Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bendera Terbalik, Bagaimana Menyikapinya?

20 Agustus 2017   16:38 Diperbarui: 20 Agustus 2017   21:21 3721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://kumparan.com

Belum sepekan HUT RI dirayakan, kehormatan serta wibawa bangsa Indonesia mendapat ujian. Dalam event olahraga internasional SEA Games di Malaysia bendera Indonesia terpasang salah. Dalam buku panduan, SEA Games tersebut sang merah putih tercetak terbalik. Ini sebuah kesalahan fatal. Kecerobohan yang sangat serius. Terlepas apakah dilakukan sengaja atau tidak, insiden salah pasang bendera itu telah menampar muka bangsa Malaysia dalam pergaulan Internasional.

SEA Games bukan ajang biasa. SEA Games merupakan ajang olahraga berkelas dunia. Tak sepatutnya dikelola (diselenggarakan) secara asal. Tak sepantasnya ada kesalahan sekecil apa pun dalam pelaksanaannya. Terlebih ketika kesalahan itu terkait martabat dan harkat bangsa lain yang menjadi peserta. Malaysia sebagai tuan rumah seharusnya tak melakukan kesalahan fatal ini. Dan kesalahan in tentu menjadi perhatian serius dunia internasional. Kesalahan semacam ini akan membuat malu Malaysia di mata dunia.

Pemerintah Indonesia melalui Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani, meminta tiga hal kepada Malaysia terkait insiden pemuatan gambar bendera Indonesia yang terbalik pada buku panduan SEA Games 2017. Pertama, Indonesia menuntut adanya permintaan maaf terbuka secara tertulis dari pemerintah Malaysia soal kekeliruan tersebut. Kedua, meminta buku panduan SEA Games yang diedarkan segera ditarik dan diganti baru. Ketiga,  berharap kesalahan fatal seperti itu tak terulang lagi di waktu mendatang.

Terkait dengan hal di atas, seperti diungkapkan Sekretaris Menpora (Sesmenpora), Gatot S. Dewa Broto, Pemerintah Indonesia  akan mengajukan nota protes terhadap Malaysia. Gatot mengatakan akan membawa masalah ini ke The Malaysia Organising Committee (MASOC) SEA Games 2017. Jika tak ada penjelasan logis, masalah ini akan dibawa ke jalur diplomatik dengan mengajukan nota keberatan melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Malaysia.

Sementara Pemerintah Malaysia melalui Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, telah meminta maaf atas insiden kesalahan pemasangan bendera Indonesia pada buku panduan pembukaan SEA Games 2017. Khairy menegaskan tak ada unsur kesengajaan dalam insiden memalukan tersebut.

Sebagai bangsa yang bermartabat, kita pantas marah dan kecewa terhadap negara tetangga Malaysia. Apa mungkin kita diam saat bendera (sebagai simbol negara dan bangsa) dilecehkan. Tidak. Sekali lagi, tidak.  Malaysia seperti sedang meledek Indonesia. Terlebih ini bukan yang pertama. Dalam banyak hal (seperti soal perbatasan, soal budaya dan lainnya) Malaysia mengusik kewibawaan Indonesia.  Maka kemarahan publik pun tak terbendung. Dunia maya menjadi tempat pelampiasan atas kekecewaan dan kemarahan tersebut.

Menyikapinya

Menyikapi insiden bendera terbalik di SEA Games Malaysia, menurut hemat saya ada beberapa hal yang wajib dijaga bersama. Kita selayaknya dapat mengendalikan diri, jangan terjebak pada emosi yang tak terkontrol. Pertama,  tak bersikap secara berlebihan. Tak perlu menguras energi guna menuangkan kemarahan terhadapa Malaysia. Sikap yang ditunjukkan harus logis dan terukur.  Apalagi kita berada di event internasional. Mata dunia pasti menillai dan melihat kedewasaan Indonesia sebagai bangsa besar dan mertabat. Kita harus menampilkan cara-cara yang elegan, logis, prosedural dalam menunjukkan sikap protes terhadap Malaysia.

Sebagian kalangan menyayangkan sikap Menteri Pemuda Olahraga kita, Imam Nahrowi. Reaksi spontan beliau di media sosial dipandang kurang tepat. Sebagai pejabat negara yang mewakili Indonesia akan lebih bijak jika tak menggunakan media sosial dalam mengungkapkan kekecewaan. Sebenarnya Pak Imam Nahrowi bisa menggunakan media konfrensi pers misalnya. Cuitan twitter Menpora menjadi bola liar nan panas di dunia maya. Beruntung, hal itu cepat diresponds oleh Menpora Malaysia dengan langsung meminta maaf sehingga sedikit mendinginkan suasana. Ya, walaupun saya sendiri sesungguhnya memaklumi. Bisa jadi sikap spontan Imam Nahrowi didorong oleh kekecewaan yang luar biasa terhadap Malaysia sebagai penyelenggara SEA Games. Namun demikian, apa yang dialami Menpora sepantasnya menjadi pelajaran untuk kita semua. Marah dan kecewa dalam hal ini memang wajar, tapi kemarahan itu kudu dikelola secara baik. Emosi dan logika harus tetap terkendali.

Presiden Jokowi sendiri  tidak ingin membesar-besarkan persoalan ini. Presiden mengatakan, dirinya sedang menunggu permohonan maaf secara resmi dari Malaysia. Presiden mengaku sangat menyesal dan kecewa dengan kesalahan fatal terkait terbaliknya bendera merah putih tersebut.

Kedua,menempuh prosedur dalam hal ini menggunakan diplomasi politik. Dalam melakukan protes, tak ada jalan lain selain melalui jalur diplomatik antara kedua negara. Di sini peran menteri luar negeri dinantikan. Kementerian Luar Negeri RI segera melayangkan nota protes terhadap Malaysia. Diplomasi politik secepatnya dijalankan. Politik luar negeri "bebas aktif" secepatnya dilakukan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun