Mohon tunggu...
Alfarabi ShidqiAhmadi
Alfarabi ShidqiAhmadi Mohon Tunggu... Guru - ibnu hamid

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan angkatan 2016

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Belajar dari Mental Baja Kesebelasan Garuda Muda

23 Oktober 2018   22:12 Diperbarui: 24 Oktober 2018   14:02 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Timnas Indonesia U-19 kalah tipis dari kesebelasan Qatar U-19 dengan skor akhir 5-6, dalam ajang piala Asia U-19. Praktis ada 11 gol yang tercipta pada pertandingan tersebut. Dibalik kekalahan tipis tersebut, mental para penggawa garuda muda cukup menjanjikan.

Pada babak pertama, Indonesia tertinggal jauh, yaitu dengan skor 4-1. Mungkin kebanyakan para penonton baik yang di lapangan ataupun penonton di rumah merasa pesimis dengan ketertinggalan tersebut. Terbukti, dengan teriakan yel-yel suporter di stadion yang mulai melemah. Saya pun mulai berasumsi bahwa mental para pemain timnas U-19 akan kendor dengan kondisi tertinggal cukup jauh tersebut.

Namun, semua spekulasi ataupun asumsi tersebut mampu ditepis oleh para garuda muda. Pada awal babak kedua, Indonesia makin tertinggal dengan tambahan 2 gol yang bersarang di gawang Indonesia. Sontak, skor sementara adalah 6-1. Semakin jauh ketertinggalan Indonesia dengan Qatar di pertandingan tersebut.

Siapa menyangka jika mereka punya mental sekuat baja. Tak perlu waktu lama mereka mampu menyodorkan servis bola mati ke gawang Qatar. Tercatat di babak kedua ada 2 gol Indonesia yang berasal dari bola mati, dan 2 gol lagi hasil liukan individu seorang Rivaldo. Alhasil, skor akhir adalah 5-6.

Terlepas dari itu semua, di sini kita bisa melihat jiwa-jiwa muda bermental baja. Dengan segala tekanan bahkan provokasi dari pihak lawan pun tak melunturkan mental mereka selama bertanding. Nah, pemuda dengan mental baja inilah yang kita butuhkan.

Bayangkan saja jika mereka mentalnya lemah, bisa jadi Indonesia makin tertinggal jauh dengan Qatar. Dalam kehidupan pun demikian, apalagi para pemuda pasti memilki segudang cita-cita dan impian. Kejar terus impian itu, apapun yang terjadi, siapapun lawannya kalian harus tetap teguh menghadapinya.

Sebagaimapun jatuhnya kalian, separah apapun itu tetap berusahalah bangkit dan hadapi. Selama waktu belum habis, pertandingan terus bergulir, itu artinya segala kemungkinan masih sangat mungkin terjadi bung. Pertandingan juga tidak bisa kita menangkan, jika kita tidak memiliki semangat dan tekad yang lebih kuat disbanding lawan. Tuhan masih memberi anda nafas, berarti Tuhan belum mengakhiri pertandingan anda di dunia ini.

Sembari menutup tulisan ini, saya simpulkan beberapa pesan terhadap para pemuda dengan berkaca pada kekalahan tipis Indonesia vs Qatar. Coba anda pikir ulang, apa yang sudah saya dapatkan selama hidup ini? Saya mau ngapain di dunia ini? Apa yang sudah saya berikan kepada orang tua saya? Dengan menjawab beberapa pertanyaan tersebut, anda bisa bermuhasabah diri sembari kembali menata niat dan mental. Singkatnya, tetap optimis, percaya diri, dan selalu bermuhasabah diri. wallahua'lam  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun