Mohon tunggu...
Amal Taufik
Amal Taufik Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pecinta masakan kambing garis keras.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dua Buku Tentang Cinta dan Kekasih

8 Agustus 2015   04:17 Diperbarui: 8 Agustus 2015   04:17 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Love is so short, forgetting is so long” begitu kata Pablo Neruda, seorang penyair Italia. Hampir setiap manusia tertarik dengan ciptaan Tuhan yang bernama cinta. Meskipun ada beberapa orang yang menolak jika membicarakan cinta. Mereka kemudian menganggap cinta adalah remeh temeh yang kurang berbobot untuk dibahas. Saya yakin mereka ini suatu ketika akan menemukan apa yang mereka tolak itu tadi dengan tiba-tiba menyerang tanpa ampun dalam kesepian dan malu-malunya sendiri. Karena cinta, bisa datang kapan saja. Ia bisa datang dari aroma parfum yang tak sengaja kita cium, ia bisa datang dari sebuah adegan tak sengaja di TV, ia bisa datang dari musik yang diputar saat menunggu kereta, ia bisa datang dari pertemuan sesaat, ia juga bisa datang dari tatapan yang sebentar namun merasa ada sesuatu yang bergetar.

Manusia dan cinta saling mengikat. Dimana ada cinta, disitu melekat juga manusia. Bahkan seorang penjahat, mafia, sindikat pun punya cinta. Paling tidak mereka cinta kejujuran. Mereka benci dikhianati saya kira. Cinta memang bisa merupa debu-debu yang berhamburan, masuk ke dalam hati kecil setiap manusia, meredam kecamuk kebencian, mengurai emosi yang meledak, lalu mengembalikan manusia pada fitrahnya.

Siapa di dunia ini yang tidak ingin mencintai? atau siapa di dunia ini yang tidak ingin dicintai? Saya kira setiap manusia pasti menginginkannya. Sayangnya, mencintai dan dicintai bukanlah sebuah kausalitas. Memang yang paling indah dalam cinta adalah saling mencintai. Iya, saling mencintai. Cinta yang berbalas, tepatnya. Tapi siapakah yang bisa menjamin cinta berbalas seperti itu? Siapa yang berani menjamin jika seorang lelaki mencintai seorang perempuan, maka si perempuan pasti akan membalas cintanya? Banyak memang kisah cinta yang indah nan dahsyat. Namun lebih daripada itu, banyak juga cerita cinta yang berakhir dengan luka dan air mata.

Anda sekarang di posisi yang mana? cinta yang berbalas atau cinta yang berujung pada perayaan sebuah luka? Dimanapun posisi anda, kedua buku ini cocok dijadikan teman hal-ihwal mencintai dan dicintai.

 

  1. Sebuah Usaha Menulis Surat Cinta, Kumpulan Cerpen, Puthut EA (2014)

 

 

Pertama kali saya membeli buku kumcer ini, ada seorang teman yang menertawakan “hahaha! aduuh buku apa ini pek, kamu kok sukanya cinta-cintaan. Kayak cabe-cabean aja”. Saya hanya diam, lalu saya suruh dia membaca cerpen pembukanya. Kebetulan cerpen pembukanya mempunyai judul yang sama dengan judul buku “Sebuah Usaha Menulis Surat Cinta”. Bukan bermaksud merendahkan teman saya, tapi jujur dia membaca tidak sampai separo cerpen pembuka, kemudian buku ini diletakkan kembali dimeja sambil bilang “gila, bahasanya berat”.

Memang kalau dilihat dari judulnya, buku ini tampak manis. Patut diletakkan di rak buku yang bersanding dengan buku-buku karya penulis muda madzhab kisah cinta. Mungkin juga anda akan berpikiran buku ini hanya akan bicara tentang orang yang jatuh cinta, tentang perselingkuhan, atau tentang usaha seseorang untuk mendapatkan pujaan hati. Tapi tolong, coba singkirkan pikiran itu barang sejenak, coba anda membaca satu cerpen saja. Lantas silahkan menilai, apakah buku ini sama seperti buku-buku picisan tentang kisah cinta yang seringkali membuat imaji bahwa cinta akan selalu berakhir dengan keindahan, kebahagiaan, dan pernikahan?

Buku ini hampir tidak membicarakan manisnya percintaan. Kalaupun ada yang manis-manis pada cerita didalamnya, maka itu hanya tentang ingatan, tentang kenangan yang mengerikan, atau tentang cinta terselubung. Puthut EA meramu berbagai macam kisah cinta dengan bumbu yang cenderung sama, yakni: amoral, rusak, salah, dan terkutuk. Dan saking piawainya menulis meramu cerita, membaca cerpen Puthut rasanya seperti mendengar sebuah kabar. Sebuah kabar tentang pengalaman lain, yang mungkin tidak kita lihat namun bisa kita rasakan.

Saya suka dengan testimoni yang ada dibelakang sampul,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun