Ada dua orang "asing" yang ikut riung di rapat terbatas (ratas) Â Kabinet Kerja tanggal 16 November 2017 silam di Istana Bogor.Â
Lazimnya, ratas kabinet dihadiri oleh Presiden, Wapres, Menteri, Kepala lembaga setingkat menteri, staf presiden juga staf kabinet. Dua orang yang duduk berseberangan dengan Kepala BEKRAF Triawan Munaf itu masih kinyis-kinyis pula. Siapa mereka?
Oalah, dua orang itu ternyata Nadiem Makarim (CEO Go-Jek) dan Belva Devara (CEO Ruangguru). Presiden Jokowi sengaja mengundang mereka dalam ratas bertajuk "Pendidikan Vokasi dan Implementasinya" untuk memberikan pandangan terkait dengan perkembangan dunia yang begitu cepat berubah dan bagaimana sektor pendidikan merespon perubahan itu.Â
Bila mengintip unggahan foto-foto Instagram @belvadevara, Go-Jek dan Ruangguru masih terus menjajaki pertemuan dengan kementerian-kementerian terkait untuk mengimplementasikan hasil rapat terbatas itu.
Kemesraan Presiden RI dengan anak-anak muda punggawa startup ini memang bukan kali pertama. Presiden kerap kali mengundang beberapa startup untuk bincang-bincang di Istana.Â
Di beberapa kesempatan bicaranya, Presiden berulangkali bilang kalau perusahaan startup tak boleh diribeti dengan regulasi-regulasi tak jelas. Intinya, biarkan startup berkembang dan melenggang bebas.
Perhatian dan kesempatan yang diberikan presiden tentu menjadi etape penting bagi keberlangsungan dunia startup di Indonesia. Perusahaan-perusahaan startup telah mulai dilibatkan dalam proses penyusunan rencana dan program kerja pemerintah pusat.
Di pemerintah daerah, Go-Jek dan Ruangguru lebih dulu bergerilya melancarkan kerja sama. Ruangguru mengklaim telah menjalin kerja sama dengan 33 provinsi dan 326 kota juga kabupaten untuk memperluas penggunaan teknologi pendidikan yang jadi andalan platformnya.Â
Lain halnya dengan Go-Jek. Selain bisa menikmati layanannya di 50 kota di Indonesia, Go-Jek juga menjalin kerjasama dengan beberapa pemerintah daerah.Â
Dengan pemprov DKI sejak masa kepemimpinan Pak Ahok, Go-Jek bekerja sama mengintegrasikan layanannya dengan transportasi Busway. Layanan itu kemudian dinamakan Go-Busway.Â
Kerjasama dengan pemerintah Banyuwangi di bawah komando Azwar Anas adalah dengan memanfaatkan layanan Go-Jek untuk mengantarkan obat bagi pasien-pasien yang kurang mampu.