Mohon tunggu...
Aly Imron DJ
Aly Imron DJ Mohon Tunggu... wartawan & wiraswasta -

Tuhan Tidak Tidur (Gusti Mboten Sare). email: alyimrondj@yahoo.com, Hp. 085866940999

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kelas Dahlan Iskan Mestinya 'Perdana Menteri'

21 Oktober 2011   04:43 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:41 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Reshuffle KIB Jilid II yang digelar Presiden SBY  beberapa hari lalu menuai kritik dan respon negatif dari publik karena dianggap tidak mampu menjawab atau mengobati penyakit besar yang ada di pemerintahan, terutama demi  melakukan percepatan pertumbuhan dan pemerataan ekonomi, pemberantasan korupsi dan efisiensi  serta  reformasi   birokrasi. Reshuflle Kabinet lebih mencerminkan terjadinya politik dagang sapi baru demi memperkokoh status quo kekuasan hingga tahun 2014.

Reshuffle Kabinet juga tidak menjawab tuntutan aspirasi publik tentang agenda pemberantasan korupsi karena ada 2 Menteri  yaitu Menpora dan Menakaertrans  yang tidak mampu menjaga institusinya dari aksi kasat mata korupsi dan diduga terkait dengan masalah didalamnya. Demi kepentingan keseimbangan politik, Presiden SBY tampaknya lebih memilih 'tutup mata' terhadap persoalan yang telah membuat kegaduhan politik berbulan-bulan ini dan sempat mendegradasi kredibilitasnya.

Ditengah sikap apatis dan pesimis masyarakat, ternyata publik masih sedikit menaruh 'harapan' ketika sosok Dahlan Iskan (Dirut PLN) dianggkat  menjadi Menteri BUMN.  Namun  secercah sinar harapan itu  diyakini t tidak  mampu mencerahkan berbagai aspek kehidupan  berbangsa dan bernegara yang memiliki tumpukan persoalan sangat  kompleks.

Kompleksnya persoalan berbangsa dan hampir menyeluruh dalam segala aspek kehidupan itulah yang tidak dijadikan dasar bagi Presiden SBY untuk membenahi Kabinetnya. Dahlan Iskan yang mampu menumbuhkan optimisme publik ternyata hanya diserahi tugas sebagai Menteri BUMN yang wilayah teritorialnya sungguh masih sangat terbatas.

Sebagai Menteri BUMN  bagi Dahlan Iskan tentu bukan menjadi tantangan ekstra berat yang harus dihadapi mengingat rekam jejaknya yang brilian dalam memimpin ratusan peruasahaan  Swasta  meski dengan kondisi dan dengan modal yang sangat terbatas. Kisah sukses Dahlan Iskan membangun kerajaan Bisnis Media Jawa Pos dan menyehatkan PLN dalam tempo yang relatif singkat adalah modal sangat besar untuk memberi tugas yang lebih menantang, jauh diatas sekedar  menjadi  Menteri BUMN.

Dalam konteks inilah Presiden SBY terlihat tidak paham dan kurang cerdas dalam membaca potensi Dahlan Iskan serta sekaligus memberikan tugas  yang lebih besar dan menantang. Presiden SBY mestinya memberikan posisi kepada Dahlan Iskan  sebagai    CEO pemerintahannnya  atau mengangkatnya sebagai Perdana Menteri (PM).

Kelas Dahlan Iskan Mestinya Perdana Menteri, Bukan sekedar Menteri BUMN yang memiliki peran dan posisi sangat terbatas untuk melakukan recovery dan akselerasi (percepatan) pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara. Tidak mungkin akselerasi pemerintahan SBY ini dapat terwujud jika yang berhasil adalah hanya di sektor   BUMN saja, sementara birokrasi tetap lamban,  berjiwa elitis  dan syarat dengan guritas korupsi yang hingga kini tidak pernah tahu arah penyelesaian yang sesungguhnya.

Ada beberapa alasan yang mestinya Presiden SBY bisa menempatkan Dahlan Iskan sebagai Perdana menteri;

1. Bahwa Presiden SBY dan  Wapres Boediono memiliki karakter  yang sama yaitu cenderung sangat hati-hati, lamban  dan keduanya selalu tampil sebagai 'pengerem'.  Dengan karakter seperti maka sangat  sulit  akselerasi sektor kehidupan berbangsa  dan bernegara menjadi sulit diwujudkan karena pucuk pimpinan nasional dikendalikan oleh figur-figur yang kurang berani melakukan eksekusi.

2. Dahlan Iskan  adalah tife pekerja tulen dan tidak pernah bersentuhan dengan kekuatan politik praktis manapun juga. Dahlan      Iskan selama ini tidak memiliki orientasi   (pamrih) kekuasaan politik sehingga diyakini tidak akan menelikung kekuasaan SBY, terkeculi lebih membantunya untuk menggenjot  kearah  akselerasi pembangunan dalam segala bidang sehingga tidak hanya mandek dalam dataran reorika semata.

3. Dahlan Iskan bukanlah tife orang yang senang bersolek ciutra dan mencari popularitas politik. Tokoh seperti ini adalah yang dapat menutupi kekurangan  Presiden SBY yang selalu dituduh sebagai pemimpin yang suka bersolek citra. Dahlan Iskan tak butuh Citra, popularitas, protokoler, berbagai fasilitas mewah  karena semuanya telah dimiliki dan dilampauinya  sehinggfa dirinya dapat fokus Kerja.., kerja... dan kerja...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun