Mohon tunggu...
Alam Semesta
Alam Semesta Mohon Tunggu... Desainer - Instructional Designer

Pengajar Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia di Zhejiang Yuexiu University of Foreign Languages, China. Gemar membaca, menulis, dan makan-makan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bidadari Tiongkok Berselendang Nusantara

9 Mei 2019   05:00 Diperbarui: 9 Mei 2019   17:22 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan Dyah dan Alvita Menari Sebagai Bidadari/Dokpri

Bidadari-bidadari itu di situ. Mereka sedang menari. Elok gerakannya. Namun, ada yang tidak biasa. Paras mereka tidak sama dengan gambaran bidadari yang orang tahu. Berbeda dengan yang diurai di cerita-cerita tersohor. Bidadari-bidadari itu juga belum lancar bertutur. Mereka terdengar lucu saat berbicara. Bukan karena yang mendengar tidak mengerti tutur kata mereka. Mereka juga tidak berbahasa  peri. Tapi bidadari-bidadari itu, kadang-kadang terbelit lidahnya saat bicara.

Bidadari-bidadari itu tidak turun dari langit. Mereka dipilih dari negerinya. Dilatih khusus berbicara dalam Bahasa Indonesia. Diarahkan dan dibimbing selama dua bulan supaya bisa gemulai. Gemulai menari dalam iringan gamelan. Terampil bercitra diri seperti lakonnya. Bidadari-bidadari itu menghibur dan meghasilkan tawa. Tepuk tangan meriah diberikan kepada mereka. Itulah bidadari-bidari dalam pertunjukan teater di Balai Bahasa UPI Bandung berjudul "Lelaki yang Menikahi Bidadari".

Dyah dan Alvita adalah dua mahasiswa Yuexiu dari Tiongkok yang turut berperan dalam teater tersebut. Nama yang digunakan di sini adalah nama panggilan keduanya dalam bahasa Indonesia. Baik Alvita maupun Dyah menyatakan tantangan paling berat dalam pertunjukan ini adalah menyelaraskan tarian dengan iringan gamelan. "Menguasai iringan musik itu adalah masalah, jadi saya selalu bingung kapan memasuki panggung," ungkap Dyah tentang perannya sebagai bidadari.  Selain berperan sebagai bidadari, Dyah juga memainkan peran sebagai ibu Nawang Wulan. Bermain sebagai ibu Nawang Wulan menurutnya bahkan lebih sulit. "Citra saya secara keseluruhan tidak sesuai dengan citra Ibu Nawang Wulan. Saya tidak pernah coba peran sejenis ini, bagi saya lebih sulit daripada bidadari karena emosi keseluruhan Ibu Nawang Wulan sangat kuat," ungkapnya.

Adegan Dyah Menjadi Ibu Nawang Wulan/Dokpri
Adegan Dyah Menjadi Ibu Nawang Wulan/Dokpri
Baik Dyah maupun Alvita sangat senang berhasil  tampil di pentas teater ini. Melalui pesan WeChat yang dikirim ke saya, Alvita mengatakan ia senang sekali dapat belajar teater. "Kalau kesan ikut drama saya kira ini memang pengalaman yang cukup seru dan saya merasa lebih dekat dengan Indonesia dari sudut kebudayaan dan sastra. Kalau (kesan yang saya peroleh) dari cerita, semua hubungan harus dimulai dengan kejujuran bukan kebohongan," ujarnya ketika saya tanya mengenai kesannya tampil dalam pertunjukan tersebut. Ditegaskan pula oleh Dyah bahwa penampilan teater ini memberi kesempatan belajar baginya, "Saya pikir bahwa ini adalah pengalaman yang sangat berharga dan saya (telah) mengalami (kesempatan belajar) kebudayaan (dan) sastra Indonesia.

Kesempatan belajar di Indonesia dan mengalami interaksi dengan masyarakat Indonesia tentunya telah memperkaya pengalaman hidup Dyah dan Alvita. Optimisme mereka saat pamit untuk belajar di Indonesia setahun yang lalu tidak pernah saya lupakan. Keceriaan dan semangat yang semakin membara justru semakin mereka tunjukkan setelah berada di Indonesia. Tidak lama lagi mereka akan kembali ke kampus. Kembali ke kampus untuk menunaikan tahun terakhir studi mereka di Jurusan Bahasa Indonesia. Pengalaman di Indonesia tentu akan memberi warna yang indah dalam kehidupan mereka. Mereka akan kembali  ke Tiongkok sebagai bidadari-bidadari berseledang nilai-nilai budaya nusantara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun