Mohon tunggu...
Ali Efendi
Ali Efendi Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Pemerhati Sosbud dan Lingkungan - Lahir dan tinggal di Kampung Nelayan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ancaman Anomali Cuaca dan Nasib Nelayan Tradisional

28 April 2019   16:36 Diperbarui: 29 April 2019   22:18 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Profesi Nelayan dapat didefinisikan sebagai orang yang secara aktif melakukan pekerjaan operasi penangkapan binatang atau tanaman air dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual. Nelayan pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya. Adapun komunitas nelayan berkaitan dengan orang yang melakukan pekerjaan membuat perahu, mengangkut ikan, pedagang ikan, bahkan isteri dan anak nelayan.

Karakteristik nelayan secara sosiologis berbeda dengan masyarakat petani dalam menghadapi sumber daya alam, karena nelayan mengahadapi sumber daya bersifat open acces yang menyebabkan mereka berpindah-pindah dengan segala resiko yang dihadapi untuk memperoleh hasil dengan maksimal. Kondisi sumber daya yang beresiko tersebut menyebabkan nelayan memiliki karakter yang keras, tegas, dan terbuka.

Di samping itu, nelayan juga mengahadapi dua musim yang tidak bersahabat, yaitu; musim barat dan musim timur di setiap tahun. Problematika lain yang dihadapi nelayan juga sangat kompleks, misalnya; kemiskinan, pendidikan yang tertinggal, perkampungan kumuh, Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nelayan (K3 Nelayan), dan konsumerisme.

Sesuai dengan klasifikasi nelayan terbagi dalam beberapa jenis, di antaranya berdasarkan; statistik perikanan KKP, kepemilikan alat tangkap, nelayan kelompok kerja, wilayah dan perairan tangkap, mata pencaharian, ketrampilan profesi, teknologi yang digunakan, Undang-undang Perikanan, dan sebagainya. Salah satu klasifikasi tersebut adalah nelayan kecil atau nelayan tradisional (peasant-fisher), nelayan yang mengunakan teknologi penangkapan sederhana, umumnya peralatan penangkapan ikan dioperasikan secara manual dengan tenaga manusia, kemampuan jelajah operasional terbatas pada perairan pantai.

Nelayan kecil atau nelayan tradisional merupakan salah satu klasifikasi jenis nelayan di Indonesia berdasarkan Undang-undang nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan. Undang-undang tersebut Pasal 1 Angka 11 berbunyi: "Nelayan kecil merupakan orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yang menggunakan kapal perikanan berukuran paling besar 5 (lima) grosston (GT)".

Ancaman Anomali Cuaca 

Salah satu dampak perubahan iklim (climate change) secara global dengan ditandai meningkatnya suhu permukaan bumi atau yang dikenal dengan istilah pemanasan global (global waming). Beberapa dampak perubahan iklim yang sudah dirasakan saat ini adalah suhu permukaan laut menghangat di atas normal, permukaan air laut meningkat, curah hujan meningkat, angin puting beliung, pergeseran musim dan cuaca ekstrem.

Secara global Indonesia terkena dampak perubahan iklim, kondisi cuaca di Tanah Air dalam beberapa tahun belakangan mengalami penyimpangan atau anomali dari kondisi normal. Anomali tersebut mengakibatkan musim di Indonesia mengalami perubahan, pada saat periode musim kemarau, malah turun hujan beberapa kali. Sebaliknya, saat periode musim hujan, malah datang kemarau berkepanjangan. Anomali cuaca juga mengalami perubahan musim dari biasanya, perubahan waktu musim barat dan musim timur yang mengakibatkan perubahan musim melaut bagi nelayan dan musim libur nelayan.

Berdasarkan kalender tradisional nelayan, musim angin barat yang dihadapi nelayan biasanya terjadi pada minggu ketiga Desember sampai dengan Februari, terkadang sampai minggu pertama Maret. Sedangkan musim angin timur biasanya terjadi Agustus, tetapi tahun ini dua musim yang dihadapi nelayan waktunya telah berubah. Tahun 2019 musim angin barat bergeser pada Januari sampai dengan Maret, sedangkan musim angin timur tahun ini lebih cepat dari biasanya yaitu minggu ketiga April.

Anomali cuaca yang terjadi tahun ini sangat mengganggu aktivitas nelayan tradisional di kawasan Pantura Jawa karena dua musim tersebut tidak bersahabat. Walaupun musim timur nelayan tradisional terkadang masih bisa melakukan aktivitas melaut. Dampak negatif yang ditimbulkan dengan adanya anomali cuaca adalah roda perekonomian masyarakat nelayan jadi terganggu, tentu akan berdampak pada sektor dan sendi kehidupan yang lainnya. Pelaku ekonomi lain yang tergantung pada sektor perikanan dan kelautan juga terganggu.

Solusi Menghadapi Anomali Cuaca

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun