Mohon tunggu...
Allan Maullana
Allan Maullana Mohon Tunggu... Teknisi -

Bukan siapa-siapa. Bukan apa-apa. Hanya remah-remah peradaban.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Taaruf-an? Bukan, Pacaran..

20 Agustus 2017   19:09 Diperbarui: 20 Agustus 2017   20:35 1046
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Berawal dari sebuah perkenalan yang dimediasi oleh Om saya, akhirnya saya dan Meita, tunangan saya, bisa saling kenal. Pertemuan kami (saya dan Meita) memang sangatlah singkat. Kami bertemu hanya tiga kali di bulan Oktober, November, dan Desember 2016. Itu artinya dalam waktu satu bulan sekali kami berjumpa. Pasalnya saya bekerja di Bekasi sementara Meita bekerja di Bandung sehingga kami tidak bisa bertemu setiap saat. Namun awal Januari 2017 kami memantapkan hati dan memutuskan untuk melangkah bersama dalam menuju sebuah ikatan pernikahan.

Februari 2017 kami menuju Yogyakarta ke kediaman keluarga Meita. Niat kami berdua ingin memperkenalkan diri dan mengungkapkan bahwa kami ingin melangsungkan pernikahan. Setelah itu Aku melamar Meita secara resmi pada bulan April dan pernikahan kami akan dilaksanakan segera. Sebuah proses yang berjalan dengan singkat bukan? Kemudian kami melanjutkan hubungan LDR (Long Distance Relationship) ini antara Yogyakarta dan Bekasi setelah sebelumnya antara Bandung dan Bekasi.

Tentu saja, tujuan yang akan kami tempuh seumur hidup ini bukanlah langkah yang main-main. Kamipun serius dengan langkah yang kami ambil. Kami sudah mempertimbangkan masak-masak dan banyak berdoa. Maka dari itu banyak pertanyaan-pertanyaan dari sanak keluarga, kerabat dan teman yang terlontarkan. Pertanyaan yang paling sering kami hadapi adalah; "Apakah kalian taaruf-an?"

Sepengetahuan saya yang cetek ini, taaruf menurut bahasa berarti perkenalan dan menurut istilah taaruf bisa berarti kagiatan bersilaturahmi, berkunjung ke rumah seseorang untuk berkenalan kepada penghuninya. Bisa juga dikatakan tujuan perkenalan tersebut untuk mencari jodoh. Dalam taaruf tidak hanya anak laki-laki dan perempuan saja yang berperan tetapi ada peran keluarga. Taaruf dapat dilakukan apabila kedua keluarga setuju untuk melaksanakannya, selanjutnya tinggal menunggu keputusan anak laki-laki dan perempuan untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah (peminangan) atau tidak.

Dalam prosesnya taaruf diawali dengan meluruskan niat, pastikan kita sudah siap menikah, bukan buat main-main. Dan ketika niat sudah bulat maka laksanakan taaruf, bisa juga dibantu dengan ustadz atau ustadzahnya atau dengan orangtua sebagai mediator. Agar kesucian acara taaruf terjaga sebaiknya perhatikan rambu-rambu syariah misalnya tidak boleh berduaan, menjaga pandangan, menjaga aurat, menjaga adab, dan lain-lain. Adapun pertemuan di luar rumah sebaiknya hindari. Dan sebaiknya didampingi oleh orang ketiga atau dengan mahram baik dari pihak keluarga wanita dan pihak keluarga laki-laki. Pertemuan pun harus dengan adanya unsur yang syar'i misalnya untuk membahas kelanjutan setelah proses taaruf ini. Proses selanjutnya adalah khitbah, nikah kemudian walimah.

Kembali ke pertanyaan, "Apakah kalian taaruf-an?"

Maka kami menjawab: Tidak. Karena sepemahaman saya, taaruf itu sesuatu yang dijalani dengan syariat agama. Sementara kami menjalani sebuah hubungan yang akrab dengan istilah 'pacaran'.  Kami sering berkomunikasi melalui telepon ataupun pesan singkat. Walaupun pertemuan kami selalu di tempat terbuka dengan banyak orang, tapi kami berjalan berduaan. Beberapa kali kami berboncengan.  

"Kak, aku baca di facebook, dia katanya taarufan tau..." kata Meita pada suatu hari.

"Siapa?" tanyaku penasaran.

"Si dia..." jawab Meita.

"Lah, mana taarufannya? Kan pas kita ketemu itu dia boncengan berduaan," sanggahku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun