Mohon tunggu...
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim
Andin Alfigenk AnsyarullahNaim Mohon Tunggu... Administrasi - biasa saja

orang biasa saja, biasa saja,,,

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Datu Palajau, Tokoh Penyebar Islam di Barabai

11 Juli 2013   20:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:41 3701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13735477171910433577

 

 

Datu Palajau Tokoh Penyebar Islam di Barabai

Oleh: Andin Alfigenk Ansyarullah Naim

 

Datu palajau, tidak diketahui nama asli beliau, adalah seorang ulama yang dipercaya menyebarkan agama Islam di tanah banjar dan menetapkan diri bermukim di desa Palajau saat ini, beliau di duga salah satu anggota rombongan dari Khatib dayan, Datu Palajau juga orang yang diduga mendirikan mesjid di Palajau, kemudian saat ini dinamakan mesjid keramat Palajau.

Angka tahun kedatangan datu palajau tidak dapat dipastikan, tapi bisa diperkirakan tidak lama setelah kemenangan pangeran Samudera dalam merebut tahta kerajaan di Daha dan memindahkan pusat kerajaan ke Banjarmasin, Datu palajau bisa jadi satu rombongan dengan Khatib Dayan atau sesudahnya. Khatib Dayan merupakan pimpinan utusan Kerajaan Demak untuk mengislamkan kerajaan banjar yang baru berdiri beserta seluruh wilayah kekuasaannya.Catatan lain memperlihatkan bahwa pengislaman bukan hanya terjadi di wilayah tradisional kerajaan Banjar yakni seluruh daerah aliran Sungai Dahan atau sungai Nagara yang meliputi sungai tabalong, sungai batang balangan, sungai batang alai, sungai Labuan amas, sungai amandit dan sungai Tapin, namun juga ke wilayah taklukan dan pengaruh kerajaan Banjar lainnya di seluruh wilayah pesisir selatan pulau Kalimantan hingga pesisir Timur dari Sambas di barat hingga Bulungan di Utara, beberapa utusan Demak yang sebagian kerabat wali songo telah mendarat di Kotawaringin dan Paser.

Datu palajau kemungkinan bukanlah seorang Jawa, tapi merupakan berbangsa arab atau keturunan arab, pada masa-masa itu dimana Demak dan Ceribon merupakan dua kerajaan Islam yang didirikan dan dipimpin oleh para wali songo. Wali Songo sendiri adalah istilah yang kita pakai untuk sembilan wali terkenal ditanah jawa, wali songo sendiri tidak sejaman diantara mereka tapi lebih terkait dalam hal nasab dan kemashuran mereka dalam berdakwah. Wali songo merupakan sebuah jaring keluarga keturunan Arab yang menyebarkan Islam ditanah Nusantara dengan mendirikan beberapa kerajaan islam di tanah jawa sumatera dan semenanjung melayu, sebagian kerabat dan keturunan mereka menyebarkan Islam secara politis. Datu palajau disinyalir juga merupakan kerabat Wali songo tersebut atau bisa jadi seorang ulama yang di undang oleh para wali songo untuk menyebarkan Islam di Nusantara.).

Kedatangan rombongan penyebar Islam utusan demak tersebut menyebar keseluruh pelosok kerajaan banjar, yang waktu itu hampir mengusai seluruh kawasan pesisir Kalimantan saat ini. Sebuah rombongan atau lebih di tugaskan di daerah hulu sungai ini, daerah tradisional tempat asal muasal kerajaan banjar dengan penduduk yang banyak di daerah-daerah  muara sungai ,seperti tanjung, kalua, amuntai, alabio, Negara, margasari..  Untuk lebih kedalam aliran sungai labuan amas maka kemungkinan palajau lah yang dipilih untuk berdakwah, untuk aliran sungai batang alai, maka desa Jatuh lah yang kemungkinan dipilih. Namun palajau merupakan daerah pertemuan dua buah anak sungai yang membelah dua, satu ke batang alai, satu sungai lainnya ke Labuan amas, hanya di palajau satu-satunya lokasi pertemuan dua anak sungai antara sungai batang alai dan sungai Labuan amas , Kita belum belum bisa memastikan apakah ada hubungan nasab antara desa palajau dan jatuh, tapi hubungan perkawinan dipastikan ada.

Selain itu, keturunan palajau juga mengadakan ikatan perkawinan dengan keturunan keluarga ulama lain, seperti keturunan keluarga Syekh Arsyad al-Banjari dan keturunan keluarga pamangkih serta keluarga mandingin dan keluarga alawiyin barabai. Keluarga Syekh Arsyad al-Banjari tiga ratus tahun setelah kedatangan datu Palajau merupakan keluarga terkemuka dalam pendidikan Islam ditanah banjar dan Nusantara yang keturunan banyak menjadi Ulama, termasuk juga di Barabai. Barabai pada jaman dahulu lebih dikenal dengan nama Alai yang meliputi seluruh wilayah Timur antara sungai batang alai dan sungai Labuan amas saat ini, wilayah yang secara kasat mata terlihat sebagai bagian dari kaki pegunungan meratus.

Dalam sebuah catatan, Raden Tumenggung, paman dari Pangeran Samudera, yang dikalahkan oleh pangeran samudera dalam perebutan tahta diperintahkan untuk memerintah di daerah Batang Alai dengan penduduk seribu orang. Dari sini kita bisa membandingkan betapa sedikit penduduk waktu itu disini. Setelah perang banjar dan hulu sungai dikuasai belanda, maka kota Barabai dibangun oleh belanda, desa-desa baru bermunculan, belanda telah memerintahkan bahwa rumah-rumah penduduk harus dibangun di pinggir jalan raya agar mudah dikontrol, hal ini lambat-laun seratus tahun kemudian menghilangkan kebiasaan membuat rumah di pinggir sungai dalam adat orang hulu sungai. Selain itu perkebunan Belanda juga mulai merambah daerah daratan kering dan pegunungan meratus dekat Barabai. Akhir abad ke 19 telah dibuka pemukiman baru yang jauh dari sungai, sehingga perpindahan dan pertambahan penduduk di barabai sangat pesat, dan menjadikan percampuran keluarga semakin banyak. Akhirnya hanya sebagian keluarga yang masih mengingat dan mencatat sejarah keluarga mereka. Jaman pembukaan perkebunan juga merupakan salah satu jaman emas dalam perekonomian masyarakat hulu sungai, dimana sebagian dari mereka mulai memiliki perkebunan sendiri, sebagai contoh perkebunan karet, Barabai menjadi primadona karet pada saat itu dan wilayah amuntai serta negara menjadi kota perekonomian baru.

Sebagian dari dampak perang banjar adalah terjadinya migrasi besar diantara penduduk banjar ke daerah sumatera dan semenanjung melayu (Malaysia), hal ini juga terjadi pada banyak keluarga barabai dan Palajau, beberapa catatan dan cerita keluarga palajau masih ada yang seperti itu, sebagian hubungan keluarga masih bisa ditelusuri sebagian lagi hilang. Beberapa tahun ini hubungan dalam dunia maya (internet) telah kembali membuka tali silaturahmi yang terputus (sejak konfrontasi indonesia dan malaysia beberapa dekade silam) antara orang banjar di malaysia dan ditanah banjar sendiri, termasuk barabai tentu saja juga palajau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun