Mohon tunggu...
Allan Maullana
Allan Maullana Mohon Tunggu... Teknisi -

Bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa. Hanya remah-remah peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hadiah Itu Berjudul "AKU"

10 Juli 2017   18:10 Diperbarui: 10 Juli 2017   18:23 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Aku: Sjuman Djaya | foto: Allan)

Judul Buku : Aku | Berdasarkan Perjalanan Hidup dan Karya Penyair  Chairil Anwar
Penulis : Sjuman Djaya
Jumlah Halaman : 166halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Cetakan Pertama April 2016
Cetakan Kedua Mei 2016
Cetakan ketiga Juni 2016
Cetakan keempat Agustus 2016

ISBN : 978-602-03-2831-7

***

Meita Eryanti, gadis asal Jogja yang saya temui ketika kita sudah memadu janji di stasiun Bekasi. Saat itu dia sedang menunggu kereta api Argo Parahyangan di peron empat untuk kembali ke Bandung. Ketika saya menemuinya dalam suasan rintik hujan nan romantik. Dia memberi sebuah hadiah kepada saya, hadiah yang ketika saya buka ternyata berisi buku yang berjudul "AKU", sempat tidak bisa bicara apa-apa begitu melihat hadiah ini keluar dari ranselnya. Buku yang sudah lama saya cari, buku yang sudah lama saya ingin baca, buku berjudul 'AKU' kini ada di tangan saya. (Senin, 28 November 2016)

***

Berawal dari Film Ada Apa Dengan Cinta (AADC) ditahun 2002 saya mengetahui adanya buku ini, buku yang berjudul "AKU". Waktu itu di film AADC ada sebuah adegan tokoh yang bernama  Rangga yang sedang membaca buku AKU di gudang sekolah dengan gayanya yang dingin. Mulai dari melihat adegan itu saya merasa sangat tertarik untuk mebaca isi dari buku AKU. Ingin sekali sok-sokan baca buku ini di kantin sekolah sambil menatap tajam ala Rangga ke setiap orang yang melihat ke arah saya. Tetapi rasanya usaha itu akan gagal karena tampang wajah saya yang malah terlihat seperti Mamet salah satu tokoh yang berwajah culun dalam film AADC. Melihat buku ini jadi terkenang waktu jaman SD ditahun 2002 yang sangat ingin sekali memiliki buku AKU. Namun seiring berjalannya waktu keinginan membaca  buku ini terlupakan begitu saja karna saya pikir ini adalah buku langka, buku tua, nyari di toko emperan daerah Kwitang atau di Pasar Senen pun pasti  sudah tidak ada. Saya rasa buku ini memang cuma ada di film AADC, jadi ya sudah terlupakan begitu saja.

"AKU", pada awalnya saya kira ini adalah buku kumpulan puisi, novel romantis, atau biografi Cahiril Anwar. Ternyata saya salah, buku ini adalah buku yang berisi sekenario berdasarkan perjalan hidup dan karya penyair Chairil Anwar yang di tulis oleh Sjuman Djaya. Namun sangat disayangkan sekenario ini tidak dapat difilmkan hingga pada akhirnya Sjuman Djaya wafat. Tentu saja rasanya sulit menghidupkan kembali suasana Jakarta pada masa lalu ditahun 1940-1950. Wajah kota sudah berubah, Gedung-gedung berarsitektur di masa itu sudah tidak ada, kendaraan lalu-lalang pada masa itu pun sulit di dapatkan. Mungkin dengan uang segudang yang jumlahnya berjuta-juta hal seperti itu bisa saja di lakukan dengan mudah di studio. Namun Sjuman Djaya tidak mempunyai semua itu, Oleh karena itu pula ia menulis sekenario ini dengan sangat apik.

"AKU", menceritakan tentang perjalan hidup Chairil Anwar, dialog di dalamnya bergaya bahasa tahun 1940an. Puisi-puisi karya Chairil Anwar pun ada di dalam buku ini. Buku ini disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran bagaimanan perjalanan dan proses puisi itu tercipta. Buku ini adalah gambaran tentang seseorang dengan hati yang selalu gelisah dalam menjalani hidup pada masa penjajahan jepang. Buku ini adalah kisah perjalanan, bukan kisah romantis yang penuh kasmaran, bukan novel cinta remaja, bukan fiksi, juga bukan drama dengan kisah yang mengharu biru. AKU adalah hanya kisah sederhana dari seseorang bohemian  yang ingin hidup bebas, merdeka, Bebas mengikuti kata hati, tanpa terikat aturan.

Siapa yang tidak kenal Chairil Anwar sang binatang jalang dari kumpulannya yang terbuang. Sempat terpinggirkan oleh zaman penjajahan jepang, perang yang terus berlangsung tidak membuatnya takut. Dari buku ini kita akan mengenal sosok Chairil Anwar seorang penyair bohemian yang rindu akan kebebasan, seorang penyair ternama yang di bilang sebagai orang yang begitu gila membaca, pergi kemana-mana selalu membawa buku. Juga merupakan seorang penyair yang karyanya tidak pernah dihargai oleh para kritikus pada masa hidupnya, tetapi setelah dia wafat semua kritikus memujinya sebagai pelopor pembaruan seni sastra Indonesia. Meskipun ia mati muda sampai detik ini tak habis-habisnya orang membicarakan kehidupan serta karya-karyanya. Di buku ini diceriatkan bagaimana proses puisi-puisi karya Cahiril Anwar tercipta, puisi-puisi terkenal yang sudah melanglang buana yang berjudul AKU dan Kerawang-Bekasi pun di ceritakan dalam buku ini.

"AKU", buku dengan gaya bahasa tahun 1940an ini membuat saya selalu mengkerutkan dahi kebingungan untuk memahaminya. Sehingga saya selalu membacanya berulang-ulang untuk memahami alur cerita. Mungkin yang perlu dipahami sebelum membaca bahwa buku ini adalah buku yang berisi sekenario yang akan difilmkan. Dari adegan ke adegan hingga seting tempat yang sering berubah-ubah kita perlu berimajinasi layaknya menonton film di layar lebar agar bisa mudah untuk memahami cerita di dalam buku ini. Walaupun begitu saya tetap menikmati membacanya dari awal sampai akhir.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun