Mohon tunggu...
Ananda Puja Wandra
Ananda Puja Wandra Mohon Tunggu... Website Developer di GarudaCode.Com -

Menatap masa depan dengan pasti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Konsep Islam Nusantara, Kesesatan yang Menyesatkan (Analisa Frasa & Makna)

3 Agustus 2015   12:19 Diperbarui: 3 Agustus 2015   12:27 8214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini marak tentang isu Islam Nusantara. Jujur Saya sendiri aneh dengan pemikiran menambahkan embel-embel “Nusantara” ini di belakang kata “Islam”. Islam Nusantara katanya lebih menunjukkan wajah Indonesia yang cinta damai, penuh toleransi dalam keberagaman, tidak seperti Islam Arab. Islam Nusantara lebih mengedepankan budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia yang berjalan seiring dengan penerapan Islam.

“Di Amerika dan Eropa, ayam goreng itu dijual begitu saja, tanpa nasi. Beda dengan di Indonesia, nasi disertakan sebagai pendamping,” terang Prof Akh Muzakki menganalogikan bahwa konsep Islam Nusantara itu sebagai penerapan Islam yang sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia.

Saya jujur merasa aneh dan tidak paham dengan pola pemikiran seperti ini. Pertama Saya akan ulas dari segi tata bahasa Islam Nusantara. Jika kita membuat sebuah term maka hal tersebut akan memiliki sebuah makna. Artinya frasa Islam Nusantara merupakan sebuah konsep baru yang sama sekali berbeda dengan Islam. Misal kata “Sekolah”. Sekolah merupakan satu makna, satu konsep, dan satu arti. “Sekolah adalah tempat didikan bagi anak anak. tujuan dari sekolah adalah mengajar tentang mengajarkan anak untuk menjadi anak yang mampu memajukan bangsa,” begini pendapat Wikipedia tentang kata “Sekolah”. Nah coba kita tambahkan kata lain di belakang kata “Sekolah” dan tidak menjadi dua makna, alias satu frasa, satu makna, misalnya “Sekolah Islam”, “Sekolah pagi”, “Sekolah Menengah Pertama”, “Sekolah Tinggi” dan banyak lagi, silahkan Anda tambahkan sendiri. Maknanya sudah berbeda antara kata “Sekolah” saja dengan kata “Sekolah” yang diberikan penambahan kata setelahnya.

Konsep Islam Nusantara (Frasa)

Dari segi istilah jelas ini merubah makna, bisa mempersempit, bisa memperluas, yang jelas makna dan artinya berbeda. Sekolah dan Sekolah Menengah Pertama merupakan sesuatu yang berbeda. “Sekolah menengah pertama (disingkat SMP, Bahasa Inggris: junior high school atau middle school) adalah jenjang pendidikan dasar pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus sekolah dasar (atau sederajat). Sekolah menengah pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 7 sampai kelas 9,” begitulah menurut sumber Wikipedia. Berbeda bukan?

Analoginya kurang lebih sama dengan istilah Islam Nusantara. Islam Nusantara bukanlah dua kata yang mengandung makna masing-masing satu, tapi ia adalah dua kata yang membentuk sebuah frasa, artinya makna dari dua kata itu adalah satu. Islam Nusantara merupakan sebuah konsep baru, jika tidak terlalu kasar kita katakan ajaran baru atau agama baru. Islam Nusantara jelas membuat perbedaan sendiri dari Islam yang selama ini kita kenal. Islam Nusantara merupakan sebuah makna baru yang dicetuskan. Kesimpulan Saya Islam Nusantara bukanlah Islam.

Konsep Islam Nusantara (Esensi)

Selanjutnya mari kita lihat dari esensinya apakah konsep Islam Nusantara ini benar atau tidak. Menurut Saya Islam Nusantara merupakan konsep yang melenceng dan termasuk salah satu pelecehan terhadap agama Islam. Apakah ketika dulu mereka yang mendakwahkan Islam menyebut Islam Arab? Apakah dulu Rasulullah SAW menyebut Islam Arab sehingga kita dengan bangganya menyebut istilah Islam Nusantara? Jangan saudara. Pertanyaan Saya sebenarnya cukup simpel dan sederhana bagi yang setuju dengan konsep Islam Nusantara ini.

Pertanyaan Saya adalah, apa dasarnya konsep Islam Nusantara? Al-Qur’an? Hadist? Tunjukkan pada Saya ayat yang mengatakan ada ajaran Islam Nusantara ini. Jika saudaraku yang tercinta tidak bisa menunjukkan dasar pijakan Islam Nusantara ini maka sungguh konsep ini sangatlah rapuh, lemah. Bagi Saya konsep Islam Nusantara sebenarnya merupakan pelemahan dan wujud ketidakpercayaan diri dari umat Islam yang takut akan Islam itu sendiri. Silahkan baca Piagam Madinah yang dibuat Rasulullah SAW, bukankah itu lambang demokrasi (yang kau angungkan), dan merupakan perwujudan toleransi, keadilan, dan kesetaraan yang baru kau bincangkan abad milenium ini?

Bukankah Islam Nusantara sama saja dengan Islam Liberal yang digagas oleh Jaringan Islam Liberal (Pak De Ulil Abshar Abdalla) dkk? Atau bukankah Islam Nusantara sama saja dengan Islam Konservatif, Islam Moderat, Islam Garis Keras. Apa bedanya? Dari sisi konsep tidak ada berbeda, bahwa Islam Nusantara merupakan sebuah konsep tanpa dasar yang digaungkan untuk menambah pengelompokan dan membuat sebuah faksi-faksi dalam Islam.

Islam itu hanya satu, yaitu Islam, arti katanya salam yang bermakna selamat. Jadi nanti orang Islam Nusantara saja yang selamat? Atau mereka yang kalian gelar dengan sebutan Islam Garis Keras saja yang selamat? Tidak saudara. Yang selamat adalah mereka yang selalu mengikuti tuntunan dari jalan keselamatan. Apa itu jalan keselamatan? Yaitu Al-Qur’an, Hadist. Dari dua sumber yang sudah terbukti otentisitasnya, sudah terbukti keaslian skripnya, sudah terbukti kebenaran fakta ilmiahnya ini hanya ada satu agama Islam, bahkan Allah pun tidak mengatakan Islam itu sebagai Islam Arab. Jika Tuhan atau Rasulullah SAW egois bisa saja ia mengatakan pada zamannya itu yang ada Islam Arab, sehingga ketika penyebaran nanti akan banyak Islam, ada Islam Turki, Islam India, Islam Afrika Selatan, termasuk Islam Nusantara ini, tapi buktinya? Tidak!

Islam hanya diturunkan satu yaitu Islam saja tanpa embel-embel apa pun. Islam punya dasar hukum dan landasan yang kuat yaitu firman Allah Al-Qur’an dan Hadist. Islam merupakan agama yang telah disempurnakan. Bahkan Yesus AS sendiri tidak pernah mengatakan bahwa ajaran yang dibawanya adalah Kristen. Yesus Kristus AS merupakan salah satu nabi dan rasul besar Allah yang turut bersunat, tidak makan babi, melaran minuman memabukkan dan tentu saja bersujud seperti yang umat Muslim lakukan saat ini. Di bawah inilah yang mendasari hanya ada satu yaitu Islam, tanpa embel-embel.

Dasar Patahnya konsep Islam Nusantara

Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisa’ : 59)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun