Mohon tunggu...
Alief El_Ichwan
Alief El_Ichwan Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis

mantan wartawanI Penulis LepasI Menulis artikel-cerpen-puisi-perjalan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Habib Rizieq sebagai Don Kisot

19 Januari 2017   12:12 Diperbarui: 19 Januari 2017   12:24 2739
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah mendengar atau membaca kisah Don Quixote? Bahkan kisahnya menjelma menjadi perumpamaan. Don Quixote karya Miguel de Cervantes. Judul buku aslinya “Don Quixote de LaManca” pertama terbit pada 1605. Supaya gampangnya, disesuaikan dengan lidah Indonesia, maka sebut saja: Don Kisot.

Jika belum pernah mendengar ceritanya, inilah kisah Don Kisot adalah sebuah gambaran kepandiran, kenaifan dan keberanian. Arkian, di sebuah desa bernama La Mancha di Spanyol, hiduplah seorang telah berusia cukup lanjut. Postur tubuhnya jangkung, wajahnya lonjong tirus, sehingga badannya terkesan kurus. Namun demikian, dia memiliki badan yang kuat.

Tidak banyak orang yang tahu masa muda  Don Kisot. Dari penampilannya, dia tak memiliki keistimewaan. Ketika kanak-kanaknya pun dia bukanlah pribadi yang menonjol, malahan tak ada yang ingat, karena dia basajan.

Namun, ada satu kegemarannya sejak dulu, bahwa dia sangat kutu buku. Terutama buku petualangan, sehingga membuatnya terhanyut. Bahkan timbul gejolak dalam dirinya untuk menjadi seorang ksatria.

Dia pun menyiapkan perlengkapan menjadi seorang ksatria. Mencari baju zirah, pedang, tameng, helm besi dengan penutup pelindung muka, hingga mempersiapkan hewan tunggangan. Meski Cuma seekor kuda tua dan lemah, namun semuanya dia wujudkan dengan bentukan angan-angannya.

Salah satu adegan yang menarik adalah saat Don Kisot mengira bahwa kincir angin adalah raksasa jahat. Meski ada yang mengingatkan, tapi tidak digubrisnya. Dia tetap menyerang kincir angin. Tentu saja, jelas babak belur dan memalukan bagi seorang bangsawan.  Konyol memang, tapi itulah pesan dari kisah Don Quixote, karikatur seorang yang gila baca dan memiliki dunia dengan bacaannya. Sisi satirenya, orang yang ingin mewujudkan hayalannya, yang dibentuk melalui imajinasi.

Gambaran Don Kisot mirip dengan Habib Rizieq Shihab. Latar belakang dan riwayat hidupnya, masih sedikit yang diketahui. Bahwa dia pernah mengecap pendidikan di sekolah Nasrani. Selanjutnya, riwayat pendidikan terakhirnya dia lulus dengan mengambil bahasan tentang Pancasila.

Tinggalkan saja soal itu. Mari kita amati sepak terjangnya sebagai Imam Besar Front Pembela Islam (FPI).  Tak puas menjadi imam besar di FPI, dia ingin dikukuhkan sebagai Imam Besar Umat Islam Indonesia. Tindakan ini,  menunjukan mimpi besarnya sebagai pemimpin besar agama Islam. Tentu impiannya ini, ditolak sebagian besar umat Islam di Indonesia. Terlebih dalam sepak terjangnya menyebarkan instoleransi.

Seperti halnya Don Kisot yang berpenampilan ksatria, Rizieq Shihab juga berpenampilan bak seorang Imam Besar. Khas penampilan ningrat kerajaan di Timur Tengah. Selain memakai gamis –sering diejek sebagai daster para ibu -- dia bersorban dan jubah, tak lupa dilengkapi tongkat. Sementara kendaraannya cukup mentereng, yaitu mobil Pajero.

Jika Don Kisot menyerang bangunan Kincir Air, yang dalam imajinasinya sebagai binatang naga, maka Bibieb mengomandoi menyerang segala yang dianggapnya musuh agama (Islam). Setelah berhasil menggalang umat Islam pada demo 411 dan 212, dengan tagar #belaagama dan #belaAl-Qur’an dengan mem-blow up kasus dugaan penodaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).

Setelah itu, dia begitu intens mengapungkan isu Partai Komunis Indonesia (PKI). Imajinasinya yang begitu melambung, maka segala bentuk yang mirip lambang PKI, yaitu palu dan arit disasar begitu rupa. Sehingga sampai rectoverso pada uang kertas pun, disebut lambang komunis. Padahal rectoverso merupakan sebuah teknik cetak khusus pada uang kertas, yang membuat sebuah gambar berada di posisi yang sama dan saling membelakangi di bagian depan dan belakang. Apabila dilihat tanpa diterawang, gambar akan terlihat seperti ornamen yang tidak beraturan. Namun apabila diterawang, rectoverso akan membentuk sebuah gambar yang utuh. Pada uang Rupiah, gambar utuh yang terbentuk adalah logo BI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun