Mohon tunggu...
Ali Hasan Siswanto
Ali Hasan Siswanto Mohon Tunggu... -

Pengamat politik dan penikmat Moralogi

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Debat Terakhir DKI: Adu Tangkas di Debat Pamungkas

11 Februari 2017   05:58 Diperbarui: 11 Februari 2017   08:17 1042
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

ADU TANGKAS DI DEBAT PAMUNGKAS. Judul itulah yang diambil oleh trans televisi dalam menggambarkan debat terkhir ini. Debat terakhir ini merupakan rangkaiaan debat terahir setelah sebelumnya terjafi debat dua kali. Debat ketiga yang diadakan di wisma proklamasi ini dipandu oleh alvito deanova ginting. Drbat terakhir ini merupakan debat yang menjadi referensi akhir untuk masyarakat dalam menentukan pilihan bagi masyarakat itu. Dalam debat ketiga ini bertema kependudukan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat jakarta, dengan sub bagian pemberdayaan perempuan, pemberdayaan anak, disabiitas dan narkoba. 

Sebelum memulai acara debat ketiga ini, semua masyarakat yang ada di wisma proklamasi ini dipantik dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya untuk merangkai sikap nasionalisme dengan dinyanykan lagu indonesia bersama-sama dipandu oleh Putri Ayu, dara muda yang cantik ini memantik nasionalisme dengam lagunya.

Debat terakhir ini sekaligus akhir masa kampanye. Dengan begitu pasangan calon tidak memiliki kesempatan kembali untuk melakukan kampanye. Oleh karena itu, debat ini merupakan debat pamungkas untuk meraih hati masyarakat untuk memilih pasangan calon masing masing.

Ketua KPU Jakarta berharap semua aparatur dan penyelenggara negara berada dalam posisi netral yang tidak berpihak pada pasangan calon manapun. Apalagi sampai menjadi bagian dari pemenangan pasangan calon. Oleh karena itu posisi yang netral akan meneciptakan pilkada yang berkualitas dan menemukan pemimpin terbaik bagi DKI Jakarta. Namun, menemukan pemimpin berkualitas juga harus didukung oleh gerakan dan kesadaran pasangan calon. Pasangan calon dituntut untuk turut serta menciptakan pungutan suara yang bersih dan berintegritas. 

Pada taraf ini, pasangan calon diharap tidak mengiming-imingi penyelenggara negara dengan berbagai hal, karena penyelenggara bukan bukan robot yang dapat menggelembungkan suara dan bukan orang yang rela menjual kehormatannya untuk kepentingan sesaat. Oleh karena itu, menang dan kalah dalam setiap kontestasi adalah keniscayaan yang tidak bisa dibantah, dan diharapkan pasangan calon menerima setiap hasil pulkada tahun ini. Yang menang jangan jumawa, yang kalah tidak usah merasa dukalahkan karena siapapun yang keluar sebagai pemenang, pemenang sejatinya adalah masyarakat jakarta. 

Pada sesi pertama debat pamungkas ini pasangan calon menyampaikan visi misinya dalam petsoalan kependudukan dan peningkatan kualitas hidup masyarakat jakarta yang semakin komplek. Kesempatan pertama bicara diberikan pada pasangan calon pertama yaitu Agus-Silvi. Pasangan calon pertama ini mrnganggap bahwa untuk membahas persoalan peningkatan kualitas hidup masyarakat jakarta, terlebih dahulu melihat potret buram kehidupan jakarta. Jakarta sebagai ibu kota masih menyimpan potret buram kehidupan seperti maraknya gizi buruk, luasnya perilaku kekerasan terhadap perempuan dan anak, kota ini juga dikenal sebagai kota yang tidak ramah pada disabilitas dan yang terakhir adalah kota marak dengan penyalah gunaan narkoba. Merubah realitas buram ini tidak semudah membalik telapak tangan tapi membutuhkan seorang pemimpin yang visioner. 

Agus-silvi menganggap dirinya sebagai pasangan visioner untuk merebah realitas itu menjadi lebih baik. Pasangan calon ourut no 1 ini menawarkan Strategi pebanggulangan realitas masyarakat buram itu adalah melakukan optimalisasi pusat pemberdayaan untuk mencegah terjadinyan berbagai kekerasan baik kekerasan kepada anak maupun kepada perempuan, kedua; melakukan rehabilitasi bagi penguna narkoba dan tidak ada ampun bagi pengedar narkoba. Ketiga adalah meningkatkan sarana prasarana bagi penyandang disabilita karema selama ini penyandang disabilitas tidak mendapatlan perhatian bagi gubernur saat ini. Pada taraf ini, penulis memiliki catatan bagi paparan pasangan calon no urut satu ini. 1). Penulis melihat bahwa tawaran solus pasangan calon no urut satu ini adalah tidak ada yang baru, abstrak bukan solusi aplikatif. 2). pasangan calon "gagal" meyakinkan setidaknya bagi saya untuk memilih pasangan calon ini karena tidak inovatif dan paparan membangun jakarta. 3). Dalam paparannya, pasangan ini terkesan fokus untuk menyerang pasangan calon lain khususnya petahana sehingga pasangan ini lalai menawarkan program aplikatif bagi masyatakat jakarta. 

Berbeda dengan agus-silvi, pasangan no urut 2 ini sang petahana ahok-djarot memaparkan berbagai hal yang aplikatif yang sudah dilakukannya selama ini. Untuk menanggulangi kekerasan terhadap anak dan perempuan, pasangan ini mrngklaim telah membangun 188 taman tetpadu ramah anak. Dengan begitu ruang publik bersama keluarga sangat banyak dan disana anak dan orang tua, masyarakat sati dengan lainnya saling peduli dan memperhatikan sehingga meteka dapat menyelesaikan berbagai persoalan kekerasan pada anak dan perempuan melalui sharing bersama. 

Dengan demikian, perempuan memiliki ruang yang nyaman dengan keluarga sambil berolah raga.  Selama ini perempuan di jakarta sudah mendapatkan ruang dalam berkarya seperti adanya PKK contoh PKK Dasa Wisma yang mampu meningkatkan kesejahteraan. Melihat paparan pasangan no urut 2 ini, penulis memiliki catatan. 1). Pasangan calon ini terlalu pede dalam paparannya sehingga menyia-nyiakan waktu yang sangat sedikit diberikan oleh pemandu acaranya. 2). Paparan solusi pasangan calon urut 2 ini sangat monoton dan membanggakan apa yang telah dilakukannya. 

Oleh karenanya tidak ada inovasi program baru kecuali hanya melanjutkan program yang telah ada. 3). Prnilus juga menilai bahwa pasangan calon juga "gagal" meyakinkan masyarakat pemilih melalui Programnya. Tidak jauh berbeda dengan pasangan calon no urut 3, anis-sandy menyampaikan bahwa kota jakarta adalah kota yang tidak ramah pada kekerasan dan anak, tidak ramah pada disabilitas dan amat ramah pada penyalah gunaan dan bandar narkoba. Hal ini dibuktikan dengan jakarta yang memduduki peringkat lima dunia dalam kekerasan pada perempan dan anak dan kecenderungan pengguna narkoba meningkat pesat. 

Oleh karena itu kita harus membalk realitas ini menjadi realitas kota jakarta yang ramah pada kekerasan perempuan dan anak, ramah pada disabilitas dan amat sangat tidak ramah pada narkoba. Ulasan yang lugad dan santun ditampilkan pasangan calon no urut tiga ini menjadi dasar setiap program yang akan dilakukannya. Namun catatan prnulis seperti banyak orang melihat bahwa pasangan no urut 3 ini cenderung teoritis sekali sehingga bisa dianggap "gagal" dalam meyakinkan masyarakat pemilih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun