Mohon tunggu...
Amorita R
Amorita R Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Ayo Belajar: Komunikasi Lingkungan

25 Agustus 2017   00:48 Diperbarui: 25 Agustus 2017   01:14 842
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Apa ada yang pernah mendengar atau membaca mengenai komunikasi lingkungan ?. Artikel ini akan membahas mengenai komunikasi lingkungan. Bidang studi baru dan multidisiplin ini, rupanya memang perlu untuk kita pelajari, mengingat permasalahan mengenai lingkungan yang terus berkembang sampai saat ini, maka karna itu komunikasi lingkungan hadir yang mana diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan mengenai permasalahan atau isu lingkungan ini.

            Apa sebenarnya komunikasi lingkungan itu?, komunikasi lingkungan adalah studi yang membahas tentang bagaimana perilaku manusia terhadap lingkungan disekitarnya, komunikasi lingkungan juga membuat masyarakat dapat merespon dan memahami fenomena mengenai lingkungan sekitarnya. Dalam buku Robert  Cox yang berjudul Environmental Communication and the Public Sphere, mengatakan bahwa komunikasi lingkungan awalnya berangkat dari banyaknya orang yang menyadari bahwa pemahaman kita tentang alam dan perilaku kita terhadap lingkungan tidak hanya bergantung pada ilmu ekologi tetapi juga pada debat publik, representasi media, website, bahkan percakapan yang dilakukan sehari-hari, pengajaran dan penelitian yang ditujukan khusus untuk komunikasi lingkungan (2010:14). Komunikasi lingkungan juga merupakan suatu cara berkomunikasi yang dapat meningkatkan tanda-tanda secara tepat dalam sistem ekologi, sosiologi, dan biologi.

           Komunikasi lingkungan juga memiliki dua fungsi yang berbeda (Cox, 2010: 20-21), yang pertama adalah komunikasi lingkungan bersifat pragmatis, dalam hal ini komunikasi lingkungan dapat mendidik, memberi peringatan, membujuk, memobilisasikan, dan membantu dalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan lingkungan. Kedua, komunikasi lingkungan bersifat konstitutif, komunikasi lingkungan juga membantu dalam membentuk atau menyusun persepsi kita tentang alam.

           Pada tingkat praktis, studi tentang komunikasi lingkungan membantu mempersiapkan diri anda untuk memasukkan banyak bidang profesional. Bisnis, instansi pemerintah, firm hukum, perusahaan Public Relations(PR), dan kelompok lingkungan nirlaba semakin banyak mempekerjakan konsultan dan praktisi dalam komunikasi lingkungan. Beda halnya dengan tingkat konseprual, yang mana studi tentang komunikasi lingkungan berkontribusi pada teori tentang komunikasi manusia itu sendiri, sebagai contoh berfokus pada mempeljari peran manusia dalam berkomunikasi, seni, simbol, dan sebagainya dalam mendefinisikan hubungan sifat manusia.

Dalam komunikasi lingkungan terdapat tujuh area studi, antara lain adalah: 1.Retorika dan wacana lingkungan, 2. Media dan jurnalisme lingkungan, 3. Partisipasi publik dalam pembuatan keputusan mengenai lingkungan, 4. Pemasaran sosial dan kampanye advokasi, 5. Kolaborasi lingkungan dan resolusi konflik, 6. Komunikasi krisi, 7. Representasi alam dalam budaya popular dan green marketing (Cox, 2010; 16-19). tujuh area studi ini nantinya akan dikembangkan dan digunakan dalam penelitian publik, maupun praktek profesional. Mari kita jabarkan satu persatu ketujuh area studi ini:

  1. Retorika dan wacana lingkungan, pada area ini lebih mengacu pada komunikasi persuasi dan kampanye, yang mana semua itu bertujuan untuk mengajak dan tertarik pada lingkungan disekitar kita. area ini merupakan area yang paling luas yang mencakup retorik kelompok, penulisan tentang alam, dan kampanye Public Relations, serta media lingkungan. Fokus retorika memiliki dua sub-area, anatara lain yaitu, 1) studi pragmatis yang mana digunakan individu dan kelompok untuk berkomunikasi
    Tentang lingkungan dengan menggunakan komunikasi persuasi. 2) studi retorika kritis, atau komunikasi yang mempertanyakan atau menantang wacana dominan yang mendefinisikan relativitas antara alam dan masyarakat. Retorika kritis ini memaparkan bahwa terdapat ideologi yang dominan yang dapat ditemuan dalam komunikasi antar lingkungan dan sosial.
  2. Media dan jurnalisme lingkungan. Dalam area Ini berfokus pada cara di mana berita, iklan, program komersial, dan situs internet menggambarkan masalah alam dan lingkungan. Ini juga merupakan studi tentang dampak media terhadap sikap publik. Dampak terhadap media ini memiliki dua cara yaitu: 1. Agenda-setting, kemampuan untuk mempengaruhi apa yang dipikirkan oleh khalayak, 2. Media Framing, bagaimana cerita di dalam berita tersebut membimbing pembaca dan pemirsa untuk membangkitkan persepsi dan nilai tertentu.
  3. Partisipasi publik dalam pembuatan keputusan mengenai lingkungan, Melibatkan masyarakat dalam pembuatan keputusan dapat meningkatkan kualitas dan legitimasi dari keputusan tersebut, sehingga keputusan akan lebih diakui dan mudah diterapkan. Apalagi bila diadakan sebuah forum mengenai masalah lingkungan, yang mana nantinya keputusan yang di dapat bisa memuaskan.
  4. Pemasaran sosial dan kampanye advokasi. Pemasaran sosial lebih berfokus pada bagaimana ide dan usaha yang dimiliki dapat merubah perilaku masyarakat. sedangkan kampanye advokasi, merupakan kampanye yang berperan untuk membela, yang mana selalu dikaitakan dengan adanya korban di dalamnya.
  5. Kolaborasi lingkungan dan resolusi konflik. Berawal dari adanya konflik mengenai lingkungan adanya pihak pro maupun kontra, lalu dilakukanlah sebuah kolaborasi yang merupakan salah satu resolusi konflik. Kolaborasi adalah komunikasi yang mengundang stakeholder untuk mengetahui secara mendalam konflik yang ada dan dapat didiskusikan agar masalah dapat di pecahkan
  6. Komunikasi krisis.   Bertambahnya adanya informasi yang masih memiliki ambiguitas dan juga membawa sebuah krisi inilah yang menyebabkan munculah komunikasi krisi, yang merupakan cara mengomunikasikan resiko suatu hal dengan baik sehingga tidak menyebabkan ambiguitas maupun kesalahpahaman, maka diperlukan strategi komunikasi, sehingga pesan menjadi efektif.
  7. Representasi alam dalam budaya popular dan green marketing. Pada area ini gambar tentang alam diharapkan dapat menjadi budaya populer dalam artian sikap orang agar menuju ke alam menjadi sebuah kebiasaan. Green marketingjuga membatu dalam merealisasikan yang mana membatu dalam melakukan kampanye tehadap lingkungan.

Amorita R/ 150905783/ Komlingkes_B

Daftar Pustaka :

Cox, Robert. 2010. Environmental communication and the public sphere. Second Edition. United States of America: SAGE Publications, Inc.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun