Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan, Saatnya Berhenti Bersedekah di Jalanan

14 Mei 2019   07:28 Diperbarui: 14 Mei 2019   07:54 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imbauan Jangan Bersedekah di Jalanan. (Sumbe: Pikiran Rakyat Online)

Agama Islam mengajarkan umatnya agar memiliki jiwa sosial yang tinggi. Hal ini jelas terdapat dalam Rukun Islam. Dua diantara 5 Rukun Islam terkait dengan ibadah berdimensi sosial yaitu Puasa dan Zakat.

Ibadah puasa mengajarkan umat Islam untuk merasakan lapar yang sering dirasakan oleh masyarakat fakir miskin yang tidak mampu membeli makanan sehari-hari. Diharapkan setelah merasakan tidak enaknya lapar maka akan meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial. Salah satu jalannya adalah menunaikan zakat yang juga diperuntukkan bagi masyarakat fakir miskin. Selain zakat, juga sangat dianjurkan ibadah sejenis zakat seperti infaq dan sedakah (ZIS).

Dalam bulan Ramadhan semangat untuk beribadah meningkat pesat, termasuk ibadah berderma pada yang membutuhkan. Umat Islam yang mampu diwajibkan menunaikan zakat fitrah dan juga zakat mal. Selain itu juga bersemangat untuk melakukan infaq dan sedekah.

Sedekah bisa dilakukan dengan apa saja. Sedekah berupa harta, ilmu, ataupun sekadar senyuman. Terkait sedekah harta, juga dilakukan kapan saja. Bisa setelah gajian, saat sedang bergembira, saat sedang bersusah hati, dan sebagainya. Sangat dianjurkan selalu bersedekah baik dalam keadaan senang maupun susah. Bahkan sedekah yang dilaksanakan saat sedang kesusahan akan bernilai lebih tinggi dan mendapatkan ganjaran yang luar biasa banyaknya.

Sedekah harta bisa dilakukan dimana saja. Bisa melalui lembaga resmi milik pemerintah (BAZNAS atau Badan Zakat Pemerintah Daerah), lembaga yayasan sosial (panti asuhan, pesantren dhuafa, dll.), masjid-masjid yang melaksanakan program sosial, langsung kepada orang miskin yang dikenal semisal tetangga, hingga memberi sedekah di jalanan pada orang yang dinilai membutuhkannya.

Saya pribadi sejak lama telah bertekad untuk berhenti memberikan sedekah di jalanan. Hal ini terutama karena adanya himbauan dari ulil amri atau pemerintah yang sedang berusaha mengatasi penyakit masyarakat yang salah satunya melalui modus meminta-minta. Selain itu kita tidak tahu pasti apakah yang meminta di jalanan itu benar-benar fakir miskin yang sangat membutuhkan bantuan.

Apalagi sudah banyak terungkap baik secara sengaja ataupun tidak sengaja, dimana mereka yang meminta-minta di jalanan ternyata memiliki harta yang cukup banyak bahkan berkecukupan. Meminta-minta hanya dijadikan profesi untuk mendapatkan harta dengan cara mudah hingga memperkaya diri dan keluarga.   

Khusus bulan Ramadhan, adalah saat yang tepat untuk membiasakan diri tidak lagi bersedekah di jalanan. Mengapa demikian? Pertimbangannya adalah sebagai berikut:

Banyak tempat yang memberikan makanan gratis. Peminta-minta biasanya beralasan untuk membeli makanan baik bagi diri sendiri maupun keluarganya. Pada bulan Ramadhan, diberbagai tempat khususnya di masjid-masjid banyak disediakan makanan gratis. Bahkan ada yang sampai berlebihan sehingga tidak habis.

Para pengemis untuk alasan membeli makanan bisa datang ke tempat-tempat demikian untuk mendapatkan makanan gratis. Para pengelola pun pasti dengan senang hati memberikan makanan kepada mereka. Bahkan seharusnya para pengelola lebih mengutamakan orang-orang miskin dalam memberikan makanan selama Ramadhan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun