Mohon tunggu...
Naufal Alfarras
Naufal Alfarras Mohon Tunggu... Freelancer - leiden is lijden

Blogger. Jurnalis. Penulis. Pesilat. Upaya dalam menghadapi dinamika global di era digitalisasi serta membawa perubahan melalui tulisan. Jika kau bukan anak raja, juga bukan anak ulama besar, maka menulislah. "Dinamika Global dalam Menghadapi Era Digitalisasi" Ig: @naufallfarras

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Perhatikan Keamanan Pribadi Sebelum Transaksi Followers

17 Juni 2019   15:15 Diperbarui: 17 Juni 2019   20:00 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: adorama.com

Followers atau pengikut biasa dikenal melalui media sosial seperti Twitter, Instagram, Facebook, serta penyedia jasa e-commerce lainnya. Banyak pengguna yang menginginkan followers dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat.

Padahal, pengertian pengikut dalam keseharian diartikan apabila mampu menarik perhatian pihak lain baik dengan kemampuan dan keunikan yang dimiliki maupun pengaruh yang membawa manfaat bagi pihak lain.

Kehidupan masyarakat yang serba instan dan cepat, maka followers akun media sosial berjumlah ribuan hingga jutaan dapat diperoleh dalam kurun waktu kurang dari 24 jam. Transaksi jual beli followers menjadi alternatif pilihan masa kini.

Pengguna jasa jual beli followers biasa diperlukan oleh para pelaku bisnis online dalam menambah tingkat kepercayaan dan keyakinan konsumen terhadap akun bisnisnya.

Saat Pemilu 2019 kemarin, para kandidat juga diperlukan followers dalam meningkatkan jangkauan terhadap pesan yang ingin disampaikan pada masa kampanye.

Selain itu, publik figur kerap menggunakan jasa followers dalam usahanya mendongkrak popularitas di media sosial.

Aturan Transaksi Followers di China

Followers atau pengikut palsu kerap digunakan dalam interaksi di media sosial. Akan tetapi, kegiatan ini bila dilakukan di China merupakan tindak melanggar hukum yang dapat berujung pada hukuman bui.

Insiden yang terjadi menimpa platform Weibo yang sering disebut sebagai Twitter versi China.

Pada 2015, Gaofei Wang selaku CEO Weibo mengatakan bahwa Weibo kerap digunakan para eksekutif atau perusahaan dengan tujuan memperluas bisnis di China serta sebanyak satu juta akun telah diverifikasi sebagai pengguna resmi.

Berdasarkan laporan Abacus News, kepolisian Beijing telah menangkap seorang pria akibat bertransaksi berupa penjualan followers palsu di platform Weibo guna menaikkan popularitas dunia maya seorang selebriti lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun