Mohon tunggu...
Analgin Ginting
Analgin Ginting Mohon Tunggu... Human Resources - Penulis dan Motivator Level 5

Peduli, Memberi dan Berbagi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Komunikasi Asertif (1)

26 November 2010   04:16 Diperbarui: 4 April 2017   16:16 9936
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Apakah Anda seorang yang mempunyai kebiasaan berkomunikasi yang asertif? Ahh, asertif ? Apa pula itu yang disebut berkomunikasi secara asertif? Sebelum lebih jauh simak dulu dua situasi dibawah ini.

1. Kebanyakan kita berfikir bahwa kita harus menyenangkan hati atau tunduk
kepada orang lain. Jika kita menentang mereka gelombang kekacauan
akan datang.
2. Jika seseorang mengatakan sesuatu yang tidak kita suka atau bertentangan
dengan pendapat kita ,maka kita sebaiknya diam saja. Lalu kita hindari dan
putuskan komunikasi kita dengan dia.

Jika jawaban Anda menyetujui dua hal di atas, maka Anda boleh dikategorikan masuk ke dalam kelompok orang yang kurang/tidak asertif. Maaf untuk mengatakannya terus terang,. Selama pengalaman saya memandu training komunikasi asertif dua tahun terakhir ini, kebanyakan peserta juga masuk kelompok yang kurang asertif. Dalih mereka umumnya, “kalau kita menentang mereka apalagi atasan kita, atau istri/suami, bisa kacau kita” Jadi lebih baik mengalah lah, mengalah untuk menang. Demikian dalih mereka.

Komunikasi asertif adalah ketika kita dengan tegas dan positif mengekspresikan diri kita. Tanpa maksud mengalah dan juga menyerang orang lain. Apa kah kita harus merasa tertekan saat menyampaikan isi hati kita? Misalnya dalam situasi, seseorang meminjam barang atau uang Anda, dia janji mengembalikannnya katakanlah dalam waktu dua minggu. Ternyata setelah dua minggu bahkan 3 minggu dia belum mengembalikannya. Apakah kita diam, dan berharap dia ingat dan mengembalikannya? Bagaimana kalau dia tidak ingat-ingat terus? Dan kita pun tetap diam. Jangan-jangan kita mengumpat dia dalam hati, akhirnya kita menjadi tersiksa. Tentu langkah yang paling sehat adalah dengan langsung berkata kepada dia, “saya saat ini membutuhkan buku/uang yang Anda pinjam dua minggu yang lalu”. Lalu dengarkan responnya.

Keterus terangan seperti ini lah yang disebut dengan Komunikasi Asertif. Namun tolong Anda jeli akan kata-katanya “ Saya saat ini membutuhkan buku/uang yang Anda pinjam dua minggu yang lalu”. Bukan dengan berkata,” Anda koq pura-pura lupa ya untuk mengembalikan buku atau uang yang saya pinjam?”. Sebab ada dua perbedaan yang sangat besar dalam kalimat di atas, yang asertif kita mengakatan “Saya saat ini membutuhkan......Jadi kita menyampaikan atau mengekspresikan kebutuhan kita. Kalau kalimat yang yang kedua, “Anda koq......” berarti kita menuduh atau menyerang seseorang. Kalimat kedua ini disebut dengan kalimat agresif.

Contoh yang lain misalnya, Anda disodori kopi oleh seseorang ternyata rasanya tidak sesuai dengan selera Anda, katakanlah kemanisan. Kalu Anda diam dan pura-pura tidak ada apa-apa, berarti Anda memilih berkomunikasi secara pasif. Selanjutnya Anda mungkin kapok meminum kopi buatannya. Atau Anda berkata, “Ah kopi yang kamu buat terlalu manis, saya tidak suka”. Nampaknya kalimat ini netral, tapi ini masuk kategori yang agresif. Dampaknya dia akan kapok membuat kopi untuk Anda. Kalimat yang paling asertif adalah : “Saya sebenarnya lebih suka kopi yang tidak terlalu manis”. Dia akan berfikir bahwa dia tidak salah, hanya lidah Anda saja yang kurang pas. Dia senang, dan lain waktu dia kan berkata “saya akan bikin kopi, maunya gula seberapa banyak”. Nah hasil komunikasi asertif ini akan membuat hubungan lebih baik. Yang membuat hubungan kita putus adalah ketika kita dengan diam-diam menjauhi orang lain karena kita tidak setuju dengan dia, dan kita tidak mau berterus terang, atau ketika kita sering menyerang orang lain, dan kapok berkomunikasi dengan kita. Mungkin sebelum kekantor dia sudah berdoa dari rumah supaya tidak bertemu dengan kita. Hahaha.

Jadi kunci pertama untuk berkomunikasi asertif adalah “I Message” Sampaikan perasaan, pikiran atau opini Anda. Tidak ada satu kekuatan pun di dunia ini yang dapat menghambat Anda untuk mengkomunikasikan diri bukan? Selanjutnya kita akan membahasa kunci 2, kunci 3 dan kunci 4. Selamat mencoba gaya baru Komunikasi Anda, komunikasi Asertif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun