Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Drama

Amplop lebaran

24 Juni 2017   16:16 Diperbarui: 24 Juni 2017   17:02 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amplop lebaran (drama)

Oleh : al-sayyid jumianto

Waktu trelah menelan kita tak terasa yang muda jadi tua benar adanya seperti ramafahan ini esok kan berlalu walau sedih ditinggalkan dan hari seakan hampa.

Alasan penyesalan umir diambang tua aku yakin ujian dan nikmat seakan harus dilalui dan disyukuri dengan tabah.

"Masih ingat kala muda berputar ujung rumah kerumah bukan silahturahmi saja, atau makanan enak tetangga juga amplop dengan uang ala kadarnya?" Tanyaku pada mas Bejo.

"Nggih mas guru, ya aku masih ingat itu" sambil derai tawanya renyah.

Kami bercengkerama sore jelang matahari terakhir dibulan ramadhan ini, apakah harus, apakah.berlalu tanpa asa rasa hikmahnya dan apakah kita nanti berjumpa lagi dengan bulan ramadhan ini?

Pertanyaan yang akan terjawab tahun depan,

"Kemarin mas Broto sudah pulang" kataku

"Besok pasti gantian duantara kita mas guru" sendu mas Bejo padaku.

"Pengennya panjang umur aku mas bejo"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Drama Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun