu, 1 kamar mandi, 1 ruang serbaguna dan 1 kamar tidur dibangun lebih awal sesuai dengan dana yang dimiliki. Ruang serbaguna ini bisa berfungsi sebagai dapur ataupun ruang keluarga 

Ruangan pokok didahulukan untuk menunjang aktivitas pemilik rumah. Apalagi milenial yang masih keluarga umumnya belum memiliki kebutuhan untuk kamar anak. Tanah yang belum terbangun dibiarkan hijau sambil menunggu pembangunan tahap kedua ataupun ketiga. Rencana struktur juga harus diperhatikan. Tentunya struktur rumah satu lantai akan berbeda dengan rumah dua lantai. 

contoh konsep denah rumah tumbuh | Rooang.com
contoh konsep denah rumah tumbuh | Rooang.com
Pembangunan tahap kedua dapat dilanjutkan lagi untuk memenuhi kebutuhan lanjutan. Seperti kebutuhan kamar anak yang mulai dewasa dan membuhkan kamar tambahan. Ruang keluarga untuk berkumpul, maupun kamar untuk tamu apabila ada yang menginap. 

Pembangunan tahap tiga bisa diarahkan untuk pembangunan ke atas yaitu lantai kedua. Dalam perencanaan awal jangan lupa untuk memberi ruang untuk tangga agar perencanaan ketiga ini dapat berjalan.  

Apabila konsep ini berjalan dengan lancar, bisa saja fungsi ruang dapat diubah. Penghasilan yang mulai tinggi dan stabil, serta kebutuhan untuk mengurus rumah yang semakin tinggi dapat dipenuhi dengan menyewa pembantu. Lantai 1 dapat berfungsi sebagai ruang publik-semi privat, sedangkan lantai 2 menjadi ruang yang privat.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun