Mohon tunggu...
Sayyid Jumianto
Sayyid Jumianto Mohon Tunggu... Guru - Menjadi orang biasa yang menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis untuk perubahan yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sehari Sebelum 30-9-1965

23 September 2017   18:20 Diperbarui: 23 September 2017   18:24 1166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sehari sebelum tragedi 30 September 1965
#sebuah jawaban untuk bapak

:Al-Sayyid jumianto

Aku tahu apa yang dibenak pemimpin NKRI setelah reformasi antara dua pilihan terbuka atau larut dalam euforia "zaman emas" reformasi ini. Bahkan sebuah film bisa membuat orang yakin dan percaya bahwa G30S/PKI benar adanya! Sehingga wacana RI 1 untuk membuat film "{tandingan} seakan nyata bahwa politik kebudayaan dulu (orba) ditandingi dan di elaborasi serta diungkap( remake) untuk alasan generasi "milinea" supaya tahu atau " unsur pelurusan sejarah" kata salah satu menterinya adalah tantangan filmaker terkini juga yang entah siapa yang kelak bersedia ditunjuk oleh pemerintah untuk meremake film pengkhianatan g30s/pki versi baru itu kita tunggu saja!saya juga tidak mau serius-serius tentang ini saya memutar jarum jam sehari sebelum tragedi itu berlangsung ini adalah sekenario film sebelum terjadi menurut saya
......

Tahun 2017 ini saya memutar waktu ke sehari sebelum peristiwa itu mencari koordinat dengan komputer ekstra  terabity menelisik waktu.diantara rintangan dan jebakan waktu bila tidak konsentrasi akan kehilangan waktu dan tidak bisa kembali lagi katahun 2017 ini, mencari aktor lapangan dan sang eksekutor utama,  letkol Untung!
Saya menyamar dengan baju, pakaian dijaman Orde Lama ini yang merupakan "masa emas" medio perjuangan mengisi dan membangun negeri dengan pemimpin besarnya Ir. Soekarno, nampak baliho, poster dan gambar mural diseantero ibu kota Jakarta.
"jangan pernah ke mesin waktu 1965 hanya kengerian dan fitnah yang akan kamu temui, lawan menjadi kawan, sebaliknya kawan menjadi lawan musuh bebuyutan" cegah kekasihku memcoba meyakinkanku

"ini soal sejarah dik" kataku mantap
"tetapi tidak bisa kita luruskan sejarah ini nyata mas" cegahnya lagi padaku, semua diam sementara tenaga mesin waktu yang ku putar seakan menjadi nyata, karena ku kendalikan dengan hati dan rasa!
"aku hanya akan mencegah sang beliau" jawabku sedikit argumentasi.
Mesin waktu sudah aku hidupkan lewat kecanggihan teknologi aku menembus waktu dan ketatnya markas batalyon di Lubang buaya, hanya satu tujuanku untuk meyakinkan letkol Untung untuk tidak melakukan"penyelamatan sang pemipin besar" dari "dewan jendral", terlihat pasukan ini sedang bersiap sementara sang pemimpin tetap yakin bahwa "dewan jemdral"itu ada dikamar tepatnya ruang di lubang buaya itu nampak gelisah menunggu hari "H" aku yang masuk ruang waktu menghamburkan partikel badanku untuk menyatukan bukan bayangan tetapi ragaku untuk membisikkan ketelinganya "jangan lakukan".
Aku berteriak lantang lihatlah yang akan terjadi dengan foto dan video tragedi itu.
Sang pemimpin, juru selamat dan sang mentor lapangan cukup yakin satu pilihan lakukan!
.....

Ini adalah sekelumit sekenario film yang akan aku buat bila diadakan sayembara membuat remake film pengkhianatan g 30 s pki versi milinea dan kekinian.
Mengapa harus menembus waktu?
Karena alasan klise setelah OrBa jatuh sudah berapa versi dan jelas beda satu kepala negara satu dengan lainya punya versi beda harus kita sadari dalam cara pandang terhadap sejarah kelam ini.
Begitu juga dengan presiden ke tujuh kita akan beda persepsi dan keputusan politiknya dalam menyikapi tragedi 1965, sungguh benar adanya.
#alsayyidja2392027

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun