Mohon tunggu...
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali
Mukti Ali Bin Syamsuddin Ali Mohon Tunggu... Konsultan - Trainer di OPP

Suaminya Novi, ayahnya Sheikha, domisili di kampung tengah, dekat kampung monyet, Jakarta Timur.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Turis Arab Menyerbu Bandung

2 September 2016   23:12 Diperbarui: 3 September 2016   18:04 1769
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Berwisata di Taman Bunga Nusantara, Jawa Barat. (KOMPAS/RADITYA HELABUMI)

Sebagai bagian dari pekerja restoran yang berlokasi di salah satu mal ternama di Kota Bandung, saya menyaksikan akhir-akhir ini turis Arab mulai berdatangan ke Kota Bandung. Kebanyakan mereka datang dengan keluarga. Ada pula yang datang berdua serta sendirian. Sebagian dari mereka mampir ke resto tempat saya bekerja. Pesanan mereka rerata adalah burger dan steak. kebetulan saya bekerja di restoran yang menjual makanan Eropa.

Belum diketahui mengapa turis Arab menyerbu Bandung, apakah karena promosi wisata Indonesia sudah mulai menampakkan hasilnya. Sebagaimana diketahui, saat ini pemerintah sedang gencar-gencarnya promo wisata Indonesia ke mancanegara. Saya sangat mengapresiasi langkah pemerintah tersebut. Sekali lagi, untuk dapat ''kakap'' memang kudu dipancing dengan ''umpan'' yang besar.

Saya ambil contoh Dubai. Sebagai mantan TKI yang pernah nguli di sana, saya melihat pemerintah Dubai betul-betul ''gila'' mempromosikan kotanya yang imut itu. Berbagai cara mereka lakukan, mulai dengan membuat tempat-tempat wisata yang terbesar, terjangkung, dan '' tergila'' seperti perayaan malam tahun dengan kembang api yang konon menjadi perayaan kembang api yang termegah. Dan bagaimana hasilnya sekarang? Dubai berhasil menobatkan diri menjadi kota yang populer di kalangan para pelancong dunia. 

Selain promo yang gencar, Dubai juga mempersiapkan diri dengan segala sarana dan prasarana yang memadai. Pegawai hotel mereka impor dari berbagai dunia; moda transportasi yang asyik banget, mereka punya Metro Dubai, bis kota yang adem, pokoknya enaklah kalo jalan-jalan di Dubai. Semua itu dilakukan untuk memberikan servis terbaik. 

[caption caption="Dengan turis Arab di kerjaan"]

Kita kembali ke Bandung, secara keseluruhan Bandung sebenarnya lebih unggul dibandingkan Dubai. Bandung punya cuaca yang ''adem'', warganya yang ramah, panorama alam yang indah, makanan enak di mana-mana, tempat tujuan wisata yang beraneka, hotel-hotel yang memiliki staf yang berkualitas, karena Bandung adalah tempatnya sekolah pariwisata yang oke-oke punya. Ada Enhai, ada Aktripa, ada Sandhy Putra Telkom, ehem-ehem, saya alumni Sandhy Putra lo... enggak ada yang nanya? Gpp, cuma pemberitahuan aja.

Jadi, apa yang perlu dipersiapkan oleh Bandung dalam menghadapi serbuan turis asing terutama turis dari Arab?

Pertama, pemerintah Bandung perlu mendirikan pusat informasi wisata yang lebih banyak. Tempatkan staf yang punya kompetensi di sana. Mereka kudu tahu Bandung mulai dari A sampai Z. Mereka mesti paham betul karakteristik urang Bandung, mereka hapal tempat-tempat yang wajib di datangi di Bandung. Intinya mereka adalah pusat informasi yang paling dapat diandalkan oleh tuirs-turis yang berkunjung ke Bandung.

Kedua, sosialisasikan pentingnya menjaga karakter urang Bandung yang ramah, santun, penuh persahabatan. Perlu juga ditekankan kepada para supir taksi, pedagang cindera mata, warung makan, dan semua pelaku yang berhubungan dengan pariwisata untuk tidak ''ngadalin'' para turis, misalnya harga argo yang ''diakalin'' sehingga membuat turis harus membayar lebih mahal atau harga Aqua yang sengaja dimahalkan oleh pedagang warung di objek-objek wisata karena mengira kalo turis pasti banyak uangnya. 

Ketiga, khusus untuk turis Arab, ada baiknya dinas pariwisata bekerja sama dengan pesantren untuk memberikan kursus bahasa Arab kepada insan pariwisata di Bandung. Enggak perlu yang berat-berat kursusnya, cukup untuk dapat berkomunikasi saja. Saya kira ini perlu karena berapa kali saya bertemu turis Arab yang bahasa Inggrisnya kacau-balau. Terbayang kan, bagaimana dapat memberikan pelayanan yang oke kepada mereka kalau pelaku dunia wisata di Bandung tidak mengerti bahasa Arab. 

itu saja yang saya kira perlu diperhatikan oleh pemerintah Bandung dalam menghadapi serbuan turis asing terutama turis dari Arab. 

Salam dari Bandung...

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun