Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kudeta: Mantan Presiden Seusil Mantan Pacar

29 September 2015   20:25 Diperbarui: 3 Oktober 2015   11:18 3195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Selamat pagi, siang, sore dan malam buat semua hati yang pernah ditinggalkan. Salam move untuk kita semua yang pernah menyandang status sebagai mantan.

Dalam kesempatan yang tidak menyenangkan seperti sekarang, saat ekonomi global sedang melemah, kabut asap sangat serius mengancam masyarakat Kalimantan dan sekitarnya, sebenarnya kurang elok jika saya harus melanjutkan artikel soal Pak Mantan. Namun sebagai profesional Pakar Mantan, maka artikel ini tetap harus saya tulis tanpa nada-nada prihatin.

Malam ini saya tiba-tiba terhenyak, sama seperti Pak Mantan yang tiba-tiba membahas isu kudeta militer terhadap Presiden Jokowi pada acara bedah buku di kantor Centre of strategic and internasional studies (CSIS) Jakarta Pusat, Senin kemarin.

Jujur saja saya tidak ada di lokasi saat Pak Mantan tanpa angin tanpa hujan mengatakan mengecam jika ada isu kudeta militer yang berhembus di kalangan TNI terhadap penguasa saat ini.

"Kalau ada pemikiran militer melakukan kudeta sekarang ini saya yang paling depan katakan menolak, tidak setuju." 

"Kudeta bukan cara elok dalam demokrasi. Ada mekanisme, presiden punya ruang komunikasi dengan panglima dan Kapolri. Sampaikan dengan jelas. Kalau kudeta, demokrasi kita akan tercoreng."

Dari dua ucapan Pak Mantan yang paling tidak memprihatinkan ini, saya juga tiba-tiba mampu berpikir sangat rumit tentang banyak skenario kemungkinan. Ini politik bro. Namun serumit apapun, sebagai Pakar Mantan, saya tentu sudah punya pandangan yang mungkin akan menterhenyakkan golongan manusia basah atau barisan sakit hati.

Pak Mantan sepertinya sedang dalam krisis sosial dan kesepian yang sangat akut. Sebelumnya Pak Mantan menegaskan bahwa dirinya bukan calon Presiden. Entah maksudnya apa, namun yang jelas publik tidak mau menerima bola liar ini. Saya pun sebagai Pakar Mantan sudah menayangkan episode CLBK atau Cinta Lama "10 tahun" Berasa Kurang. Dan kini Pak Mantan membahas isu kudeta. 

Kemungkinannya ada 2, memang ada isu kudeta di kalangan TNI atau Pak Mantan sudah bergabung dengan beberapa grup FB yang setiap hari berpikir bagaimana caranya menjatuhkan Presiden Jokowi. Untuk kemungkinan ke 2, kita harus abaikan. Biarlah, suka-suka Pak Mantan mau bergabung ke grup mana. Toh Pak Mantan juga rakyat jelata yang bisa sakit jiwa jika Presiden Jokowi lebih berhasil dibanding dirinya.

Meski status saya sebagai pengamat belum mencapai level pakar, namun saya sangat mengerti dan jeli dalam berpikir politik serta efeknya. Pernyataan Pak Mantan harus ditanggapi sangat-sangat serius oleh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. Mengapa? Pertama yang membahas isu kudeta dan ingin pasang badan adalah Pak Mantan, yang merupakan Mantan Jenderal, politisi pimpinan partai serta penyanyi yang cukup produktif menulis lagu dan liriknya. Kedua, jika pak mantan melalukan pembelaan atau membahas, artinya memang ada isu kudeta di kalangan TNI.

Jika saya adalah Jenderal TNI saat ini, maka saya akan langsung mengadakan rapat tertutup guna menyelidiki adanya isu kudeta tersebut. Karena bagi saya, benar atau tidak adanya isu kudeta, apa yang disampaikan Pak Mantan jelas sangat memalukan serta memperolok TNI yang selama ini sangat dibanggakan oleh masyarakat. Apa iya ada isu kudeta militer di kalangan TNI? Jika benar ada isu di kalangan TNI, maka Jenderal Gatot Nurmantyo harus segera memberi peringatan keras serta sanksi pada anak buahnya. Namun jika tidak benar, beliau harus melayangkan protes keras terhadap Pak Mantan karena sudah membawa-bawa nama baik TNI. Inilah sedikit pandangan Alan Budiman sebagai pengamat yang belum mencapai level pakar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun